Chapter - 8

602 57 5
                                    

^^^^ 안녕 ^^^^

-----------------------------------

Lebih cepat.
"TZUYU-YA.."

Yeoja itu, yang tengah duduk didepan sebuah bangunan bertingkat, perlahan menoleh kearahnya dengan matanya yang membulat kaget.
.
Tzuyu POV,

Aku merasa udara disini semakin lama semakin dingin saja dan itu membuatku mulai merasa sangat mengantuk. Kehangatan yang menipis, benar-benar membuatku kepalaku terasa sangat berat dan lelah.
Aku ingin terlelap, meski aku tahu dalam kondisi seperti ini, aku jelas tidak boleh sampai jatuh tertidur.

"TZUYU-YA!"
Entah ini delusiku atau apa, aku seperti mendengar sebuah suara, suara yang sangat kukenal. Membuatkan kemudian menoleh mencari asal suara itu.
Dan sekarang, hanya berdiri beberapa meter dariku, aku melihat sosoknya, Mina Eonni, sedang menatap kearahku sambil terus berlari.
"Eonni.."
Mataku membulat tak percaya melihat kehadirannya disini. Namun aku masih duduk meringkuk dengan memeluk kedua lututku untuk sekedar meredam rasa dingin yang terus saja menyerang tubuhku.

"Tzuyu-ya.." terdengar suara Mina Eonni sedikit bergetar. Nafasnya terlihat tersengal dengan wajahnya yang memutih pucat. "Gwenchana? Kau baik-baik saja, kan?"
Dia ikut duduk tepat dihadapanku sekarang. Aku memandanginya. Mata dari pemilik wajah putih pucat itu kini sedang menatapku. Bisa terlihat dengan jelas ekspresi kekhawatiran yang terbayang disana.

"Ne.." jawabku pelan karena aku semakin merasa kedinginan sekarang. "Gwenchana."
Namun aku benar-benar terkejut saat melihat ada bekas luka dengan darah mengering di pelipisnya sekarang. Tanganku bergerak begitu saja untuk menyentuh kepalanya itu.
"Eonni.. keningmu-"
"Gwenchana." Potongnya cepat sambil menjauhkan kepalanya dari jangkauan tanganku. Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, dia langsung menggerakkan kedua tangannya dan menyampirkan sebuah jaket tebal kesayangannya kearah tubuhku. Tangannya yang dingin seperti es membuatku tersentak.
Aku baru sadar baju seperti apa yang sekarang sedang ia pakai.

"Eonni.." tanganku bergerak, menahan gerak tangannya yang kini sedang menarik resleting jaket tebal dan hangat itu. "Mana jaketmu? Kenapa hanya ber-sweater begitu?"
Dia menghentikan gerakannya dan menatap lagi kearahku. Tatapannya begitu menusuk, dan entah ada apa denganku,
Rasanya tatapan ini menghadirkan satu getaran aneh di dalam hatiku. Getaran yang tidak pernah kurasakan sebelumnya, Sejak tujuh tahun yang lalu kami bersama. Dan aku... aku mulai menyukai tatapan mata itu.

"Tenanglah. Baju ini sudah cukup hangat dan tebal. Palli Kkaja. Kita harus segera kembali ke dorm. Mobil eonni tinggal satu kilometer dari sini. Apakah kau masih sanggup berjalan?"
Aku menghela nafas sebentar. Semburan karbondioksida yang mengepul bagai asap itu kembali terlihat. Semakin malam terasa sekali bahwa suhu di daerah ini semakin rendah.
"Ne.. kurasa aku masih bisa.." jawabku sambil berusaha berdiri. Namun..
"Tzuyu-ya.." tubuh itu dengan sigap menahan tubuhku. Lagi, bisa kurasakan tubuhnya terasa begitu dingin. Ini di tengah badai salju dan dia berlari sejauh satu kilometer kesini hanya dengan menggunakan sebuah sweater putih seperti itu.
Apa dia sudah gila?

Tiba-tiba mataku membulat lagi saat melihatnya duduk dengan posisi membelakangi di depanku. Aku mengerjap-ngerjap menatap kearahnya.
"Naiklah.."
"Eonni.." suaraku mulai bergetar, di antara menahan rasa haru dan juga dingin.
"Kkaja, Tzuyu-ya.. disini benar-benar dingin sekali.."
Meskipun sedikit ragu, akhirnya aku mendekat kearahnya dan perlahan mulai naik keatas punggungnya. Aku menghela nafas. Bagiku ini seperti dejavu. Tujuh tahun yang lalu aku juga pernah membawa tubuhnya dengan posisi seperti ini.

I'll Be Waiting [It's Okey Even If It Hurts]✓[END] MITZU❤️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang