4. Teman Seperkumpulan

584 94 10
                                    


°°°




Berbicara soal teman, jelas kalian sudah tau bukan siapa teman yang dimaksud disini. Lima sekawanan yang entah bagaimana bisa dekat satu sama lain.

Narendra Julian, Elang Chandra, Jevano Bagas, Randi Harjuan dan Mark Aditama.

Banyak cerita tentang mereka. Entah sudah berapa banyak hal yang mereka lalui bersama. Jatuh bangun menghadapi segala macam warna kehidupan dunia yang tak selalu cerah. Mungkin kota Bandung saksinya, ada persahabatan laki-laki yang sedekat urat nadi ini.

Sebenarnya yang paling tidak disangka adalah bagaimana bisa Mark si ketua osis ternyata berteman baik dengan Elang si pecicilan.

Pernah dengar kata kamuflase? Ah, tidak separah itu juga sih. Hanya, menjadi orang lain didepan banyak orang karena terbiasa.

Bukan sebuah paksaan. Melainkan kebiasaan menunjukkan sisi lain dihadapan orang yang tidak ia dekat.

Mark dikenal sebagai ketua osis yang idaman. Sopan, santun, ramah, pokoknya bagi para adik kelas, Mark adalah kakel paling sempurna.

Nyatanya dihadapan mereka Mark hanyalah seorang pemuda receh yang menggilai buah semangka. Bahkan bisa saja memakan semangka dengan nasi.

Dimata semua orang, Jevan adalah siswa berprestasi dengan wajah cuek dan kalem. Dimata kawanannya, Jevan tak kalah receh dari Mark.

Ah tapi masih lebih receh Mark sih. Asal kalian tau, Mark itu receh abis!

Saat diam atau berwajah datar, Jevan terlihat menyeramkan. Tapi saat tersenyum atau tertawa, wajahnya berubah dengan mata sipitnya yang melengkung seperti bulan sabit.

Cuek-cuek begitu, Jevan ini sebenarnya paling gampang dibodohi.

Berbeda lagi dengan Naren. Yah, seperti yang diketahui, Naren paling rajin memuji orang disekitarnya. Tapi ketahuilah, Naren orang nomer satu yang paling suka menghina-dina Elang.

Elang yang ternistakan

Naren punya kebiasaan paling aneh, atau bahkan paling langka. Pemuda itu penggila kopi. Ah, lebih tepatnya penggila rasa. Rasa yang dimaksud itu sangat ekstrim.

Saat memakan bakso, atau mie kuah, Naren mencampur daun bawang nyaris hingga kuahnya tertutupi. Saat ia ingin mengemil, ia bisa saja memakan gula merah langsung-langsung.

Dan ekstrimnya lagi, Naren itu penggila kopi hitam 8 shots. Syukur-syukur Naren masih sehat sejahtera sampai sekarang.

Teman-temannya hanya berharap Naren tidak mati muda. Terutama Jevan. Bukan apa-apa, Naren pernah melempar sepatu Jevan kesungai waktu mereka kecil.

Fyi, diantara kelimanya, Naren dan Jevan berteman sejak kecil.

Lalu Randi. Didepan semua orang, Randi adalah cowok mungil yang ramah, rapih, murah senyum dan lembut.

Hohoho, beda jauh kalau didepan teman-temannya. Randi galaknya melebihi Kak Ros sekalipun.

Lalu Elang? Tidak usah ditanya. Anak itu dimanapun dia berada selalu begitu. Tak ada bedanya memang.

Mark setahun lebih tua dari Randi, Jevan, Naren dan Elang. Setelah lulus, Mark tetap melanjutkan kuliahnya dikota Bandung.

Sibuk dengan dunia perkuliahan, Mark tetap tidak melupakan dunia perkumpulannya dengan empat manusia setengah setan itu.

Demi apapun, Mark sepertinya lupa atas alasan apa ia bisa berteman dengan para adik kelas itu?

Seperti saat ini. Menjelang akhir semester, tandanya tak lama lagi mereka akan memasuki fase dimana mereka akan disibukkan dengan persiapan ujian. Menyempatkan diri untuk bersantai bersama sebelum satu persatu akan sibuk dengan urusan masing-masing.



Tentang NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang