Epilog

706 72 9
                                    

"Hanindhiya!"

Hanin dan Jevan yang berjalan beriringan itu kompak menoleh kearah sumber suara.

Tampak Nada dan Naren yang berjalan cepat menyusul mereka.

Navida Windy yang terlihat anggun dengan kebaya biru muda yang dikenakannya. Rambutnya yang kini berwarna cokelat terang diikat dan disampirkan dipundak kanannya.


"Gila, ini Hanindhiya?!" pekik Nada menatap penampilan Hanin dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Naren ikut terkagum. "Wah, Hanin"

Hanin yang jadi pusat perhatian itu mengalihkan wajah risih. "Aneh ya?"

Jevan, Naren dan Nada kompak menggeleng cepat.

"Cantik Nin, dibilangin daritadi juga" ucap Jevan meyakinkan kekasihnya itu.

"Sumpah cantik gila, sampe pangling gue" tambah Nada.

"Asli beneran Nin, cakep!" Naren menambahkan.


Pasalnya, Hanindhiya Lauva gadis sederhana yang selalu berpenampilan simple dan rapih, bahkan sejak SMA hingga sekarang. Rambutnya selalu diikat ekor kuda dengan poni rapih yang kedua sisinya memanjang.

Hari ini, Hanin berpenampilan beda. Dengan kebaya biru muda yang sama dengan Nada, dan yang paling buat kagum adalah gaya rambutnya yang berubah. Sebagian rambutnya tergerai sementara setengahnya tetap diikat.


"LOH, ELSA?!"


Baik Nada, Naren, Jevan juga Hanin sudah hafal betul suara ini.

"Widih, gadis Bandung--- Eh lupa udah bukan gadis lagi. Dah ibu-ibu ya???" ledek Elang buat Nada melotot sebal.

"Kenapa malah berdiri didepan gini, Kak?? Ayo masuk!" ajak Erin yang sedari tadi mengekori Elang.

"Erindaa!" sapa Nada bersemangat.

"Heh, Nad lo kayak Elsa sumpah. Nanti Hanin jadi Anna deh" celetuk Elang yang sebenarnya tak nyambung.

Hanin mendelik. "Iya, lo jadi sven kan"

Gelak tawa dari yang lainnya terdengar menertawai Elang yang kini menampilkan wajah datarnya.

"Udah ih, napa jadi berdiri didepan gini dah? Ayok masuk!" kali ini Elang yang mengajak.

"Bentar atuh Randi juga belom dateng" sela Naren diangguki yang lain.

"Eh iya Kak Jevan, Laras belum dateng??" tanya Erin.

Jevan menggeleng. "Tadi mau dijemput tapi katanya dia dateng bareng Juan"

"Eh Rin, Niana diundang juga?" tanya Naren tiba-tiba.

Erin mengangguk. "Niana Lestari kan? Diundang kok"

"Anjiiirrr, Randi ketemu mantannya dong!" seru Elang heboh.

"Niana itu mantannya Randi?" tanya Nada yang tak tahu menahu.

Jevan mengangguk. "Mereka pacaran waktu SMA"

"Niana udah nikah loh" ucap Erin buat yang lain berseru kaget.

"HAHH??"

"Sumpah nikah muda?!"

Erin mengangguk. "Kayaknya udah lima bulam yang lalu deh. Dia dijodohin sama temen sekelasnya"

Hanin melongo. "Berarti dua-duanya adik kelas kita dong..."

Suara rem mobil buat mereka serempak menoleh. Sebuah mobil hitam baru saja parkir dibelakang mereka.

Setelah mobil itu terparkir dengan sempurna, sang pemilik pun keluar. Randi Harjuan dengan gagahnya.

Tentang NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang