11. Alun-Alun

447 91 8
                                        

-Taman Alun-alun kota Bandung-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Taman Alun-alun kota Bandung-






°°°





Elang Chandra belum pernah merasa sesayang ini kepada perempuan selain adiknya dan sang Mama. Hidupnya selalu santai, tak pernah mau terlarut dalam kesedihan ataupun kegalauan tentang cinta.

Elang pernah pacaran. Selang empat bulan, Elang memutuskan pacarnya karena keduanya tak lagi serius dalam menjalani hubungan. Galaunya Elang tak pernah berkepanjangan.

Elang pernah naksir adik kelas, tapi belum sempat PDKT adik kelas itu sudah memiliki pacar. Seperti yang dibilang, galaunya Elang itu beda. Yang paling sering dilihat, ia akan duduk memangku gitarnya sambil menyanyikan lagu galau. Entah dipojok kelas, dibangku koridor, dikantin, belakang sekolah, atau tempat tongkrongan lainnya.

"Oh tuhan~ kucinta dia~ kusayang dia, rindu dia, inginkan dia~"

Lalu disahut oleh Randi.

"Tapi dianya engga"

Elang refleks mengumpat.

Navida Windy jelas bukan cinta pertama Elang. Masih ada gadis sebelumnya yang pernah ia cintai dengan sepenuh hati. Tapi patut diakui Navida Windy memberikan efek berbeda buat Elang Chandra.

Nada gadis pertama yang mampu buat Elang tak bisa tidur hanya karena memikirkan gadis itu. Nada buat Elang tersadar, cinta bisa serumit ini.

Karena disisi lain, ada Narendra Julian.

Jujur saja bagi Elang, para sahabat laknatnya itu berharga. Kalau Elang mengatakan hal ini didepan mereka jelas mereka akan mendelik geli atau Randi bisa saja menjedotkan kepalanya ditembok.

Setidaknya didunia ini ada orang yang paham dirinya bahkan saat ia sedang tertawa menutupi kesedihannya.

Elang masih ingat jelas, saat pertama kali ia memandang mata Nada terpana. Saat itu diperpustakaan, dimana untik pertama kalinya Elang merasa dikalahkan oleh gadis itu. Saat Nada menarik kursi Elang dan membuatnya jatuh dengan tidak elitnya.

Tawa lepas Nada masih terngiang diotaknya. Wajah cerahnya dengan mata indah itu terus terbayang diingatannya. Nada dengan sejuta pesonanya buat Elang jatuh cinta. Dan rasa ingin memiliki itu jelas ada.

Siang itu, taman di alun-alun kota Bandung menjadi tempat dimana keduanya akan bertemu langsung. Elang dan Nada. Entah mengapa tempat itu menjadi pilihannya, Elang sendiri tak tau harus berbicara apa dihadapan Nada.

Untuk pertama kalinya, pertemuan keduanya terasa canggung. Baik Nada maupun Elang, keduanya sama-sama bingung untuk memulai pembicaraan.

Elang bersumpah akan mencatat hari ini sebagai hari bersejarah dimana seorang Elang Chandra merasa canggung dengan seorang gadis.

Tentang NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang