Part 7_Berani mencintai berani sakit hati

1 3 0
                                    


Assalamualaikum

Bismillahirohmanirohim

.

.

.

Bukan tentang siapa yang mencintai, bukan pula siapa yang dicintai melainkan siapa yang pintar menjaga hati.

_Friend Or Fake_


POV 1 Deolinda

"Diamku adalah caraku menyembunyikan masalah, apakah salah? jika aku salah tegurlah aku, jika aku kehilangan arah tolong kasih tahu aku."

"Kalian adalah penyemangatku, selain orang tua dan kerabat-kerabatku aku lebih dekat dengan kalian. Berani cerita tanpa basa basi sampai hilang rasanya sakit hati. Dan dengan kalianlah aku tersenyum bahagia."

"Kamu sahabat-sahabatku maafkan aku jika mulai detik ini sifatku berubah, acuh tanpa sebab, diam seketika dan jarang kumpul bersama."

"Sebenarnya aku tidak mau seperti ini, tapi hati sudah terlalu sakit dan pikiran menginginkan untuk jauh sejenak."

"Ini sebenarnya juga bukan aku, rapuh gara-gara hal yang tidak berguna sama sekali, aku menyadarinya tapi kenapa aku berani maju untuk memperjuangkanya."

" Astaghfirullahaladzim...Sadar Deolinda tidak boleh cengeng seperti ini, kamu sudah dewasa, kamu kuat. Lepaskan dia dengan ikhlas."

"Ayo bangkit jangan egois. Tersenyumlah di dunia ini masih banyak yang terbaik untuk dirimu."

Strong dan Tersenyunlah....

.

.

.

Setelah pulang dari ngaji, tak ada obrolan lagi Deolinda melangkahkan kaki menuju rumah dan ke kamar terus berbaring.

Tetes demi tetes terus mengalir membasahi pipi, ya itulah air mata ada sebab di balik tetesanmu.

"Layar ponsel yang setiap harinya ada notifikasi dari kamu kini tak ada secuil pun, sebenarnya ini salah siapa? salah aku apa salah kamu? aku benar-benar tidak merasa bersalah." Ucap Deolinda sembari melihat layar ponselnya buka WA terus kembali layar utama itu yang dilakukannya sambil berbaring di atas kasur.


***

Selesai ngaji Indira, Aqila dan Hidayah berjalan bersama menuju rumah masing-masing. Dalam perjalanan tiba-tiba ada motor yang berhenti di depan mereka bertiga.

"Sstttttt.." Suara motor laki-laki pakai peci hitam yang sedang rem mendadak.

" Astagfirullahalazim." Serentak Ucap mereka bertiga.

"Kalau mau parkir jangan di tengah jalan, Ini bukan tempat parkir." Ucap Aqila dengan jengkel.

"Maaf ya, saya ada perlu dengan Hidayah sebentar." Jawab Laki-laki itu.

"Kalau mau ngomong langsung saja tak perlu basa basi, langsung disini." Gumam Indira tegas.

"Iya-iya cuman mau nitip ini  yang aku pinjem dari Jalal tadi dia kagak masuk ngaji katanya mau di buat besok, nitip ya!" Ucap Andre pelan tatapan matanya tertuju ke Hidayah ditambahin senyum manisnya.

Friend Or FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang