Part 6_Candu

1 3 0
                                    


Assalamualaikum

Bismillahirrahmanirrahim

.

.

.

Tak selamanya selalu datang tepat layaknya fajar dan bisa jadi renggang layaknya langit dan awan.

_Friend Or Fake_

Kejadian kemarin menjadikan Deolinda sadar dan mengambil pelajaran terbesar, tak selamanya yang dia cintai benar-benar tulus sayang dan cinta pada dirinya.

Dia sadar hanya cinta Kepada Rabb_Nya yang tidak membuat terluka.

.

.

.

Sepulang dari rumah Indira, Deolinda sedikit lega rasa beban yang menguras pikirannya sedikit demi sedikit berkurang. Rasa sakit hati yang kian mendalam lumayan reda menumbuhkan semangat agar air mata ini jatuh kepada orang yang tidak tepat.

"Hanya sosok laki-laki yang belum tentu jadi imam sampai menjatuhkan air mata dan menurunkan nafsu makan. Kagak, itu nggak Deolinda." Gumam Deolinda sendirian di depan kaca kamarnya.

Deolinda mencoba menguatkan dirinya, jangan sampai air matanya menetes untuk cowok yang kagak bertanggung jawab itu.

Allah akbar....Allahu Akbar....
Terdengar suara adzan maghrib berkumandang.

Deolinda bergegas berangkat mengaji mengambil mukena, kitab dan Al-Quran yang harus di bawahnya.

Dia langsung menuju ke tempat mengaji tak seperti biasanya yang mampir, kumpul dan makan dahulu di rumah indira sebelum berangkat.

Entah apa alasan Deolinda? Dia langsung menuju ke tempat mengaji.

Sampai di tempat ngaji Deolinda mengambil air wudhu ketika kembali tiba-tiba dari belakang,

"Bakkk,,,," Usil Hidayah.

Suara dan tepukan tangan di pundaknya membuat Deolinda kaget.

"Tumben kaget! biasanya anti kaget lagi galau ya?" Candaan Hidayah.

"Kagak kok biasa aja." Jawab Deolinda muka cuek sambil meneruskan
Langkahnya menuju lantai 2.

Iqomah berkumandang.
Allahu Akbar..Allahu Akbar Ashaduallah IlahaIllallah.. wa asyhadu anna muhammadar Rasulullah Haiya Alassalah.. Haiya Alal Falah..Qotqomatisalah-Qotqomatissalah Allahu Akbar-Allahu Akbar Lailaha IllaAllah.

Obrolan mereka berhenti sampai di sini, tak seperti biasanya shalat berjamaah di aula bawah bareng sama sahabatnya. Kini, Deolinda pisah sendiri berjamaah di lantai dua.

Setelah sholat berjamaah, seperti biasanya ngaji Al -Qur'an sebelum di mulai dan ustadzah belum datang para santri melafadkan Asmau Husna.

Hari ini berbeda Deolinda yang tiba-tiba menjadi pendiam semua menjadi candu terutama sahabat-sahabat nya itu.

Deolinda duduk berjauhan dari sahabat-sahabatnya, entah dengan alasan apa? apa dia hari ini pengen menyendiri atau ada alasan lain yang membuat dia menjauh.

Friend Or FakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang