11 | DALAM SATU CERITA

155 44 117
                                    


Terimakasih sudah membaca sejauh ini
✧.*ೃ༄˚ · .✦ ˚ · .· •. * .·•. ✶˚ · .· ✎





"Mah, Belin pulang."

Wajah cantik itu balas menatapnya dari pantulan cermin. Entah sudah berapa lama Belin berdiri di sana, mengucapkan beragam kalimat untuk menyapa orang rumah yang sebentar lagi akan ia temui.

"Hai, Ma! Belin kangen!"

Ketika menyerukan kalimat tersebut, binar di kedua manik cokelat terangnya tidak terlihat ceria, justru redup. Belin tahu pasti Mamanya akan meneriaki dirinya lebih dulu sebelum akhirnya menahan dirinya agar tidak berangkat kemana-mana lagi.

"Haaah... mau ketemu keluarga sendiri aja segini nervousnya."

Belin merapikan rambutnya dengan jari-jari tangan. Dulunya, bertahun-tahun lalu, rambut Belin selalu panjang, bergelombang dan merah-kecoklatan. Tapi sejak sibuk menyelesaikan skripsi hingga sekarang, rambutnya hanya mencapai di bawah bahu sedikit, berwarna cokelat gelap dengan bagian bawah sedikit keunguan. Tidak tahu kenapa, dirinya malas terlihat cantik. Kalau lihat foto-foto lama, Belin jadi tertawa sendiri, sebab penampilannya yang sekarang terbilang sangat santai, no make up, pakaiannya juga lebih banyak kaos longgar dan kemeja biasa. Kadang pakai hoodie kalau curah hujan di stasiun riset sedang tinggi. Night routine-nya sudah punah, tak pernah lagi Belin lakukan. Sekarang tiap datang bulan, ada satu dua jerawat di wajah mulusnya. Biasanya hilang sendiri dalam beberapa hari dan tidak sedikit pun membuat Belin terusik.

"Oke, mungkin jangan pulang ke rumah dulu."




Two broken people with the same brown eyes..
Two broken soul, empowering each other...

━━•❃°•°❀°•°❃•━━




Ezzar Radithara Hauzaan :
Sabtu jam 5 sore.
Share your location.

Rabelin Sava :
Mirip transaksi jual beli drugs.

Ezzar Radithara Hauzaan :
Haha. Saya jemput kamu sabtu sore,
kita jalan mungkin sampai malam.
Mau ngajakin makan juga.
Share lokasi alamat rumah kamu
biar saya jemput di sana.
Pamit sama ortu kamu.
Gimana? Kalau begini gak mirip
transaksi barang gelap kan?

Rabelin Sava :
Gue lebih suka yang pertama.
Please Dith, jangan diulang.

Ezzar Radithara Hauzaan :
Sama. Ternyata kamu gak mengecewakan.
Not bad lah temenan sama kamu.

Rabelin Sava :
Teman? Haha.
Now we can't be friends 🌚

Ezzar Radithara Hauzaan :
Ya nanti dipikirkan lagi.
Mau tetap temenan atau enggak.

Rabelin Sava :
Gue yang putuskan.

Ezzar Radithara Hauzaan :
Saya yang deg-degan kalau gitu.
Sampai ketemu sabtu, Rabelin.

Rabelin Sava :
See you.




━━•❃°•°❀°•°❃•━━





RabelinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang