Febi tertegun dengan apa yang di lihatnya,yuda di tembak sama baroon dan bersamaan dengan itu baroon terkena tembakan juga dari polisi yang baru datang"Bang yuda..."teriak febi histeris,dia langsung turun dari ranjangnya dengan sisa tenaga yang dia punya dan langsung meluk yuda yang udah bersimbah darah,bara dan yang lain langsung datang,bara tak kuasa menahan air matanya saat melihat febi,dia langsung lari ke arah febi dan memeluknya dengan erat,tiga hari tanpa febi bukan waktu yang sedikit bagi bara
"Sayang kamu gak apa hah?"tanya bara sambil terus memciumi kepala febi,
"Sayang...bantu bang yuda...dia kenak tembak"isak febi,bara langsung nyuru yang lain buat bawa yuda ke rumah sakit,dan mereka langsung bawa yuda,sedangkan baroon dan komlotannya sudah di ringkus sama polisi
Bara masih enggan melepas pelukannya pada febi
"Kamu gak kenapa-napa kan?"tanya bara,febi hanya menggeleng sambil nangis,dia juga kangen sekali pada bara
"Mereka apain kamu?"tanya bara lagi
"Mereka..mereka gak ngapa-ngapain aku,cuma..baroon mau jual aku"jawab febi di sela isaknya,emang kurang ajar si baron,senekat itu dia buat balas dendam pada bara
"Kamu kurusan sayang"ujar bara saat memperhatikan tubuh febi yang tambah kecil
"Non febi gak makan mas selama tiga hari ini"jawab seorang perempuan yang tiba-tiba datang
"Kamu..."
"Saya yang ngurusin non febi selama tiga hari ini,saya mau nelfon mas takut di marahin sama tuan"jawab perempuan itu
"Dia yang udah ngerawat aku yang..aku takut banget disini,aku kepikiran kamu makanya aku gak makan"jawab febi
"Ya sudah sekarang kita pulang terus kamu makan,kamu mau sakit hah?"ujar bara,febi langsung menggeleng cepat
"Aku mau ke rumah sakit,bang yuda udah nolongin aku yang...kalau bukan dia mungkin akulah yang kenak peluruh itu"jawab febi dan akhirnya bara ngangguk,diapun gendong febi sampai bawah menuju mobil yang terparkir jauh,alasan baroon bangun markas ditengah hutan gini karena emang dia udah jadi buronan polisi,bara bersyukur baron belum apa-apain istrinya itu
Sebelum ke rumah sakit bara mampir ke warung penjual bubur ayam,dia beli sebungkus buat febi,walau bagaimanapun perut istrinya belum terisi apapun selama tiga hari kecuali air,awalnya febi nolak karena dia pengen cepat-cepat ke rumah sakit,tapi karena bara yang maksa akhirnya dia pasrah di suapin bubur di dalam mobil sama bara,tatapan bara tak lepas dari wajah febi saat dia menyuapi istrinya itu dengan telaten,dia benar-benar rindu sekali sosok perempuan yang ada di depannya ini
"Jangan liatin gitu aku malu"ujar febi yang baru ngerasa dapat tatapan dari bara
"Malu kenapa? Aku kangen sama kamu"jawab bara sambil meraih kepala febi dan mengusapnya pelan
"Maaf ya udah buat kamu hawatir"ujar febi sambil meraih tangan bara dan menciumnya,bara hanya tersenyum
"Aku hawatir karena aku sayang sama kamu,kamu tak perlu minta maaf,harusnya aku yang minta maaf udah gagal jagain kamu"jawab bara
"Mama tau soal ini?"tanya febi,dia takut mamanya kenapa-napa pas dengar berita ini karena mama febi punya riwayat penyakit jantung
"Enggak cuma papa sama papi yang tau"jawab bara,febi menghela nafas lega,diapun melanjutkan makannya
Nyampek rumah sakit febi menolak bara yang hendak menggendongnya,ya kali febi di gendong di depan banyak orang kan malu,nyampek ruangan yuda di rawat di depan sana anggota vagos dan lorgen udah kumpul,bara langsung mendudukkan febi di kursi panjang di sana
"Gimana keadaan yuda?"tanya bara
"Masih di tangani sama dokter"jawab salah satu anggota lorgen
"Lo gak papa kan bi?"tanya kevin,febi hanya menggeleng
"Sumpah bi gak ada lo tiga hari rasanya gimana gitu"ujar satria yang langsung dapat tatapan tajam dari bara
"Mati lo diliatin pawangnya"ujar deon,vero yang sejak tadi berdiri langsung duduk di samping gadis itu dan merangkulnya sambil menciumi wajah febi dengan gemas,dia benar-benar di buat hawatir selama tiga hari ini,bara yang melihat itu hanya diam saja,kalau keadaannya gak kayak gini,gak akan bara biarin vero cium febi,yah..bara emang keterlaluan tapi tetapa aja dia gak mau titik.
"Abang hawatir sama lo bego"ujar vero sambil mengacak acak rambut febi
"Ih abang kok di acak-acak sih rambut febi,nanti rusak ni"ujar febi,tiba-tiba pintu ruangan diamana yuda di rawat terbuka dokter dan seorang suster di belakangnya keluar,mereka semua langsung bangun dan mendekat pada dokter itu
"Gimana keadaan teman kita dok?"tanya teman yuda,dokter itu terlihat cemas dengan wajah lelah
"Maaf..teman kalian tak tertolong,peluruh yang masuk sudah mengenai jantungnya,kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi pasien tak bisa bertahan"jelas sang dokter,semua terdiam,penjelasan dari dokter bagaikan mimpi bagi mereka,apalagi febi yang terbilang dekat sama yuda,kakinya lemas seketika tapi untung bara langsung menangkapnya saat dia hampir jatuh,air mata febi keluar begitu saja
"Dok mana mungkin teman saya selemah itu,dia..dia orangnya kuat dok"ucap salah satu teman yuda yang masih tak percaya temannya tiada
"Enggak dok...dokter pasti salah kan,bang yuda masih hidup kan"ucap febi histeris dalam dekapan bara,semua yang ada disana hanya menunduk dan menangis,febi yang paling bersalah di sini pasalnya yuda begini karena nolongin dia
"Harap kalian bisa ikhlasin pasien"ujar sang dokter setelah itu dia langsung berlalu pergi
"Enggak ini bohong kan sayang..bang yuda masih hidup kan?"tanya febi pada bara,semua yang ada di situ hanya menangis dalam diam kecuali febi yang langsung histeris
"Kamu harus ikhlas,disini kita semua sama-sama kehilangan"jawab bara,febi langsung lari ke kamar yuda di rawat di susul yang lain,benar saja di atas bankar sana yuda udah terbujur kaku dengan kain putih yang menutupi tubuhnya,perlahan febi melangkah ke arah jasad yuda,di bukanya kain yang menutupi wajah yuda dengan tangan gemetar,saat wajah yuda sudah nampak,febi langsung nangis histeris
"Enggak.....abang bangun bang....abang......"teriak febi sambil mengguncag-guncang tubuh kaku yuda,bara dan yang lain langsung nyamperin febi dan menenangkan febi
"Udah bi...yuda sedih kalau liat lo kayak gini"ujar teman yuda
"Ini semua gara-gara gue"jawab febi
"Yuda ikhlas nolongin lo karena dia udah anggap lo adeknya sendiri"jawab salah satu teman yuda yang lain
"Ini udah takdir tak ada yang bisa menyalahkan takdir"ujar vero,mereka semua mengangguk,mama dan papa yuda datang,mama yuda langsung pingsan saat melihat anaknya sudah terbujur kaku dan itu tambah membuat febi ngerasa bersalah,bara terus merangkul febi sambil menenangkan istrinya itu yang tak berhenti nangis,dia tau gimana perasaan istrinya itu
Setelah almarhum yuda selesai di makamkan sore itu,semua pada balik dari kuburan tinggal febi yang masih enggan beranjak,orang tua yuda juga udah ngikhlasin yuda apalagi yuda tiada karena habis nolongin orang
"Bang yuda yang tenang ya disana,febi gaka akan pernah lupain kejadian ini,febi..hiks..febi gak bakal lupain kebaikan bang yuda selama ini sama febi..hiks,kenapa bang yuda secepat ini ninggalin febi"isak febi sambil meluk nisan yuda,bara hanya diam liatin istrinya yang nangis di sampingnya itu
"Sebenarnya febi tau abang suka beneran sama febi,tapi febi gak mau abang sakit hati karena febi udah sayang sama bara,makasih ya abang selama ini udah nemenin febi disaat febi benar-benar tak punya siapa-siapa dulu pas febi di jauhin teman-teman"ujar febi,bara langsung meraih tangan febi sambil tersenyum
"Udah yuk pulang,tak baik meratapi orang yang udah meninggal"ujar bara,febi hanya mengangguk pelan,sebelum pergi dia mencium nisan yuda sambil membacakan doa pada yuda
TBC
Jangan lupa vote sama komennya ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESSIV BOY 1(END)
Teen FictionBukan hasil copy paste dan jangan di copy paste,murni hasil pemikiran sendiri ================================ 18++😉 (Harap yang di bawah umur minggat)❌ Follow♥️ Commen👉👈 Dan vote😎