3

250 28 7
                                    

Aku mengabaikan ucapan Galang, sedikit kesal karena ucapan nya.

Mengambil bulpoin di dalam tas dan menulis peristiwa saat ini di buku harian ku.

Hai buku harian, sudah lama majikan mu ini tidak mencorat-coret badan mu, eh tidak, baru  lusa kan aku mencoret mu hehe^^


Sekarang aku sudah berada di ketingggian 11.000 kaki, ntah berapa kilometer pokonya sekarang aku ada di paling atas hehe^^

Aku bertemu dengan lelaki ketus, sangat ketus, kau tau dia ku sebut ketus? TIDAK, ya karna dia tak menjawab jika di ajak bicara. Seperti sombong begitu

Apa? Kau berkata muka ku pas-pas an? mau ku robek hingga menjadi kepingan emas kau? Emm tapi biar lah kucatat saja supaya menjadi kenangan yang menarik, bahwa ada lelaki ketus itu memiliki selera yang tinggi dari wajah Gresscia Lauren!

GUNUNG KERINCI! AKU DATANG

26 Desember 1990.

Aku mencatat sebuah peristiwa itu di buku harian ku secara langsung, tidak ada kata besok atau nanti. Aku menulis sesuatu hal yang menurutku bisa menjadi sebuah kenangan indah di esok hari, kenangan yang bisa di ingat, walau hanya di sebuah kertas putih yang bisa di mereka pikirkan ini sebuah hayalan semata yang ku karang sendiri, yang terpenting bagiku ini adalah nyata,  fakta, realita, dan pernah terjadi sebelum nya, sampai aku tua pun saat ini masih ku simpan walau beberapa kalimat / paragraf  tidak terbaca jelas.

3 jam kemudian, pesawat ku mulai mendarat di bandara Sulthan Thaha Saifuddin pada pukul 11.38.

"Ibu dan Bapak, sembari kita mulai mendarat, mohon pastikan punggung kursi dan meja Anda berada dalam posisi tegak" (Ladies and Gentlemen, as we start our desceny, please make sure your seat backs and tray tables are in their full upright position).

Aku mulai membuka sabuk pengaman dan berdiri melingak-linguk ke arah jendela, terhalang oleh bapak tua di sebelah ku, aku begitu penasaran melihat suasana di luar sana, suasana Jambi! apakah panas seperti Jakarta?.

Baru pertama kali ini aku tidak mendengar intruksi dari Annauncement, aku begitu heboh sampai lupa mendengarkan peraturan di dalam Pesawat.

"Dan pastikan juga sabuk pengaman anda terkait dengan baik dan seluruh barang bawaan anda tersimpan di kursi di depan anda, atau di penyimpanan atas" (Also, make sure your sear belt is securely fastened and all carry-on luggage is stowed underneath the seat in front of you or in the overhead bins).

"Heh! duduk, lo ngga denger apa intruksi dari Annauncement ya?" ucap Galang seakan sangat terganggu.

"Tetap tenang di tempat duduk anda, sampai pesawat kami telah berhenti dengan sempurna" (stay calm in your seat, until our plane has come to a complete stop).

"Iya ini aku duduk" sahut ku pasrah "Gue pingin banget liat suasana luar" guman ku merasa gelisah, sedikit tak sabar untuk cepat-cepat keluar dari Pesawat ini.

"Neng mau pindah di sebelah jendela ya?" tanya bapak tua itu "mau liat pemandangan di luar kan?"

"Emang boleh pak?" tanya ku mulai sangat kegirangan.

"Boleh kok"

Dengan suka rela bapak itu memberi tempat nyaman nya untuk ku, kami mulai menganti posisi duduk, aku mulai duduk diam-diam memandangi awan tebal di luaran sana, membayangkan ketika nanti aku berada di puncak Gunung Kerinci, melihat banyak awan setebal ini, mungkin tidak banyak yang akan ku lakukan saat berada di puncak Gunung nanti, di otak ku hanya ingin mencatat Peristiwa yang  itu bersama para teman-teman ku.

My Plane Crashed [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang