My Plane Crashed [End]

Ekstra part

1992, setiap hari-hari ku di temani oleh seorang lelaki baik, dia yang selalu bersamaku, menyemangati hidup ku dan selalu mensuport selalu, tepat pada tahun 1993 kami berpisah selama satu tahun, tetap ada kontak/komunikasi di antara kami, karena dia yang sedang melanjutkan sekolah nya menuju pelayaran untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang Nahkoda laut.
Aku menunggu nya dengan lapang dada.

Pada tahun 1994 dia kembali ke Jakarta dengan janji nya untuk segera melamar ku, kami mempunyai rasa yang sama seiring nya waktu berjalan, rasa yang datang tanpa kami rencanakan, rasa yang datang tanpa di undang.

04-agustus-1994 kami menikah, bertukar cincin, dan mencampur kehidupan kami menjadi satu, bersiap melewati masa ujian yang akan kami hadapi bersama, nasib menjadi istri seorang Nahkoda adalah jarang bertemu dengan suaminya.
Musibah yang sudah pernah ku alami 4 tahun lalu membuat ku sangat trauma untuk melebih-lebihkan cintaku pada seseorang.

Kini aku telah memiliki 4 anak, dan 8 cucu, suasana rumah ku selalu ramai dengan adanya mereka.
Galang ku yang pernah berkata semoga aku memiliki banyak anak dan juga cucu.
Ucapan nya terkabul, sangat terkabul.

Tak ada tanda-tanda aku menyesali hubungan ku dengan suami ku, dia sangat memperlakukan ku sangat baik, dia pengertian, jujur,
karena dengan adanya suamiku, aku selalu merasa sedang bersama Galang.

Gresscia Lauren
&
Ananda Arzalio

Arzal adalah suami ku, teman dekat dari Galang Pratama.
Sekarang dia adalah teman hidup semati ku.

(✖﹏✖)

Galang ku, Jakarta tahun 1990, Garuda Indonesia di ketinggian 11.000 feet, dengan bahagiamu yang juga kamu bawa pergi.

Tamatt.....