9

123 18 3
                                    

Haiiiii udah mau end aja nih cerita, sesuai janji ku cerita ini hanya sampai part 10 aja yaa^^
Tenang aja ekstra part nya kok hihi
Jangan lupa ikuti terus cerita ini><

Oke selamat membacaaa.

"Besok pagi kita pesen tiket, terus besok nya lagi kita cuss pulang" jelas Adel menikmati makanan nya " ngga usah lama-lama di sini, mahal"

"Ngeluuhh aja kerjaan lo" titas ku melengos.

"Sama kek lo!" balas Adel mendorong pundak ku.

"He, iya"

"Mau lo kapan kita pulang ke Jakarta?" tanya Aksel balik.

"Yaa kalau gue terserah kalian aja sih" sahut ku tersenyum "gue ke kamar dulu ya mau ngabarin keluarga gue" jelas ku.

"Oke"

Aku berjalan menuju kamar, ntah apa yang merasa janggal dalam pikiran ku, seperti ada sesuatu hal yang harus segera ku lakukan.

Aku mulai menekan nomor telepon rumah ku.

"Halo"aku.

"Halo, siapa?"bibi

"ini Gici"aku.

"Ohh nona, mau telfon siapa non?"bibi

"Oma ada bi?"aku

"Ada nona, sebentar saja panggil kan"bibi

****

"Halo?"oma.

"Halo oma, ini Gici"aku.

"ohh cucu ku... gimana kabar mu nak sehat-sehat di sana ya"oma.

"Iya oma baik kok, oma juga, gimana? sehat? Kabar di rumah bagaimana?"aku.

"Semua sehat nak, kapan kamu pulang ke Jakarta, semua sudah rindu kamu"oma.

"Alhamdulillah, insyaAllah lusa Gici pulang ke Jakarta"aku.

"Yasudah, sehat-sehat ya nak, jangan lupa makan"oma.

"Iya oma, salamin buat keluarga lain nya, selamat malam"aku.

"Iya cucu ku, selamat malam sayang"oma.

Aku menaruh telephone itu kembali, tak sengaja menoleh melihat buku harian di sebelah bell telephone itu, aku jadi ingat sesuatu.
OMG!! surat dari Galang tadi pagi belum aku baca! Padahal aku sudah ada di dalam kamar sekarang.
Sesuai perintah aku harus membaca nya sekarang!
Aku mulai mencari jaket mendaki ku, mencari dari ujung saku ke ujung lain nya, tapi tidak ketemu, aku baru ingat surat itu aku taruh di saku tas ransel ku.

Aku sergap mencari tas ransel ku dan melacak semua isi saku nya. Akhirnya aku menemukan surat itu.

"Huhh aku kira kamu hilang" gumam ku bersyukur.

Aku mulai membaca surat itu.

Hai cantik, malam ini kamu sudah ada di dalam kamar kan? Sesuai perintah ku.
Surat ini memang tidak terlalu penting jika di lihat-lihat.
Aku cuma mau bilang makasih sama kamu juga Tuhan.
Terimakasih sudah mempertemukan aku dengan gadis cantik yang mengajarkan ku untuk bisa tersenyum.

Terimakasih untuk mu sudah memberi syal hangat ini untuk ku.
Memberi ciuman singkat itu, dan pelukan hangat itu.
Kamu sudah membuat kenangan singkat ini menjadi kenangan seumur hidup.
Malam ini aku menulis surat ini dengan penuh tantangan Gress, salah satunya kedinginan.
Aku menyempatkan diri untuk menulis surat ini untuk mu, agar kamu merasa yakin bahwa aku tidak benar-benar sudah meninggalkan mu.

My Plane Crashed [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang