11, Galang ku tewas?

167 17 1
                                    

"Kalian inget nggak, waktu gue cerita ketemu cowok di Pesawat waktu itu?" tanya ku pada teman ku yang duduk pas berada di depan kursi ku.

"Iya gue inget, kenapa emang?" sahut Adel menoleh.

"Yang kata gue, cowok itu nggak nanggepin omongan gue, yang kata gue cowok itu TAMPAN? itu diaaaa!" jelas ku menatap Galang dengan penuh semangat.

"Galang? wouw jadi? ketemu di Pesawat pacaran di Pesawat juga nih hahah" kata Adel tertawa.

"Jadi sebut kisah Garuda Indonesia GresLang, tepuk tangan-tepuk tangan" sambung Aksel juga.

"Hahah, bisa aja lo"

Pesawat kami mulai berada di atas di ketinggian 11.000 kaki, aku melihat para teman-teman ku yang sudah tertidur pulas dan para pendaki lainnya, beberapa lain nya sedang berzikir, aku hanya menulis di buku harian ku dengan tenang.

"Kamu tau? AKU...SAYANG SAMA KAMU, AKU CINTA SAMA KAMU" kata Galang seketika membuat ku terpaku, bulpoin tiba-tiba ku lepas, mataku mulai menoleh ke arah nya, berkaca-kaca pastinya "Iyaa...aku udah sadar, dan aku sangat sadar, bahwa aku...benar-benar mencintaimu...GRESSCIA"

Aku mengangguk bahagia, air mata ku tak sengaja menetes, Galang mulai memeluk ku dengan erat, sesekali mencium kening ku, aku tidak tau apa status hubungan ku dengan Galang saat itu, apakah pacaran? atau sekedar teman cinta tapi jangan pergi?

"Nanti malam, aku akan datang kerumah mu, kita sambut tahun baru sama-sama" ujar Galang.

"Kamu tau rumah ku?" tanya ku.

"Aku juga tau berapa manusia di rumah mu"

"Berapa?"

"Sembilan, satu lagi masih ada di dalam perut" jelasnya membuat ku tercengang.

"Kenapa bisa setau itu? dari mana kamu tau?" tanya ku heran.

"Itu kamu lagi nulis apa?" tanya Galang mengalihkan pembicaraan "sini-sini" katanya mulai mengambil buku itu.

Aku, bertemu dengan Gresscia Lauren di dalam Pesawat Garuda Indonesia, dengan ketinggian 11.000 kaki, dan mulai mencintainya sejak tadi saat Pesawat yang ku naiki berada di ketinggian yang sama seperti awal aku bertemu dengan nya.

Galang...

"Taruh buku ini dalam koper mu sekarang" pinta Galang.

"Tapi aku belum selesai..."

"Taruh sekarang GRES" ujarnya penuh penekanan.

"Iyaa"

Setelah aku menaruh buku itu di dalam koper aku mulai duduk diam-diam dan bercerita sedikit bersama Galang.

"Ohh iya, aku boleh bertanya?" ujarku. Ia mengangguk "aku dapat cerita dari Arzal waktu itu, katanya kamu emang ngga pernah ketawa ataupun senyum ya?"

"Terus?"

"Terus katanya, dia liat kamu senyum waktu di Pesawat waktu itu, emang nya kamu senyum ke siapa?"

"Aku udah pernah bilang cuma ka-" jelas Galang terhentikan.

Tiba-tiba Pesawat yang kami naiki seperti terombang-ambing, sangat menghebohkan sekali, banyak penumpang yang berteriak khawatir. Mereka berteriak meminta pertolongan.

"Mbak? ini kenapa?" tanya Galang pada salah satu Pramugari.

"Cuaca sedang hujan deras di sertai petir mas, jadi mohon tenang dan tetap berdoa" jelas Pramugari itu.

My Plane Crashed [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang