Siwon tersenyum bahagia saat melihat Darren sudah sadar. Dokter mengatakan kondisinya membaik, hanya butuh waktu untuk pemulihan. Begitu juga Yoona. Siwon bersembunyi saat melihat Darren mencari-cari keberadaannya.
"Maafin daddy sayang. Daddy tidak bisa menemuimu lagi. Maaf daddy terlalu tidak berguna" ia menangis seorang diri di balik pintu "Daddy berharap kamu menjadi orang yang berguna seperti mommymu. Kamu harus bahagia"
Tuan Im yang baru kembali dari luar negeri marah besar saat tahu putrinya menjadi pendonor.
Siwon melewati mereka hanya memberi hormat, lalu ia meneruskan langkahnya.
"Siwon a," panggil nyonya Im,Siwon berhenti dan ia berbalik menatap wanita yang memanggilnya itu "Jangan pergi"
Siwon menatap Tuan Im, dan ia tersenyum pada suami istri itu.
"Ahjumma, aku tidak memiliki apapun yang bisa dibanggakan sebagai seorang pria. Aku tidak ingin satu-satunya yang aku miliki pun harus hilang, aku hanya bisa menepati janjiku, selain itu aku tidak bisa melakukan apapun lagi" ujarnya "Ahjushi tenang saja, apa yang sudah aku katakan pasti akan aku lakukan"
"Tidak bisakah kamu memberinya kesempatan? Kamu ingin putrimu tidak bahagia?" Nyonya im memarahi suaminya. "Aku tidak mau bicara denganmu lagi"
Ia meninggalkan suaminya
"Aku bisa menerima Darren karena ia memiliki darah putriku, tapi aku tidak bisa menerimamu sebagai menantuku" ujar Tuan Im dan Siwon mengangguk
"Aku mengerti. Setelah memiliki anak, aku mengerti bagaimana perasaanmu sebagai seorang appa. Aku akan memenuhi janjiku, ahjushi sudah menyelamatkan hidup dua orang yang sangat berarti bagiku, tentu saja aku tidak boleh mengkhianati janjiku padamu"
"Aku harap ini terakhir kali kita bertemu" ujarnya dan Siwon mengangguk lagi, lalu ia meninggalkan rumah sakit.
***
Im Yoona POV
Sudah dua hari aku sadar setelah operasi selesai dan putraku selalu berpura-pura tidur setelah membuka matanya dan melihatku.
"Dimana daddyku?" Itu pertanyaan pertama yang muncul dari mulut Darren saat ia sadar. Aku duduk di sampingnya sejak aku sadar. Apa yang harus aku jawab? Pria itu benar-benar menghilang, dan aku tidak pantas menggantikan posisinya walaupun aku sudah memberikan sumsumku untuknya.
"Sayang,"
"Aku tanya dimana daddyku aunty?" Tanyanya lagi, aku merasakan sakit saat ia menyebutku aunty. Aku memang begitu asing di matanya, sejak kecil ia hanya hidup berdua dengan daddynya dan atas dasar apa aku berhak merebutnya, merebut kebahagiaan mereka.
"Daddymu sedang bekerja" ujarku akhirnya. Ia butuh pemulihan, aku tidak ingin ia kembali sakit.
"Kamu bohong, aku mendengar daddy mengatakan akan meninggalkanku untukmu" ia mulai menangis, aku tidak bisa menahan air mataku saat putraku terluka karena harus hidup denganku. "Aku mau daddy, aku mohon"
"Daddy akan menjemputmu jika kamu sudah sembuh sayang. Jangan menangis" aku memegang tangannya dan ia menolakku. "Bisakah kamu memberikan mommy kesempatan untuk bersamamu? Mommy kehilangan waktu sepuluh tahun untuk melihat perkembanganmu, bisakah,," aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku, air mataku mengalir terus
"Darren mau daddy" ujarnya lagi "Daddy adalah satu-satunya orang yang menginginkanku, memperjuangkan aku dan melindungi aku dengan apapun. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Aku mohon kembalikan aku pada daddy. Hanya aku yang daddy miliki"
"Mommy juga hanya memiliki kamu, bisakah kamu memberi mommy kesempatan?" Tanyaku dan ia menggeleng.
"Im yoona, siapa yang mengijinkanmu turun dari ranjangmu?" Sehun menghampiriku dan Darren segera berbalik membelakangi kami. "Aku sudah cukup toleransi membiarkanmu menjadi pendonor. Jangan berbuat aneh-aneh lagi,,"
"Kamu keluar Oh Sehun" ujarku dan ia menatapku dengan tajam "Aku bilang keluar" teriakku,
Ia meninggalkanku, aku tidak peduli dengannya. Karena ia juga tidak mempedulikanku, bagaimana dia bisa meninggalkan ruang operasi setelah darren dianestesi. Fokusku saat ini adalah putraku, ia harus sembuh.
***
Author PoV
Nyonya Oh datang menjenguk cucunya. Ia melihat Yoona sedang menemaninya,
"Ahjumma" sapa Yoona
"Sudah makan yoong? Ahjumma bawakan makanan untukmu. Darren masih tidur?"
"Ne, dia menangis hingga kelelahan" ujar Yoona
"Siwon pergi?"
Yoona mengangguk
"Kamu akan mencarinya? Ahjumma mendukungmu jika kamu membatalkan pernikahanmu dengan Sehun" ujar nyonya oh. "Ahjumma tidak ingin ada wanita yang mengalami nasib serupa dengan ahjumma"
"Siwon pria yang baik, dia tidak akan mengecewakanmu. Jika kamu masih mencintainya, perjuangkanlah dia" ujarnya lagi
"Ahjumma, apa dulu appa choi meninggal karenaku?" Tanya Yoona dan Ahjumma menggeleng.
"Semua ini salah ahjumma. Ahjumma terlalu takut dengan aboejinya sehun. Ahjumma tidak membantu mereka, Siwon datang memohon bantuan ahjumma untuk menolongmu dan putramu. Ahjumma menolaknya"
"Siwon mengatakan aku penyebab appa choi meninggal sehingga ia tidak bisa memaafkan aku" ujar Yoona
"Untuk alasan ia pergi mungkin eomma dan appamu yang lebih jelas" ujarnya "yoong, kamu boleh tinggalkan Sehun jika kamu mencintai Siwon. Lebih baik membuatnya terluka sesaat daripada ia tersiksa karena hidup bersamamu selamanya tanpa kamu mencintainya"
"Ahjumma,,"
"Ahjumma cukup menyesali apa yang telah ahjumma lakukan dulu. Meninggalkan Siwon dan aboejinya, menikah dengan aboejinya Sehun. Ahjumma selalu hidup dalam penyesalan" ia meneteskan air matanya "Kamu tahu Siwon begitu membenci ahjumma, ahjumma tidak mau kamu mengalaminya, apalagi yang terjadi pada kalian adalah kesalah pahaman yang orang lain sebabkan"
"Tapi dia sudah pergi ahjumma, dia tidak menginginkanku lagi. Bagaimanapun aku memohon, dia tidak pernah menatapku lagi" yoona menangis. Ia memeluk eommanya Siwon.
"Ahjumma akan membantumu yoong" ujarnya
***
Siwon berangkat ke Shenzen memulai semuanya dari awal. Ia bertemu dengan kakak kelasnya dulu, karena hubungan baik itu mereka menjalin kerja sama. Siwon mendapat kepercayaan atas dana modal dan ia yang menjalankan usahanya sendiri. Karena modal yang dipinjamkan cukup besar maka ia berniat membuka usaha sesuai dengan keahliannya di Lypco dulu.
"Hyung, sudah begitu malam. Belum mau pulang istirahat?" Tanya Chanyeol, ia pekerja pertama Siwon. Ia juga yang sering menemani bosnya itu lembur sejak awal. Sudah hampir satu bulan mereka merintis usaha ini, di kantor hanya ada beberapa karyawan.
"Kamu pulanglah, aku akan menginap saja. Ini proyek pertama, aku harus menyempurnakannya" ia masih fokus pada komputernya. Memperbaiki beberapa design yang sudah selesai dari semalam.
"Jangan terlalu lelah" ujar Chanyeol
Siwon memilih menyibukkan diri. Karena jika ia bersantai sedikit saja, maka pikirannya akan kembali ke putranya. Ia ingin tahu bagaimana kondisi putranya.
***
Darren sudah diijinkan pulang setelah kondisinya membaik. Sumsum yang diterimanya itu juga sudah menghasilkan sel darah yang cukup.
Darren sudah beberapa hari di rumah Yoona. Ia hanya diam saja. Saat pertama tiba, ia tidak mau melakukan apapun.
"Darren, ayo kita makan sayang" yoona membawa semangkok bubur ke kamar. Darren menolak makan di meja makan.
"Ne" ia berubah menjadi pendiam dan patuh jika diminta melakukan sesuatu karena yoona berjanji padanya jika ia patuh. Maka yoona akan membawanya mencari Siwon.
Selesai makan, Darren ke kamar mandi menggosok gigi dan kemudian berbaring untuk tidur.
Yoona menatap putranya seperti itu ia hanya bisa menangis.
"Daddy, aku kangen" darren memeluk dirinya sendiri sambil menangis.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Again
FanfictionAku tidak mengharapkan apapun lagi darimu sejak apa yang aku putuskan di masa lalu. Aku hanya berharap kamu terus bahagia, walaupun kebahagiaan itu bukan dariku, tapi aku ingin kamu tetap bahagia.