Chapter 2

9.6K 337 0
                                    

Ayo masuk kamar! Kunci pintu, matiin lampu, naik kasur pakai selimut.

Anak kecil lebih baik tidur.

⚠🔞⚠

"Mau kemana lo?"

"G-gue ada kelas," jawab Bella ragu. Kondisinya saat ini tidak memungkinkan untuk bisa belajar dengan fokus.

"Sampah lo?" tunjuk laki-laki itu menggunakan dagunya.

Bella meringis kecil lalu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, "Sorry, gue lupa."

Bella mengumpulkan plastik snack bekas makannya, karena tidak hati-hati jempol kaki Bella tersandung kaki meja. Bella memekik lalu mengangkat sebelah kakinya, namun tak keseimbangan membuat Bella tanpa sengaja terduduk dipangkuan laki-laki itu yang entah sejak kapan sudah duduk di sofa.

Bella segera bangkit dan mengucapkan kata maaf. Lelaki tampan itu memilih cuek, lalu mengeluarkan sebuah botol dari bawah meja. Bella yang penasaran pun duduk di sebelah lelaki itu, "Minuman apa?" tanya Bella mengakrabkan diri. Lebih tepatnya sok akrab.

"Wine. Mau coba?"

Bella mengernyit, "Wine?" tanya-nya pada sendiri diri lalu mengangguk saat mengetahui itu termasuk minuman jenis apa.

Laki-laki itu menuangkan winenya ke dalam gelas kecil. Bella mengaduh kesakitan lantaran punggung tangannya dipukul saat hendak mengambil gelas wine.

"Sakit tau. Main pukul-pukul aja."

"Anak kecil nggak boleh minum!"

Bella melotot kecil, "Gue udah legal tau. Udah punya KTP." Bella tidak terima disebut anak kecil lantaran mantan pacar yang belum sejam itu sering menyebut dirinya seperti anak kecil makanya membosankan.

Sedikit bingung lantaran tadi laki-laki itu yang menawarkannya, setelah Bella menyetujui malah dilarang.

"Nggak percaya gue."

Bella mencebik lalu merogoh tasnya mencari kartu identitas, menunjukan kepada laki-laki yang ada di sebelahnya, "Tuh! Tuh! Cassandra Yeobella, sembilan belas tahun." Bella menekan di setiap kata-nya.

Laki-laki itu melipat bibirnya, menyembunyikan sesuatu dari dalam diri, "Anak kecil itu bukan di lihat dari umurnya doang, bocil. Cara lo nunjukin KTP bener-bener kaya bocah." gemes.

"Bodo." Sebal Bella, "Eh bentar! Ini 'kan kampus, emang boleh bawa ginian?" tanya Bella.

"Bebas bagi gue."

Bella mendecih, "Emang nggak takut ketahuan?"

Laki-laki tampan itu mengedikkan kedua bahunya, "Nggak ada yang perlu di takutin." Segelas berisi minuman beralkohol tersebut diteguknya hingga tandas.

Bella menuangkan wine ke dalam gelas setelah merebutnya dari si tampan. Kata orang, minuman alkohol dapat membantu meluapkan masalah yang penimpa si peminumnya. Dan biarkan Bella meresapi rasa minuman tersebut. Bella benar-benar ingin menghilangkan semua jejak laki-laki brengsek yang pernah singgah di kehidupannya tiga bulan belakangan.

"Ah pait," si tampan tak kuasa menahan tawanya melihat ekspresi masam Bella.

Bella menuangkan kembali lalu meneguknya, hingga tiga gelas terakhir Bella merasakan pusing di kepalanya. pandangannya pun mulai meremang, Bella menyandarkan kepalanya di pundak lebar si tampan. Nampaknya si tampan agak sedikit terkejut akan tindakan yang tiba-tiba tapi dia mencoba bersikap normal. Dan membiarkan Bella melakukan semaunya.

Romance At The First MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang