Chapter 7

7.3K 284 8
                                    

Aku ubah nama anaknya Rey
Dari Xiana jadi Zaina

Lupa aku, nama Xiana tuh buat ceritaku yang lain.

•••••

Ryan menatap bingung terhadap papa dan kakaknya. Mobil yang dikendarai Mahendra berhenti didepan rumah yang sering dia kunjungi akhir-akhir ini. Ya, rumah Bella. Ataukah rumah ini sudah berpindah tangan lantaran Bella jengah terhadapnya yang tiada bosan mendatangi rumahnya setiap hari dan memilih pindah dari sini?

"Malah ngelamun lo, buruan masuk! Mati mendadak kagak ada yang nolongin, mampus lo." Ketus Rey, untung saja baby Zaina dibawa oleh Mahendra jadi putrinya tidak mendengar kata-kata tidak baik yang dia ucapkan.

Ryan mengikuti langkah Rey, langkahnya seketika terhenti melihat Mahendra berjabat tangan dengan ayah dan ibu Bella— yang menyambut mereka di depan rumah.

"Cucu?" tanya ayah Bella singkat.

Mahendra memaklumi suami dari teman mendiang istrinya itu yang irit dalam berkata, "Masih kaya dulu aja lo. Iya, cucu gue. Anaknya Rey. Cantik 'kan kaya kakeknya?"

"Perasaan lo nggak cantik," balasan ayah Bella membuat Ryan dan Rey memalingkan wajah, menipiskan bibir menahan tawa. Namun tawa dua laki-laki itu seketika meledak.

Mahendra melongo, bukan seperti itu yang dia maksud. Zaina cantik yang pasti itu menurun darinya yang tampan, "Buset, kagak gitu konsepnya Jamaludin." Lalu mendelik tajam ke arah dua putranya yang malah menertawakannya.

Nadia hanya tersenyum, mengapa suaminya mendadak jadi polos begini? "Udah, mas. Ayo, ajak tamunya masuk."

Suami Nadia mengangguk patuh, "Silakan, masuk!"

Kemudian mereka beriringan masuk ke dalam setelah diijinkan oleh tuan rumah. Ryan menyuapkan biskuit untuk Nana selagi papa dan ayah dari Bella itu berbincang. Lebih tepatnya hanya Mahendra yang banyak berucap.

"Mau lagi?" tanya Ryan, Nana hanya menatap polos om yang ingin dipanggil daddy itu sembari mengedip-kedipkan matanya.

Ryan gemas lantas dia pun mencium pipi Zaina, "Makan yang banyak ya, cantik." Zaina mengangguk semangat.

"Di au?" Nana menyodorkan biskuitnya kepada Ryan.

Ryan menggelengkan kepala, "Nana aja yang habisin, daddy udah kenyang." Zaina paling suka biskuit bergambar macan yang terdapat pada kemasannya.

"Nyang?"

"Huum."

"Nyam, nyam," bocah itu mengunyahnya dengan semangat. Melihat Zaina bertingkah lucu membuat Ryan semakin tak sabar menunggu kehadiran calon anaknya.

Setelah biskuit tersebut habis, Zaina berdiri diatas paha Ryan memeluk erat leher daddy nya itu. Ryan terkekeh gemas ketika Zaina mencium seluruh wajahnya tanpa terkecuali.

Derap langkah kaki mencuri atensi Ryan, matanya membulat sempurna melihat siapa perempuan tersebut. Dress pastel membalut tubuh perempuan itu dan rambut panjangnya yang digerai indah membuat Ryan tak ingin memalingkan pandangannya dari objek itu. Ryan bertanya dalam hati, apakah perempuan itu ialah seorang bidadari yang diturunkan untuk bersanding dengan dirinya?

"Bella," gumam Ryan.

"Bell, sini nak." Titah ayah Bella, lantas putri pertamanya itu duduk disamping Nadia.

Sudut bibir Ryan berkedut menahan senyuman. Apakah Bella perempuan yang akan di jodohkan dengannya itu? Jika benar, Ryan mesti berterima kasih kepada Mahendra. Ah sialan, senyumannya tak dapat ditahan lagi. Bella benar-benar sangat cantik malam ini, dan pantas disandingkan dengannya yang juga tampan tak tertandingi.

Romance At The First MeetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang