Sudah lima hari sejak kejadian itu Ryujin tidak pernah memperlihatkan dirinya di hadapan Jisu. Beberapa kali Jisu kekelasnya saat istirahat tak pernah ia dapati, entah Ryujin ketoilet, kekanti atau sekedar membaca diperpustakaan.
Jisu sudah hampir frustasi dengan sikap Ryujin yang sulit ia pahami, Jisu sebenarnya hanya meminta kejelasan apa yang diinginkan Ryujin.
"Kita akan ke camping sekolahkan minggu ini?" Chan seakan terabaikan oleh Jisu yg masih saya melamun.
"Jisu?"
"Ah Mian, kenapa Chan?"
"Kau ada masalah?"
"Tidak, aku mau ketoilet dulu"
Jisu bergegas pergi dari Chan, bukannya tak ingin cerita tapi Chan tak akan mengerti permasalahannya dengan Ryujin yang bahkan ia sendiri pun tak paham.
Selesai Jisu dari toilet, ia berjalan melewati perpustakaan, disana ada Ryujin yang tengah fokus membaca. Hanya helaan nafas yang keluar dan tak ada keberanian ia mendekati Ryujin.
"Pergilah temui dia?" Ucap Chaeyoung yang berdiri dibelakang Jisu
"Tidak" Jisu berjalan kembali menuju kelasnya.
"Hah rumit sekali"
.
.
.
."Jin, kau benar tak ingin tau soal Jisu?"
"Tidak" ucap Ryujin berusaha tenang dengan bacaannya
Matanya seakan sibuk membaca kata perkata dalam buku dihadapannya tapi tidak dengan hatinya yang seakan di buat tak tenang dengan pertanyaan Chaeryoung.
"Kau tak merindukannya?"
"Tidak" satu kebohongan lagi
Chaeryoung malah tertawa melihat Ryujin yang berbohong.
"Kau ingin sampai kapan begini? Kau hanya menyiksa diri"
"Setidaknya dia bahagia"
"Kalian sama sama saling menyakiti"
Chaeryoung keluar dari kamar Ryujin. Tak berapa lama ia kembali masuk.
"Jisu mengechat ku ingin meminjam uang, stok makanannya habis dan dia tak ingin kau tau"
Tanpa aba aba Ryujin langsung mengambil mantelnya.
"Ayo kesupermarket"
.....
Chaeryoung berdiri dibelakang Ryujin yang sibuk memilih buah. Senyumannya tak henti hentinya terukir saat melihat Ryujin yang begitu khawatir pada Jisu.
"Sayur, buah, daging dan susu sudah, apalagi Chaer?"
"Mana aku tau, kan selama ini kau yang berbelanja sendiri" ucap Chaeryoung dengan nada kesal
Ryujin tak pernah membawanya berbelanja kebutuhan Jisu ia pasti menyiapkan sendiri.
"Ah aku rasa cukup, oh iyaa nanti kau saja yang naik"
"Yak aku lelah melihat kalian"
"Kali ini saja"
Chaeryeoung mendengus kesal.
Dan benar saja Ryujin tak ikut turun, ia meminta Chaeryoung untuk mengantarkannya pada Jisu.
"Pak bisa keluar sebentar?" Ryujin dan supirnya kaget ketika Jisu masuk dan membanting pintu
"Ba..baik nona"
Jisu menatap Ryujin dengan sangat kesal.
"Mau sampai kapan kau mendiami ku, mau sampaikan kau menjahui ku?"