Ryujin berjalan menuju kelas Jisu, sahabatnya itu memaksakan diri untuk masuk hari ini padahal Ryujin setengah mati membujuknya untuk tetap istirahat dan berakhirlah Ryujin yang kalah.
Lewat jendela yg berukuran sedang Ryujin bisa melihat Jisu sedang berbicara dengan seorang laki laki. Mata mereka akhirnya bertemu, Jisu begitu bersemangat melihat Ryujin didepan kelasnya.
"Ryu, kau ingin kekantin"
"Tidak, aku hanya ingin melihat mu"
"Yak aku sudah bilang aku tidak apa apa sekarang, emm mana Chaeryoung dan Yuna?"
"Aku meninggalkan mereka dikelas, berhitunglah satu sampai lima mereka akan datang tepat di hitungan kelima"
Jisu mengikuti apa kata Ryujin, tapi Ryujin malah tersenyum bahkan sedikit terkekeh melihat Jisu yang polos.
"Satu"
"Dua"
"Tiga"
"Empat"
"Lim.."
Chaeryoung dan Yuna sedikit berlari di lorong kelas Jisu. Jisu ikut tersenyum melihat kedatangan dua sahabatnya itu.
"Yak Shin Ryujin, kau meninggalkan kami" kesal Yuna
"Kau sudah sembuh Jisu-ya?"
"Emm, hanya Ryujin saja yg kelewatan takut padahal itu hanya sakit biasa"
"Jisu, Ryujin seperti orang gila ketika melihat mu pingsan" jelas Chaeryoung
"Dia bahkan sampai tak peduli lagi hukuman yang dia terima hari ini" tambah Yuna
"Yang lebih anehnya saat kami ingin melihat mu dia melarang katanya takut tidur mu terganggu karna kami" kesal Chaeryoung
Seketika Jisu menatap Ryujin yang masih diam tanpa membela diri dari semua ucapan teman temannya.
"Gomawo"
"Ayo kita makan kekantin jam istirahat" ajak Yuna
"Maaf aku sudah ada janji dengan Chan"
Rasanya sulit sekali Ryujin mengkondisikan perasaanya saat Jisu lebih memilih Chan dari pada dirinya. Ryujin membuang tatapannya kesembarang arah agar Jisu tak melihat kekecewaannya. Dua temannya menyedari perubahan ekspresi Ryujin pada Jisu.
"Tak apa, mungkin bisa besok, ah sebelum bel masuk kami kembali kekelas ya" Yuna menarik Ryujin pergi dari sana
Chaeryoung menepuk nepuk bahu Jisu sambil tersenyum, sebenarnya hatinya sama kecewanya dengan Ryujin tapi ia lebih tenang ketimbang Ryujin.
.....
Bel istirahat pun berbunyi para siswa pun segera keluar kelas. Entah hanya sekedar mengobrol ditaman, mengerjakan tugas, atau makan siang dikantin seperti yang dilakukan Ryujin, Yuna dan Chaeryoung. Ryujin makan dengan susah payah, pikirannya terus saja mengingat Jisu. Sudah lama sekali mereka tidak makan siang dikantin bersama membuat mereka semua rindu dengan kehadiran Jisu yang menambah keriuhan meja.
Yuna menyadari kedua temannya tidak begitu semangat dengan makanan mereka.
"Chaeryoung-ah berhentilah mengaduk aduk makanan mu"
"Dan kau Shin Ryujin berhenti menatap makanan mu dengan tatapan menakutkan itu"
Ryujin langsung menatap kearah Yuna yang menegurnya.
"Aku selesai" Ryujin bangkit dan meninggalkan kantin
"Moodnya benar benar hancur" Chaeryoung mengikuti Ryujin pergi