Bagian 12 (End)

936 83 3
                                        

Ryujin menatap Jisu yang masih setia menyuapinya dalam diam. Ia tau kesalahan terbesarnya adalah membiarkan kesalah pahaman ini terus berlanjut.

"Aku.."

"Jangan bicara, makanlah"

Jisu masih saja diam. Ryujin merampas piring dari tangan Jisu.

"Maafkan aku"

Tatapan Jisu berubah menjadi dingin.

"Lalu bagaimana aku memaafkan diri ku yang bodoh ini?"

"Jisu"

"Kau membiarkan ku tersesat sendiri dan setelah kau menemukan ku, kau bersikap seperti tidak terjadi apa apa. Kau tau Ryu, aku terluka kau meninggalkan ku dulu tapi aku lebih terluka kau menutup rapat rapat semuanya dari ku"

"Dengarkan aku Jisu, aku malu dengan diri ku sendiri yang salah paham pada mu"

Jisu menunduk terdiam.

"Benci aku tapi jangan menjauh lagi" ucap Ryujin

"Aku tidak bisa membenci mu" ucap Jisu dengan suara kecil

Senyuman Ryujin mengembang, ia membawa Jisu dalam pelukannya.

"Aaahh aku merindukan mu"

Jisu tersenyum dalam pelukan Ryujin. Ia tau Ryujin bukan orang yang secara langsung mengatakan rindu seperti itu.

.
.
.
.

Pagi pagi sekali Ryujin berada di depan pintu Jisu. Ia sudah lengkap dengan seragam sekolahnya, sesuai janji ia akan menjemput Jisu.

Ryujin yang memang tau password kamar Jisu bisa masuk dengan mudahnya. Ia tersenyum mendapati Jisu yang masih berada dalam selimut.

"Bangun pemalas" ucap Ryujin ditelinga Jisu

"Emm" Jisu hanya bergumam tak jelas

"Ayo mandi"

"Jangan menganggu ku Ryu"

"Kita mau kesekolah"

"Diam Ryujin ini masih sangat pagi"

Ryujin pun berhenti menjahili Jisu, ia bergegas menuju dapur dan memasak bubur untuknya dan Jisu. Harum masakan Ryujin mengganggu tidur Jisu, ia akhirnya bangun dan langsung duduk dimeja makan.

"Kau sadar ini jam berapa?" Kesal Jisu

"Tidak" Ryujin masih sibuk menata meja

"Kau mengesalkan"

Ryujin mendekatkan wajahnya didepan wajah polos Jisu.

"Tapi kau menyayangi ku kan"

Jisu mencium ujung hidung Ryujin.

"Tidak" Jisu berlari menuju kamar mandi

Ryujin hanya tersenyum melihat Jisu yang sudah menutup pintu kamar mandi. Hampir 15 menit Jisu dikamar mandi, akhirnya ia sudah menyelesaikan ritual mandinya.

"Kau memasak bubur?" Tanya Jisu sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil

"Hah, kenapa harus bertanya lagi jika kau sudah melihatnya"

"Apa kau tidak tau basa basi?" Kesal Jisu

Entah kenapa Ryujin yang biasanya tak banyak bicara sekarang menjadi lebih sering bicara bahkan menjahili Jisu.

"Makanlah, biar aku yang mengeringkan rambut mu"

Jisu hanya mengikuti keinginan Ryujin. Ia makan dengan tenang dan Ryujin sibuk dengan rambut Jisu.

"Sudah selesai"

"Duduklah"

Ryujin mengikuti arahan Jisu.

"Buka mulut mu" Jisu mengarahkan sendok pada Ryujin

Senyuman Ryujin mengembang sempurna.

"Makan yang banyak anak baik"

.
.
.
.

Ryujin keluar lebih dulu dari mobilnya kemudia berlari kecil membuka kan pintu untuk Jisu.

Semua mata tertuju pada mereka berdua, Ryujin baru pertama kali turun kesekolah membawa mobil sendiri dan Jisu yang semakin percaya diri disamping Ryujin. Jisu berdiri disamping Ryujin sambil membuka kaca mata hitamnya membuat Ryujin tertawa kecil.

Ryujin memberikan tangannya untuk Jisu genggam. Dulu biasanya Jisu tak akan mau berjalan bersama Ryujin tapi hari ini ia berani berjalan bersama bahkan menggenggam tangan sahabatnya.

"Mereka sedang apa?" Tanya Yuna yang bingung dengan tingkah keduanya

"Mereka sedang keluar dari zona nyaman yang toxic" ucap Chaeryoung tersenyum

Banyak para siswa tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Ryujin yang jarang tersenyum pagi ini tengah tertawa lepas melihat kelakuan Jisu yang tidak biasa.

"Kenapa kita kekelas mu?" Tanya Jisu

"Ada satu hal yang belum kau selesaikan"

Seseorang keluar dari balik pintu.

"Jangan kabur lagi" Ryujin mempererat genggamannya

"Jika kau tak ingin memberinya kesempatan kedua berilah dia maaf mu"

Jisu masih menatap Yeji yang diam tertunduk.

"Dia bahkan memgakui kesalahannya dan berani menemui ku agar aku dan kau berbaikan"

Ryujin masih tak mendapatkan resepon dari Jisu, tatapan Jisu masih tak bersahabat pada Yeji.

"Hwang Yeji" panggil Jisu dengan nada dingin

Yeji mencoba memberanikan diri menatap Jisu yang berada didepannya.

"Aku sudah memaafkan mu, mau kah kau berteman dengan ku lagi?"

Yeji membulatkan matanya mendengarkan permintaan Jisu.

"Apa aku tidak salah dengar?" Tanya Yeji

"Kau harus kedokter memeriksakan telinga mi" kesal Jisu

Yeji langsung menarik Jisu dalam pelukannya.

"Makasih ya Choi Jisu, saranghae"

Ryujin yang mendengarkan kata cinta dari Yeji, buru buru melepaskan pelukan Yeji dari Jisu.

"Yak aku membantu mu untuk minta maaf bukan merebutnya lagi"

"Tapi Jisu tadi mengangguk"

"Jangan macam macam kau Hwang Yeji, lepaskan pelukan mu dari Jisu ku"

Yeji semakin memeluk Jisu erat.

"Tidak mau"

"Jisu-ya cepat lepaskan, peluk aku saja"

Jisu pun ikut mengerjai Ryujin. Ia semakin memeluk Yeji

"Lihatkan Jisu tak mau melepaskan ku juga"

Ryujin dan Yeji sibuk memperebutkan Jisu.

"Hah akhirnya berakhir juga drama panjang ini" ucap Yuna sambil bersandar di dinding

"Aku juga lelah menyaksikan mereka"

Mereka berdua bertos berhasil menyelesaikan misi mempersatukan ketiga.

TAMAT

Akhir kata SARANGHAEYO

👋

Be In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang