Part 3

807 97 12
                                    

Rambut yang biasanya diikat kini harus Jisu urai, rambut hitam panjang yang tidak pernah ia pamerkan menjadi objek dimata temannya. Sebenarnya Jisu tidak bermaksud menjadi pusat perhatian tapi semua ini terpaksa karna ia harus mencuci rambutnya yang terkena tepung.

"Daebak, lihatlah artikel sekolah hari ini"

Semuanya langsung mengecek ponsel mereka.

"Wah Nayeon noona akan terkena masalah besar"

"Tapi siapa yang berani mempublikasikan artikel ini?"

Teman satu kelas Jisu menjadi riuh karna artikel tentang perundungan yang dilakukan anak konglomerat dikota mereka. Jisu tak perduli, pikirannya melayang entah kemana.

"Kau sudah disini ternyata"

"Ahh, ya Chan"

"Kau melamun?"

"Iya"

"Ada apa? Ada yang mengganggu mu lagi?"

"Tidak, hanya aku kehilangan Ryujin"

"Maksudnya?"

"Ryujin tidak mencari ku atau mengkhawatirkan ku"

"Mungkin dia sedang sibuk"

"Aku sangat mengenalnya Chan"

Chan mengusap kepala belakang Jisu dengan lembut.

"Dia akan kembali"

.....

Pelajaran terakhir telah selesai, bel pulang pun telah berbunyi. Jisu berjalan beriringan dengan Chan menuju halte.

"Jisu kami duluan" ucap Yuna

Chaeryoung melambaikan tangannya sambil tersenyum pada Jisu tapi Ryujin dia bersikap biasa dan berjalan begitu saja melewati Jisu. Hatinya kembali sakit.

"Mau makan coklat" ucap Chan mengalihkan pandangan Jisu

Selain Ryujin, coklat adalah sahabat terbaik Jisu saat hatinya tak baik. Jisu antusias menuju halte.

Sesampainya didepan toko coklat, Jisu terhenti. Tempat itu adalah tempat favoritnya dan Ryujin.

"Bukankah itu Ryujin, siapa itu bersamanya?"

"Aku tidak tau"

Chan dan Jisu berjalan masuk.

"Ryu" ucap Jisu menahan ujung seragam Ryujin

"Kau mengenalnya?"

"Tidak"

"Hei" kesal Chan

"Jangan"

Ryujin berjalan menarik tangan gadis itu keluar dari toko coklat.

.
.
.
.

"Sudah ku peringatkan berulang kali, jangan pernah menyentuh Jisu"

Jisu mengurungkan niatnya masuk kedalam toilet. Nafasnya tercekat mendengar namanya disebut, lebih tepatnya mendengar amarah Ryujin.

"Kau begitu menyayangi adik ku?" Nada Nayeon seakan mengejek Ryujin

"Jika kemarin dia menangis akan ku pastikan kau tidak akan pernah kembali kesekolah ini"

"Aku tidak takut dengan ancaman mu"

"Aku bisa saja membunuhmu jika Jisu terluka"

"Kau gila Ryujin"

"Jisu adalah dunia ku"

Jisu segera berlari kembali kekelasnya, nafasnya tak beraturan hingga semua orang memperhatikannya.

"Kau tidak papa Jisu?" Tanya temannya yang duduk didepan Jisu

Be In Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang