15. Waiting

9.7K 1.4K 219
                                    




Soal Haruto yang bilang kalau dia mau bantu nyembuhin luka yang udah dia kasih ke Junkyu itu bukan cuma omong kosong, karena dia beneran ngebuktiin ucapannya.

Udah hampir seminggu ini dia perlakuin Junkyu bener-bener lembut, dan gaada lagi suara bentakan keras yang keluar dari mulut Haruto.

Kalau soal Junkyu udah maafin cowok itu atau belum, dia juga gatau.

Yang dia tau cuma seneng karena akhirnya Haruto balik lagi kayak waktu mereka awal pacaran.

"Beneran gamau makan?" Tanya Haruto.

Mereka berdua sekarang ada didalam mobil Haruto, semenjak obrolan mereka ditaman.. Haruto selalu jemput dan anter Junkyu pulang. Walaupun kadang kelas Junkyu pulang sore, tapi Haruto tetep nunggu si cowok manis itu buat pulang bareng sama dia.

Hari ini Junkyu belum makan siang, karena tadi dia sibuk banget ngerjain tugas di perpustakaan. Haruto yang tau itu, sekarang lagi maksa-maksa Junkyu buat makan tapi si cowok manis itu gamau.

"Gamau, mau pulang aja." Jawab Junkyu.

"Tapi kamu belum makan."

"Gapapa, makan dirumah aja."

"Mbak Inah lagi libur, bunda juga gaada dirumah. Kamu mau makan apa coba? Mie instan?" Ucap Haruto sambil ngarahin mobilnya masuk kedalam parkiran rumah makan.

"Ayo makan dulu, abis makan nanti aku anter pulang." Ajak Haruto.

Dengan sedikit terpaksa, akhirnya Junkyu keluar dari mobil Haruto dan jalan disamping cowok itu.










"Tunggu dulu ya, aku mau pesen makan buat kamu nanti malem." Ucap Haruto, ketika udah ngehabisin makanannya.

Junkyu menggeleng, "gausah, gausah dipesenin." Tolaknya.

"Terus nanti malem gak makan gitu? Mau diet kamu?" Tanya Haruto, sambil terus menatap mantan pacarnya.

"..."

"Udah, aku pesenin aja ya. Sekalian mau pesen buat aku juga." Kemudian Haruto berdiri dari duduknya.

Junkyu menggeleng lagi, "gausah, Haru."

"Kenapa?" Tanya Haruto, kembali duduk ditempatnya.

Junkyu menipiskan bibirnya, "um.. kalau nanti malem.. cari makan aja, gimana?"

Ngedenger itu, bibir Haruto dengan otomatis langsung tersenyum. "Boleh, nanti malem aku kerumah kamu." Balasnya.

Junkyu mengangguk, kemudian kembali menghabiskan makanannya.











Malamnya, Haruto jemput Junkyu buat makan malam bareng. Kemudian mereka mutusin buat makan ditempat nasi goreng, karena Junkyu yang minta.

Haruto sebenernya ngerasa gak asing sama tempat ini, dia kayak udah pernah kesini sebelumnya.

"Kamu inget gak?"

Haruto menoleh, kemudian menautkan kedua alisnya. "Inget apa, Kyu?" Tanyanya.

"Waktu itu kamu pernah ninggalin aku sendiri, disini." Jawab Junkyu.

Ah, pantes aja Haruto ngerasa gak asing.

Ternyata dia emang udah pernah kesini sebelumnya.

Dia jadi ingat, waktu itu dia makan bareng Junkyu. Ketika nunggu makanannya datang, Tata telepon dia minta tolong. Si cewek itu minta tolong ke Haruto buat jemput dia di mall.

"Iya, aku inget. Aku minta maaf ya, Kyu." Ucap Haruto.

Junkyu tersenyum, "aku kan udah sering bilang kalau aku gamau denger itu dari mulut kamu." Balasnya.

Haruto menipiskan bibirnya, ngerasa gak enak hati sama Junkyu karena sikapnya waktu dulu.

"Padahal sebenernya kamu bisa nyuruh dia buat pesen taxi online aja—

—tapi kamu malah lebih milih buat ninggalin aku, dan samperin dia." Ucap Junkyu sambil sedikit mendorong piringnya, pertanda dia udah selesai makan.

"..."

"Aku gatau waktu itu harus gimana, karena gak mungkin aku makan punya kamu juga."

"..."

"Beruntung waktu itu ada Yoonbin, makanan kamu dimakan sama dia jadinya."

"..."

"Aku bingung, padahal kamu yang pacar aku tapi kenapa aku ngerasa kalau Yoonbin yang pacar aku, ya?"

Pertanyaan itu ngebuat Haruto makin ngebodoh-bodohin dirinya sendiri.

"Aku beneran gak ngerti, kenapa Yoonbin selalu ada kalau aku lagi butuh."

"Aku—"

Belum sempat Haruto menyelesaikan ucapannya, Junkyu udah memotongnya lebih dahulu. "Aku gamau denger kamu bilang maaf lagi."

"..."

"Pulang yuk? Udah kan?"

Haruto mau gak mau mengangguk, dan mengikuti Junkyu dari belakang.

Ketika mereka didalam mobil Haruto, Junkyu bersikap seolah tadi gaada apa-apa diantara mereka berdua. Beda dengan Haruto yang rasanya mau terus-terusan menangis.

Mobil Haruto berhenti didepan rumah Junkyu, ketika Junkyu mau turun ternyata pintu mobilnya masih dikunci. "Aku mau turun, Haru."

Haruto menggeleng, "nanti dulu, aku mau ngomong."

Mereka berdua sama-sama diam saling bertatapan. Beberapa menit kemudian mata Haruto berkaca-kaca, Junkyu langsung mengalihkan tatapannya agar gak melihat mata Haruto.

"Haru, aku mau turun."

Bukannya membukakan pintu, Haruto malah menarik si cowok manis itu kedalam pelukannya.

Junkyu diam, gak menolak dan gak membalas pelukan itu.

Gak lama, Junkyu mendengar isak tangis Haruto ditelinganya. "Aku nyesel banget, Kyu."

"..."

"Aku nyesel pernah jahatin kamu." Ucap Haruto sambil mengeratkan pelukannya.

"..."

Perlahan tangan Junkyu bergerak membalas pelukan Haruto, "udah, jangan nangis." Ucapnya sambil mengelus punggung cowok itu.

Haruto melonggarkan pelukannya, menatap Junkyu dengan mata berair. "Sampai kapanpun aku bakalan terus nungguin kamu buat maafin aku, Kyu." Ucap Haruto, kemudian kembali mengeratkan pelukannya dan menenggelamkan kepalanya dileher Junkyu.

[✔️] BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang