6. Break Up

14.7K 2.2K 644
                                    



Pulang dari Heaven, Junkyu gabisa tidur. Dia baru bisa tidur sekitar jam 5 pagi, dan ada kelas pagi jam 8. Junkyu cuma bisa tidur 2 jam, kepalanya jadi sakit.

Junkyu berjalan dengan langkah gontai, hari ini semangatnya hilang.

Jihoon sampai bingung, karena dari awal kelas sampai kelas-kelas berikutnya Junkyu keliatan gak nyimak. Si cowok manis itu cuma diam dan bengong.

"Kyu..?" Panggil Jihoon, ketika kelas terakhir mereka berakhir.

Junkyu menoleh, tapi gak ngebuka suaranya.

"Lo.. gapapa?" Tanya Jihoon khawatir.

Junkyu berusaha tersenyum walaupun senyumnya keliatan aneh dimata Jihoon, "gapapa kok, gue duluan ya, Ji." Ucap Junkyu sambil berdiri dari duduknya.

"Pulang sama siapa? Mau ikut gue sama Hyunsuk aja gak, pulangnya?" Tawar Jihoon.

Junkyu menggeleng, "gue mau ke Haruto dulu, Ji."

"Gapapa, gue tungguin di kantin nanti."

"..."

"Ya, Kyu? Gak lama kan lo?"

"Pulang aja, Ji. Jangan nunggu gue." Jawab Junkyu.

Akhirnya Jihoon mengangguk, "yaudah, kalau nanti ada apa-apa jangan lupa kabarin gue."

Kemudian mereka berdua keluar dari kelas. Jihoon belok kanan, menghampiri Hyunsuk di parkiran. Sedangkan Junkyu belok kiri, berjalan kearah gedung fakultas Haruto.

Kebetulan, di kantin Haruto cuma sendirian. Gaada Yoonbin dan gaada Jaehyuk.

Junkyu menghela napasnya kasar, sebelum berjalan menghampiri cowok itu.

"Haru..?" Panggil Junkyu ketika udah sampai disamping cowok itu.

Haruto mengalihkan pandangannya dari kertas-kertas yang ada dimeja, dan menatap Junkyu dengan sebelah alis yang sengaja dia angkat.

"Aku mau ngomong." Ucap Junkyu.

Haruto kembali menatap kertas-kertas yang ada dimeja, "yaudah, ngomong aja." Sautnya.

"Tapi gak disini."

Haruto memutar bola matanya malas, "ribet banget, ngomong aja disini."

Junkyu tersenyum getir, "ditaman belakang, ya?"

Haruto mendengus sebal, "yaudah, iya." Ucapnya, sambil memasukan kertas yang ada dimeja kedalam tasnya.










Sekarang mereka berdua udah ada ditaman belakang.

Tapi Junkyu belum ngebuka suaranya juga.

"Lama banget, lo mau ngomong apa? Buang-buang waktu gue aja." Ucap Haruto.

Junkyu menatap pacarnya dari samping sambil tersenyum, dia kangen banget sama Haruto yang dulu.

Waktu itu Haruto tiba-tiba datang kerumahnya, dan minta dia buat jadi pacarnya.

Junkyu jelas nerima Haruto, karena dia udah suka sama cowok itu dari tahun terakhir mereka di Sekolah Menengah Atas.

Haruto yang keliatan sangat senang, tanpa sadar menarik tengkuk Junkyu dan mencium bibir si cowok manis itu.

Ah, jadi ini rasanya ciuman pertama.

Setelah ciuman mereka terlepas, mereka berdua sama-sama memalingkan wajah malu.

Hari itu menjadi hari paling bahagia buat mereka berdua.

Sebulan mereka berpacaran, Haruto selalu bertingkah manis. Bertingkah layaknya pacar yang baik, kalau ngomong sama Junkyu selalu dengan nada lembut dan memakai aku-kamu. Tetapi itu semua berubah setelah bulan kedua.

Haruto menjadi cuek, kasar, jarang membalas pesan dari Junkyu, dan seakan-akan gak menganggap Junkyu sebagai pacarnya.

Cowok itu lebih sering bareng sama Tata, awalnya Junkyu marah besar sama Haruto. Tapi cowok itu bilang, kalau mereka berdua cuma sahabatan. Junkyu percaya sama Haruto, dan hubungan mereka berdua akhirnya berjalan sampai satu tahun lamanya.

"Aku sayang banget sama kamu, Haru."

"..."

"Perasaan aku ke kamu, setiap harinya pasti selalu bertambah dan gak pernah berkurang."

"..."

"Walaupun kamu marah-marah sama aku, dan gak bersikap baik ke aku. Aku berani sumpah kalau aku tetep sayang sama kamu."

"..."

"Aku gak peduli kalau kamu lebih sering bareng sama Tata, daripada sama aku. Karena aku yakin, kalau hati kamu juga cuma buat aku."

"..."

Junkyu mengusap air mata yang ada dipipinya, "tapi ternyata selama ini aku salah. Hati kamu dari lama udah bukan buat aku lagi."

"..."

"Harusnya aku sadar dari dulu, dan gak terlalu maksa buat bareng sama kamu."

"..."

Jujur, Junkyu gapapa kalau Haruto lebih sering sama Tata. Dia yakin kalau Haruto gak akan macam-macam sama cewek itu.

Tapi ketika semalam melihat apa yang mereka lakukan di Heaven, Junkyu gak bisa.

Junkyu sangat gak bisa menerima itu semua.

Dengan perlahan, tangan Junkyu bergerak mengelus bibir bawah milik Haruto.

"Aku sempet yakin, kalau bibir ini cuma aku yang bisa rasain." Kemudian dia melepaskan tangannya dari bibir cowok itu sambil tertawa getir, "ternyata aku terlalu percaya diri."

"..."

"Dengan mata kepalaku sendiri, aku ngeliat semuanya. Jujur, sampai sekarang aku gak bisa lupain itu. Sakit banget rasanya, Haru."

"..."

"Haru.. aku udah gak kuat—

Kita sampai sini aja, aku gak bisa lanjut pertahanin hubungan ini."

Ngedenger itu, Haruto ngerasa ada batu besar ngehantam dadanya.

"Aku minta maaf. Aku minta maaf kalau selama jadi pacar kamu, aku gak bisa jadi pacar yang baik buat kamu. Aku minta maaf kalau aku suka banget maksa-maksa kamu buat nurutin apa yang aku mau. Aku bener-bener minta maaf sama kamu, Haru."

"..."

"Mulai sekarang, kamu bisa hidup bebas. Gaada aku yang bakal ngelarang-larang kamu lagi. Kita udah selesai."

"..."

"Makasih ya, Haru. Aku seneng pernah ngerasain rasanya di sayang sama kamu."

Sampai detik ini, Haruto gak ngebuka suaranya.

Hati Junkyu semakin sakit, padahal dia mau denger suara Haruto.

Junkyu menatap jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, "udah sore, aku pulang duluan ya, Haru."

"Semoga habis ini, kamu bahagia terus." Ucap Junkyu sambil menunjukkan senyumnya, kemudian berjalan pergi meninggalkan Haruto yang terus menatapnya sampai dia hilang dari pandangan cowok itu.

[✔️] BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang