UNKNOWN

12.2K 1.5K 449
                                    

Happy Reading

.

.

💍💍💍

"You can push me a mile away~ I will run to you always~ "

"Put us oceans far apart~ Calm the seas to sail to you~"

Denting peralatan masak yang diiringi suara nyanyian merdu milik Maura terdengar dari arah dapur. Pagi-pagi sekali Maura terbangun lebih dulu dan bersiap lalu beranjak turun untuk membuat sarapan.

Suasana hatinya saat ini sedang sangat baik karena semalam Arkan memberikan kejutan luar biasa untuknya. Kemarin Arkan menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dan mengajaknya jalan-jalan mengelilingi kota London, mengunjungi museum dank e tempat-tempat menyenangkan yang memiliki kenangan mereka saat dulu.

Makan malam dengan suasana romantis di salah satu restoran yang menyuguhkan pemandangan indah Thames River di malam hari lalu berakhir dengan Arkan yang kembali membawanya ke suatu tempat sembari menutup matanya.

Lalu saat Arkan membukakan penutup matanya, Maura nyaris tidak bisa berkata apa-apa melihat bangunan mewah berdiri di hadapannya saat itu. Arkan bilang bangunan itu sudah Arkan siapkan sejak lama jauh sebelum Arkan melamarnya.

Arkan memang sudah berencana memiliki rumah di London untuk di tinggali bersama anak-anak mereka kelak. Rumah mewah dari hasil usahanya sendiri untuk Maura.

Arkan bilang, sebenarnya itu adalah hadiah pernikahan mereka. Tetapi karena urusan terdesak yang mengharuskan mereka tinggal di apartemen yang Arkan dapat dari kerjasamanya dengan Bayu, baru bisa sekarang Arkan menunjukkannya sebagai hadiah kehamilan Maura yang sudah menginjak lima bulan.

Maura bahkan menangis semalam karena terharu dengan ketulusan Arkan.

Meskipun Maura sedikit keberatan karena rumah ini terbilang cukup besar untuk mereka tinggali berdua, tetapi Maura juga tidak bisa menolak mengingat bagaimana lamanya Arkan menyiapkan ini.

Maura terkesiap saat kedua tangan tiba-tiba melingkar di pinggangnya. Maura bisa langsung merasakan hangat di punggungnya ketika Arkan datang memeluknya dari belakang.

"Aku udah bilang kan bangunin aku kalo kamu mau masak, dasar nakal" ujar Arkan tepat di telinga Maura lalu mencium pipinya.

"Kamu keliatan capek, aku gak tega bangunin" Maura melepaskan kedua tangan Arkan dari tubuhnya hendak mengambil piring namun Arkan lebih dulu meraihnya dan melingkarkan kedua tangannya kembali sembari memberi usapan kecil di perut Maura yang membuncit.

"Mau capek atau nggak, jagain kamu itu udah kewajiban aku"

Maura memutar bola matanya jengah. "Ya ampun, aku gak kenapa-napa, Boo, lagian kan aku cuma masak, bukan akrobatik di tengah jalan"

Arkan meletakkan dagunya di bahu Maura. "Gimana perut kamu? Masih suka sakit?"

Maura menggeleng dan berbalik badan melingkarkan kedua tangannya di leher Arkan. "Cuma keram biasa kok, mama bilang itu wajar selama masa kehamilan"

Arkan menghela napas lega. "Kasih tau aku kalo kamu ngerasa sakit lagi, oke?"

Maura mengangguk. Arkan lalu mengangkat tubuh Maura dan membawanya ke ruang makan lalu mendudukkannya di kursi.

"Padahal aku bisa jalan sendiri" kata Maura cemberut.

Arkan mengecup bibir Maura. "Gak perlu" ujarnya lalu melangkah ke dapur dan kembali membawa dua piring nasi goreng keju yang dimasak Maura tadi dan kembali lagi ke dalam dapur membuatkan teh untuknya dan susu untuk Maura.

AFTER MARRIED || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang