Tinggalkan jejak!
Happy Reading
.
.💍💍💍
Suara kicauan burung dan cahaya pagi yang menyelinap masuk melalui jendela kamar itu tak membuat seorang laki-laki yang sudah berstatus sebagai suami itu membuka mata.
Arkan masih tetap setia berbaring di ranjang dengan selimut tebal yang menutupi sebagian tubuhnya.
Hari Sabtu yang bebas dari pekerjaan dan tentunya Arkan bisa lebih leluasa bersama Maura seharian ini. Arkan memilih untuk bangun agak siang karena ingin sedikit bermalas-malasan di ranjang bersama istri tercintanya.
Untuk sejenak Arkan masih nyaman dengan pembaringannya hingga saat cowok itu berguling ke samping dan menjulurkan tangannya ke sisi ranjang, Arkan pun membuka mata.
Sisi itu terlihat kosong, tidak memperlihatkan Maura yang masih tertidur pulas menghadapnya seperti biasa.
Arkan sontak menyibakkan selimutnya dan turun dari kasur sembari mengusap wajahnya dan berjalan keluar kamar.
"Sayang?" panggil Arkan saat menuruni anak tangga.
"Iya, Boo?" sahut Maura yang baru saja keluar dari arah dapur. Kening Arkan mengkerut dalam melihat penampilan Maura yang kini berdiri mengenakan celemek biru dan spatula di tangan kanannya.
"Kamu masak?" tanya Arkan, Maura mengangguk lugu.
Arkan menghela napas pelan. "Masak apa?" tanyanya lagi seraya meraih kedua tangan Maura untuk mengecek apakah istri kecilnya itu terluka atau tidak.
"Pancake, aku lagi pengin bikin pancake"
"Kalo kamu mau pancake harusnya bangunin aku, jangan masak sendiri"
"Maura menggeleng. Bukan buat aku, Boo, tapi buat kamu"
"Ya harusnya kamu bangunin aku, Sayang, kita bisa bikin sama-sama 'kan?"
Maura menggeleng lucu. "Nggak mau maunya masak sendiri buat kamu" ujarnya membuat Arkan menaikkan sebelah alisnya.
"Aku pengin liat kamu makan pancake buatan aku, Ar" ... cicit Maura.
Arkan terdiam sejenak, sambil menahan senyumnya Arkan berkata, "Maksud kamu pancake gosong?"
"Pancake gos—ASTAGHFIRULLAH PANCAKE AKU!!" teriak Maura lalu berlarian kembali ke dapur meskipun Arkan memperingatkannya untuk tidak berlarian.
❄❄❄
Di ruang makan sembari menunggu Arkan selesai mandi, Maura duduk menumpu dagu dengan kedua tangannya, memperhatikan pancake gosong di hadapannya dengan wajah cemberut. Pancake dengan warna hitam pekat itu ia pisahkan dengan pancake lainnya, tidak mungkin kan Maura memberikan pancake gosong itu pada Arkan?
Maura menoleh menatap Arkan yang tengah menuruni anak tangga dengan mengenakan kaos putih dan celana training panjang hitam dengan list putih di bagian sisi celana. Tidak lupa dengan rambut basahnya yang selalu menambah tingkat ketampanannya.
Oh, sungguh. Maura tidak pernah bosan menatap suaminya setiap kali laki-laki itu selesai mandi. Sesekali, jika Arkan keluar hanya dengan mengenakan boxer atau handuk yang melilit pinggangnya. Maura selalu menghampiri Arkan dan memeluknya, sedikit agak modus untuk bisa memegang otot-otot perut Arkan yang terlihat seperti roti sobek.
Pantas saja dulu Calista tergila-gila dan tidak pernah ketinggalan melihat Arkan berlatih basket, gadis itu bahkan tanpa tahu malu berteriak heboh setiap kali ABS Arkan terekspos.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIED || (T A M A T)
RomanceThe next story 'MY COLD PRINCE 2' Cerita perjalanan Arkan dan Maura yang penuh duka, luka dan air mata, kini berujung sempurna. Pengorbanan yang terbayar dengan sebuah ikatan pernikahan. Setelah kisah-kisah pilu perjuangan mereka, Arkan dan Maura...