KEGUGURAN

18K 1.9K 655
                                    

Happy reading
.
.

💍💍💍

Pukul tiga dini hari Maura terbangun karena merasa lapar. Mendadak ia ingin memakan pasta buatan Arkan yang ditaburi keju parut di atasnya. Membayangkan itu membuat Maura menelan ludahnya sendiri, ia menginginkannya.

Maura menoleh ke samping. Dilihatnya Arkan yang masih tertidur pulas seraya memeluknya. Bibir mungil Maura sontak melengkung ke bawah, tidak tega jika ia harus membangunkan suaminya itu hanya untuk memenuhi keinginannya.

Bertanya-tanya sendiri apakah ia harus membangunkan Arkan atau tidak, memasak sendiri atau menahannya saja. Kalau tega pun, apakah Maura akan menjadi istri durhaka karena sudah mengganggu tidur suaminya itu hanya untuk memasakkan sesuatu untuknya?

Itu mengerikan sekali.

Beberapa menit sibuk berfikir, akhirnya Maura memutuskan untuk memasak sendiri saja. Lagi pula, Arkan sudah memperbolehkannya memasak bukan? Jadi itu bukan suatu masalah untuknya.

Dengan perlahan dan sangat hati-hati Maura menyingkirkan lengan Arkan dari perutnya lalu bangkit, sedikit memperbaiki letak selimut Arkan lalu mulai melangkah keluar kamar. Namun baru beberapa melangkah, suara berat Arkan menginterupsinya.

"Mau kemana, Sayang?"

Maura yang sempat terkejut pun sontak membalikkan badannya menatap Arkan yang kini sudah duduk diatas ranjang seraya menatapnya.

"Hmm,,, mau masak"

Sebelah alis Arkan terangkat ke atas, diliriknya jam dinding yang masih menunjukkan pukul tiga pagi.

"Ini masih terlalu pagi, Sayang"

"Aku pengin pasta, Boo"

Arkan mengusap wajahnya untuk menghilangkan rasa kantuknya lalu menyibak selimut dan menghampiri Maura.

"Ngidam lagi?" tanya Arkan, Maura mengangguk.

Arkan menarik lembut tangan Maura dan mendudukkannya di tepi ranjang.

"Tunggu di sini, aku cuci muka dulu" ujarnya lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Arkan kembali dengan wajah yang lebih segar. Meskipun rasa kantuk masih menderanya, sebisa mungkin ia tahan untuk Maura.

Arkan lalu menggenggam tangan Maura dan turun ke bawah menuju dapur.

"Aku bantuin ya!?"

Arkan menggeleng dan mengangkat tubuh Maura dan mendudukkannya di atas meja dapur. Lelaki itu hendak berbalik untuk menyiapkan bahan namun Maura menahannya.

Cup!

Maura melayangkan kecupan lembut di ujung bibir Arkan. "Biar semangat masaknya, makasih ya, Boo"

Arkan mengulum senyumnya. Bisa-bisanya Maura mengejutkannya dengan ciuman di pagi buta seperti ini.

Tentu saja, Arkan akan selalu semangat apapun yang menyangkut Maura dan juga jagoan kecilnya.

-

Maura menghampiri Arkan yang baru saja keluar dari kamar mandi. Selama Arkan memasak, lelaki itu terus mondar-mandir ke kamar mandi. Aroma pasta yang di masak membuat Arkan merasa mual dan muntah-muntah.

Dan sampai Maura menghabiskan pastanya pun Arkan masih sibuk bolak-balik memuntahkan isi perutnya. Efek kehamilan Maura yang berdampak ke Arkan.

Maura mengusap tengkuk Arkan dan menghela napas. "Pasti capek ..." cicitnya tak tega melihat wajah Arkan yang terlihat pucat dan kelelahan seperti itu.

AFTER MARRIED || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang