GOOD ADVICE

13.1K 1.7K 435
                                    

Happy reading
.
.

💍💍💍

Maura menggeliat kecil di sela tidurnya, rasa empuk dan hangat membuatnya enggan membuka mata. Namun berbeda ketika perasaan hampa itu datang setelah menyadari ketidakberadaan Arkan di sampingnya.

Maura lantas bangun dari rebahannya menatap sisi tempat tidur yang terlihat kosong. Satu tangannya kembali terjulur meraba sisi kosong yang terasa dingin itu. Maura merengut, bahkan Arkan tidak ikut tidur bersamanya dan memeluknya seperti biasa.

Kaki jenjangnya bergerak turun menyentuh lantai dan melangkah keluar kamar. Keningnya seketika mengkerut dalam ketika tak mendapati sosok Arkan di ruangannya. Pandangannya lalu turun mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam segini biasanya Arkan masih duduk di meja kerjanya mengerjakan berkas-berkas kantor, tetapi sosok seolah menghilang tanpa jejak.

Maura lalu melangkahkan kakinya ke arah sofa panjang dan mendudukkan dirinya disana. Bibirnya mengerucut sebal karena Arkan pergi begitu saja tanpa bilang kepadanya. Bagaimanapun juga Arkan harus memberitahunya meskipun ia tengah tertidur.

Satu jam berlalu namun Arkan belum juga muncul. Maura juga sudah mulai lelah dan bosan terus duduk menunggu Arkan kembali, namun sampai saat ini suaminya itu belum juga menunjukkan batang hidungnya.

Kedua matanya sudah berkaca-kaca. Maura hampir saja menangis sebelum sosok Arkan datang memasuki ruangan membawa paperbag di tangannya.

"Oh, kamu udah bangun. Kamu laper? Mau makan?" tanya Arkan yang melangkah menghampiri Maura, namun tak ada jawaban dari wanitanya membuat Arkan mengerutkan dahinya.

Arkan meletakkan paperbag tersebut di atas meja dan berjongkok seraya menggenggam tangan Maura. "Kenapa nangis? Aku buat kesalahan?"

Maura mengangguk pelan.

"Boleh kasih tau kesalahanku?" tanya Arkan lembut seraya membawa satu tangan Maura dan meletakannya di pipinya.

"Kamu kemana aja sih ... aku nyariin kamu tau gak?" kesal Maura seraya mengusap matanya yang berair.

"Maaf, Sayang. Aku sama Valdo tadi ke restoran Kevin"

Maura semakin memanyunkan bibirnya. "Kamu kok gak ngajak aku sih ...! Malah ninggalin aku sendirian disini"

Arkan menggantikan tangan Maura untuk mengusap air matanya. "Aku gak tega bangunin kamu, lagian aku udah suruh orang jagain kamu disini sampe aku balik"

"Tapi gak adil! Masa kamu lebih milih ngajak Valdo makan ketimbang aku sih?!"

Arkan terkekeh kecil. "Aku ke sana cuma bantu Kevin aja, aku gak akan makan tanpa kamu"

"Bantu?" tanya Maura bingung.

Arkan mengangguk seraya tersenyum. "Nanti aku ceritain. Kamu makan dulu, aku beliin makanan buat kamu" ujarnya seraya membuka bungkus makanan yang dibawanya dan berpindah duduk di samping Maura.

"Mau aku suapin?" Maura menganguk. Arkan pun dengan senang hati menyuapi Maura perlahan-lahan sembari menceritakan alasannya dan Valdo pergi ke restoran Kevin.

Beberapa bulan lalu Kevin membuka restoran yang dikelolanya sendiri dan perlahan memperkerjakan beberapa orang. Di satu bulan pertama, restorannya baik-baik saja tanpa adanya masalah sedikitpun. Namun pada bulan berikutnya restoran itu mengalami pemerosotan. Pendapatan yang seharusnya tidak sesuai dengan apa yang Kevin terima hingga restorannya mengalami kebangkrutan.

Kevin mengalami stress berat menangani masalah ini. Sudah diselidiki oleh Kevin sendiri namun tidak ada hal yang mencurigakan sampai akhirnya Kevin mengeluhkan masalahnya pada Valdo dan berencana untuk menutup restorannya, cowok itu juga meminta Valdo untuk tidak mengatakannya pada Arkan karena tidak ingin menyulitkannya.

AFTER MARRIED || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang