PERHATIAN

10.9K 1.7K 1.5K
                                    

Happy Reading

.

.

💍💍💍

Maura mendengus saat ia terbangun tidak mendapati Arkan di sebelahnya. Maura lalu beranjak dari kasur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lima belas menit kemudian Maura keluar dari kamar mandi dengan handuk biru yang melilit tubunya. Maura lalu berjalan mendekati lemari sembari memegangi perutnya khas wanita hamil.

Maura meringis kecil. Semakin perutnya membesar semakin sulit dirinya melakukan aktifitas. Tapi di samping itu Maura bersyukur karena memiliki Arkan yang sangat pengertian dan selalu siaga memenuhi kebutuhannya.

Yah, Maura berharap kehidupan rumah tangga mereka terus berjalan mulus tanpa adanya hambatan lagi.

Cklek!

Maura menoleh saat pintu kamar terbuka menampilkan sosok Arkan yang sudah rapih dengan kaus hitam lengan panjang berlehernya. Rambut setengah basahnya yang selalu jadi favorit Maura itu semakin membuat Arkan terlihat manly. Maura tidak pernah bosan dengan penampilan Arkan dalam gaya apapun.

"Udah bangun?" Arkan menghampiri Maura memberikan kecupan lembut di pipinya.

"Kenapa belum pake baju? Nanti masuk angin" Arkan lalu menarik lembut tangan Maura dan mendudukkannya di tepi ranjang. Arkan berjalan ke lemari mengambil pakaian untuk Maura.

"A-aku bisa sendiri" ujar Maura nampak gugup saat Arkan melepas handuk yang melilit tubuhnya hendak memakaikannya pakaian.

"Berapa lama kamu mandi?"

"Hmm ... gak lama kok"

"Berapa menit?"

"Mungkin sekitar lima belas menit atau lebih"

"Itu lama, Sayang"

"Uuh, aku kan mandinya emang segitu, Boo"

"Badan kamu dingin, Sayang"

Arkan kembali melepaskan atasan yang tadi sudah ia kenakan ke tubuh Maura lalu bergerak membuka laci mengambil minyak kayu putih.

Arkan menuangkan minyak kayu putih itu ke satu tangannya, mengusapnya dengan kedua tangan lalu mengolesinya ke tubuh Maura. Arkan mengulangnya lagi sampai seluruh tubuh Maura terkena minyak kayu putih, memastikan agar istrinya tetap hangat.

Sedangkan Maura terdiam dengan detak jantungnya yang kencang. Gugup saat kedua tangan Arkan yang terasa hangat menyentuh tubuhnya. Meskipun mereka suami istri, tetap saja Maura merasa malu setiap kali Arkan melihat tubuhnya.

"Bekas lukanya mulai hilang" kata Arkan, mengecup salah satu bekas luka cambukan Samuel di punggung Maura. Membuat tubuh Maura meremang di buatnya.

Arkan menatap satu persatu bekas luka-luka di punggung Maura. Sebagian luka yang tidak terlalu parah sudah hilang, hanya menyisakan bekas luka yang sebelumnya terlihat cukup parah. Arkan selalu rutin memberikan gel penghilang bekas luka ke tubuh Maura. Berharap jika setelah semua bekas luka itu hilang, Maura tak perlu lagi merasa cacat dan Maura lebih semakin percaya diri.

Arkan tidak peduli jika ia harus mengerahkan segala pengorbanan atau hartanya sekalipun. Selama Maura bahagia, Arkan akan melakukannya.

Arkan lalu bergerak memakaikan pakaian ke tubuh Maura. Ia tersenyum melihat tampilan istrinya yang tetap terlihat cantik meskipun memakai switer rajut putih berleher lengan panjang dan rok hitam bercorak bunga dengan renda di bagian bawahnya.

AFTER MARRIED || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang