GIVE ME A GIFT

15.9K 1.8K 570
                                    

Happy 100k Reads~


Happy Reading
.
.

💍💍💍

Langit senja mulai menampakkan diri seolah menunjukkan tanda bahwa sang matahari akan pergi tenggelam membiarkan bulan menggantikan posisinya. Arkan berdiri di balkon kamar, menumpu kedua tangannya pada teralis besi, mata tajamnya terpejam menikmati suasana sore dan hembusan angin yang menerpa kulitnya.

Arkan sengaja pulang lebih awal mengingat Maura tidak ikut ke kantor karena hari ini hari kepulangan Calista dari rumah sakit. Setelah tiga hari dirawat karena kondisi kesehatan Calista menurun pasca keguguran, akhirnya Calista diperbolehkan pulang.

Lalu Arkan menjemput Maura di rumah Calista.

"Boo"

Suara lembut Maura tedengar membuat Arkan lantas menoleh. Arkan tersenyum dan membawa Maura ke pelukannya.

"Aku cari kamu ternyata disini"

Arkan mengecup puncak kepala Maura lembut. "Kenapa?"

"Kangen"

Arkan terkekeh. Betapa lucunya Maura mengatakan bahwa dia merindukannya. Arkan tidak bisa untuk tidak gemas pada istri mungil dipelukannya ini.

Maura mendongak menatap Arkan dengan bibir mengerucut. "Kok kamu gak bales? Gak kangen juga sama aku?"

Arkan mengulum senyumnya. "Setiap detik aku selalu kangen kamu" ujarnya sambil mengelus pipi Maura yang memerah yang membuatnya semakin gemas.

Arkan lalu terkekeh melihat Maura tiba-tiba diam dan menyembunyikan wajahnya di dadanya. "Kenapa diem? Perasaan tadi ngegombal"

"Siapa yang ngegombal sih!" omel Maura melayangkan cubitannya di perut Arkan, sementara Arkan hanya terkekeh.

"Ngomong-ngomong ... aku seneng sekarang Tata udah gak sedih lagi dan mulai bangkit dari keterpurukannya. Kak Rey juga gitu, dia terus ngehibur Tata"

"Syukurlah"

"Tata bilang, kamu ngasih support ke kak Rey. Padahal katanya kak Rey bukan orang yang gampang nerima masukan"

Arkan tersenyum. "Itu bukan support tapi ancaman. Aku ngancem bakal sebar foto aibnya kalo dia masih terus terpuruk"

Maura mendongak dan menggeleng. "Tega bener ngancem orang yang lagi berduka!"

"Mereka harus bangkit, mulai yang baru lagi dan belajar dari keterpurukan" 

Maura mengangguk membenarkan. "Jujur aku sempet takut bakal kejadian hal yang sama kayak Tata. Aku sampe mikir ini tiap hari dan ngerasa ketakutan, aku takut kehilangan bayi kita" ungkap Maura seraya mengelus perutnya.

"Itu gak akan terjadi" ujar Arkan dan mengecup kening Maura. "Kalian akan baik-baik aja, aku janji" lanjutnya menenangkan.

Arkan lalu melepas pelukannya dan berlutut mensejajarkan wajahya pada perut Maura dan memberikan kecupan-kecupan kecil disana. "Hai jagoan, ini Ayah. Kamu baik-baik aja disana kan? Cepatlah lahir, Ayah gak sabar gendong kamu"

"Baik kok, Ayah, aku juga gak sabar liat Ayah" jawab Maura dengan suara anak kecilnya yang dibuat-buat. Arkan mendongak menatapnya dan mereka tertawa bersama.

"Kalo kamu dipanggil Ayah, terus aku dipanggil apa? Bunda?"

Arkan mengangguk dan berdiri. "Bukannya kamu mau dipanggil bunda karena pengin ikutin sifat bunda Ivanka?"

AFTER MARRIED || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang