Happy Reading
.
.💍💍💍
Maura menggeliat dengan kerutan dalam dikeningnya saat suara tangisan Alnathan terdengar keras ditelinganya. Ia membuka mata menatap jam dinding yang menunjukkan pukul dua pagi.
Maura lalu mendesah pelan. Sudah empat jam Maura tertidur setelah memberikan Alnathan ASI dan menidurkannya, tapi rasanya seolah ia baru tertidur semenit yang lalu.
Sebuah kecupan lembut dikeningnya membuat Maura menoleh menatap Arkan yang ternyata juga ikut terbangun disampingnya.
"Lanjut tidur aja, biar Althan aku yang urus," katanya lalu turun dari ranjang menghampiri ranjang Alnathan dan menggendongnya.
"Ssshhh ... ini Ayah sayang, jangan nangis lagi, ya? Kasian bunda kecapekan" ujar Arkan lembut pada Alnathan yang seketika menghentikan tangisannya.
Arkan tersenyum dan mencium pipi Alnathan yang mulai tembam. "Anak pintar!"
Maura yang masih sedikit terjaga pun ikut tersenyum melihat pemandangan itu. Hatinya menghangat melihat interaksi kecil antara Arkan dan buah hati mereka.
Sejak Alnathan lahir, Arkan jadi semakin protektif padanya. Lelaki itu juga semakin meluangkan banyak waktu untuk membantunya mengurus Alnathan. Meskipun sepertinya Arkan lebih terlihat kelelahan dibandingkan dirinya karena juga turun tangan mengurus rumah dan memasak, namun suaminya selalu mengatakan jika dia baik-baik saja karenanya.
Tentu saja Arkan tidak sendiri, ada Angel yang juga turut ikut membantu papanya—Arkan. Gadis kecil itu juga ikut membantunya menjaga Alnathan, selayaknya seperti seorang kakak yang bertanggung jawab kepada adiknya—Angel tidak pernah sedikitpun merengek kepada mereka.
"Belum tidur?" Suara berat Arkan terdengar menyadarkan lamunan Maura. Di lihatnya Arkan yang menaiki kasur dan membenarkan letak selimutnya setelah kembali menidurkan Alnathan.
Maura menggeleng pelan. "Nungguin kamu."
Arkan tersenyum. Diangkatnya perlahan kepala Maura untuk meletakkan lengannya sebagai bantalan istrinya itu. Arkan lalu mendaratkan kecupan lembut di kening dan bibir Maura.
"Sekarang tidur."
Maura mengulum senyumnya dan memeluk Arkan. "Cium kening aku sampe pagi" Arkan terkekeh mendengar ucapan Maura.
"Tanpa kamu suruh, aku pasti lakuin, Sayang" ujar Arkan seraya mengeratkan pelukannya dan menempelkan bibirnya di kening Maura. Matanya terpejam menikmati wangi tubuh Maura yang masih menjadi favoritnya. Tidak, selamanya Arkan tidak akan pernah mengubah semua hal kesukaannya pada diri Maura.
Maura membenamkan wajahnya di ceruk leher Arkan. Sama halnya dengan Arkan, Maura terpejam menikmati wangi tubuh Arkan yang masih menjadi favoritnya. Bau tubuh Arkan yang selalu menenangkannya hingga Maura benar-benar terlelap di pelukan Arkan.
Arkan menarik wajanya menatap wajah Maura yang sudah terlelap. Kedua sudut bibirnya mengembang, kecantikannya tidak pernah luntur meski sekarang sudah menjadi ibu yang sesungguhnya. Kebiasaan favortinya, memandangi wajah cantik Maura yang terpejam dipelukannya. Arkan sangat bersyukur Tuhan memberikan Maura dihidupnya, juga kehadiran Angel dan Alnathan yang semakin mewarnai hidupnya.
Maura adalah wanita yang sempurna dimatanya. Kebiasaan uniknya, kecerobohan dan kebaikan hatinya membuat Arkan tidak bisa lepas dari Maura. Meski sampai sekarang Arkan masih sangat menyayangkan kehilangan manik mata indah Maura, namun Arkan bersyukur karena Tuhan masih mempertahankan Maura disampingnya.
Ken. Nama yang akan selamanya Arkan kenang dan hargai karena sudah menyelamatkan hidup Maura. Entah apa yang akan terjadi jika Maura benar-benar menghilang dari pandangannya untuk selamanya. Mungkin Arkan akan gila atau ikut mati karena Maura pergi meninggalkan separuh hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIED || (T A M A T)
RomanceThe next story 'MY COLD PRINCE 2' Cerita perjalanan Arkan dan Maura yang penuh duka, luka dan air mata, kini berujung sempurna. Pengorbanan yang terbayar dengan sebuah ikatan pernikahan. Setelah kisah-kisah pilu perjuangan mereka, Arkan dan Maura...