Tidak punya pilihan lain, selain hadapi!
****
Suasana makan malam yang terjadi di ruang makan keluarga itu terasa begitu hening. Sesekali hanya terdengar suara dentingan yang berasal dari sendok dan garpu yang saling beradu. Semua terasa sangat damai, hingga akhirnya si biang onar datang, suasana makan malam itu mendadak heboh.
"Pi! Balikin apartemen aku!" Sekonyong-konyong tanpa salam dan dengan rasa hormat pada kedua orang tuanya, Bagas berteriak nyaring. Membuat Riady yang tidak peduli, memilih sibuk pada makanan di depannya. Tapi respon berbeda ditunjukan oleh Sophie saat anak lelakinya itu datang.
"Duduk dulu, Gas. Datang-datang sudah teriak kayak gitu. Emang mau urat leher kamu putus? Kalo putus, nanti gak bisa godain cewek cantik gimana?" ledek wanita tua itu yang sebenarnya tidak terlihat tua karena perawatan dan segala macam perintilan yang ada di tubuhnya.
Bagas merengut, tapi tetap mengikuti ucapan sang ibu untuk duduk di meja makan.
"Mau makan gak?" tawar Sophie basa basi yang Bagas balas dengan sentakan keras.
"Nggak!" Lalu tatapan lelaki itu jatuh pada sang ayah yang masih sibuk memilih daging di atas piringnya. "Pi! Berhenti dulu dong makannya, aku mau ngomong nih."
"Ngomong aja, Papi dengerin kok."
Bagas segera berpindah, menarik kursi di sebelah Riady dan menatap Papinya lekat-lekat. "Apartemen, Pi, apartemen!"
"Kenapa apartemen?"
"Balikin aksesnya, aku gak bisa masuk."
Riady berhenti sebentar pada makanan di depannya hanya untuk melirik sang anak yang tampak frustrasi. "Terus itu masalah buat Papi?"
Oug! Itu menyakitkan sekali. Bagas sampai meraba dadanya, apakah itu berdarah atau tidak.
"Pi!" rengeknya.
Coba bayangkan kalau semua gadis yang pernah ia goda melihat kelakuan Bagas yang seperti ini, mungkin mereka akan melipir satu persatu.
"Pi, kenapa sejahat ini sih sama anak sendiri?"
"Rubah kelakuan kamu!"
"Aku kenapa? Aku baik-baik aja."
Hm ... tidak sadar diri memang bocah ini! Tidak ingatkah pada huru-hara yang selalu ia buat dan berhasil Riady tutupi dari media.
Bagas sering mabuk-mabukan di kelab malam hingga harus ada seseorang yang menjemputnya di sana. Bagas pernah berkelahi di dalam kelab malam karena menggoda kekasih orang. Bagas juga pernah dituduh membawa obat-obatan terlarang hingga hampir seluruh media menyiarkan itu. Tapi, karena Riady memiliki uang dan kekuasaan, semuanya berlalu begitu saja hingga publik melupakan kelakuan buruk anaknya.
"Udah deh, Papi balikin aja apartemen aku."
Kali ini Riady benar-benar meninggalkan makanannya. Ia meneguk sedikit air putih yang ada di atas meja lalu menatap sang anak dengan sorot tajam. "Papi akan balikin."
Bagas menyengir kesenangan.
"Tapi kamu harus nurutin permintaan Papi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIGERE
RomanceBerasal dari bahasa Jerman, kata lain dari Eloi, yang berarti pilihan