02 - Lakeswara

99 69 67
                                    


Lakeswara atau biasa disebut Lakes yang memiliki arti penguasa dunia adalah geng lain setelah Ganendra. Berbeda dari Ganendra yang sering membuat keributan, Lakes adalah geng pemersatu, membela yang lemah dan melindungi yang tertindas. Mereka terdiri dari lima cowok tampan, tajir dan juga pintar. Selain itu Lakes merupakan anggota inti tim basket SMK Pelita.

Yudha Adya Bamantara, pemimpin Lakes. Cowok paling baik dan juga perhatian. Memiliki campuran darah India-Indonesia membuat wajahnya sangat tampan dengan hidung mancung dan alis mata tebal. Siapapun pasti tertarik dan mengejar-ngejar Yudha. Tapi sayang, sangat sulit mendapatkan hati Yudha. Hingga saat ini pun belum ada yang bisa mendapatkan hati Yudha atau menjalin hubungan dengannya.

Bagas Davendra, si pemilik lesung pipi di kanan kiri pipinya. Bibir tipis dan memiliki kulit khas Indonesia karena Bagas keturunan asli Indonesia. Sama seperti Devara, Bagas juga sedikit pendiam tapi masih memberikan ekspresi wajah disaat tertentu, masih bisa tertawa lepas, hanya saja Bagas irit bicara. Bagas selalu mengutamakan perasaan oranglain dibandingkan perasaannya sendiri, lebih suka mengalah, dan suka membantu oranglain terutama sahabatnya.

Farzan Janesh, memiliki wajah khas orang eropa. Satu-satunya cowok yang memiliki warna mata hazel. Farzan sosok biang rusuh di kelas, cowok paling berisik setelah Deon. Dan Farzan tipe cowok pantang menyerah.

Damar Affandra Adinata, si mata sipit karena keturunan China. Damar memiliki jiwa melindungi entah pada sahabatnya atau pada orang yang ia belum kenal sekalipun. Dia yang paling peduli kesehatan sahabatnya dan Damar pandai mengendalikan emosi.

Terakhir Farel Danindra Putra, cowok paling romantis dan setia. Satu-satunya cowok dari Lakes yang memiliki kekasih. Hubungan Farel dan kekasihnya nyaris tak pernah bermasalah, bahkan mereka dijuluki Romeo & Juliet Pelita.

“Daftar hitam??” itu suara Yudha, Dhara langsung menoleh.

“Kita ini cowok-cowok ganteng, keren, baik hati, ramah dan tidak sombong. Mana mungkin masuk daftar hitam” kata Farzan.

“Di sekian banyak murid cewek, kayaknya Cuma kalian bertiga yang engga ngejar-ngejar Lakes” gumam Damar.

“Kita ini pantang mengejar ya, toh semua cowok ngejar Gue kok” kata Dhara dengan percaya diri.

“Sombong amat dasar darah merah” ucap Farzan.

“Setau Gue darah emang merah deh, Zan” sambung Farel

“Iya Gue tahu. Tadinya Gue mau ngomong darah mens, tapi karena mereka masih makan, takut jijik” jawab Farzan yang langsung mendapat pukulan dari Dhara.

“Jorok banget sih!!” sentak Dhara. Yudha dan Bagas hanya menggeleng kepala mereka sambil tesenyum.

“Kita boleh gabung?” Tanya Yudha.

“Boleh, silahkan” jawab Liana.

“Tumben, biasanya di kintilin sama Rheta and the genk” kata Dhara setelah Lakes duduk bersama mereka. Yudha duduk di sebelah Liana, Farzan dan Damar duduk diantara Vishaka dan Dhara, dan Farel duduk di sebelah Bagas.

“Mereka lagi di kantin Farmasi” jawab Farel

“Ngapain mereka di kantin Farmasi?” Tanya Liana.

“Kata Nana sih abis ketemu sama ade kelas di Farmasi, rapatin English Club”

“Tarzan ih, jangan terlalu dempetan. Badan Lo keringetan” kata Dhara sambil mendorong tubuh Farzan yang memang berkeringat.

Sebelum ke kantin, saat bel istirahat berbunyi tadi Lakes memang ke lapangan basket terlebih dahulu untuk sekedar main basket. Itulah kenapa tubuh mereka berkeringat.

“Gue keringetan aja wangi kok, ga bau” jawab Farzan semakin sengaja mendempetkan tubuhnya ke Dhara.

“Tapi Gue ga suka. Lo bukannya cari si Agnia malah nemplok di samping Gue”

“Agnia mah urusan kelas. Kalau diluar kelas Lo korban Gue”

“Dih Gue aduin cowok-cowok Gue baru tau rasa Lo”

“Ngomongin masalah cowok-cowok Lo nih, Dhar. Kita denger tadi kak Haidar sama Kak Eka berantem disini?” Tanya Damar

“Iya, mereka berdua emang ga tau malu ribut di kantin” gerutu Dhara

“Siapa yang pisahin? Engga mungkin Lo kan?” Tanya Damar Lagi.

“Bukan lah, orang Dhara Cuma bisa panic liat kak Haidar sama Kak Eka berantem” jawab Vishaka.

“Trus siapa?” Tanya Yudha

“GD” jawab Liana

“GD??” ulang Yudha seakan tidak percaya bahwa GD melerai keributan. Pasalnya hanya Lakes yang selalu melerai perkelahian di SMK Pelita.

“Iya, Deon dan Radhika yang pisahin” jawab Liana

“Ada angin apa GD bantuin orang yang lagi ribut. Biasanya mereka yang suka bikin ribut” gumam Farzan heran.

“Udah hampir dua bulan GD ga bikin masalah di sekolah, biasanya GD kan suka ngajak ribut kakak kelas atau ade kelas, tapi sekarang GD adem ayem. Mungkin udah tobat” kata Vishaka.

“Bagus, itu berarti tugas Lakes berkurang satu” sahut Bagas.

“Eh kalian ga makan?”

“Lagi pesan, noh mang udin udah jalan kesini bawa nampan” kata Farel.

Mang Udin, salah satu penjual di kantin datang membawa lima mangkuk soto ayam dan lima piring nasi yang ia susun di satu nampan cukup besar.

“Wih, Mang Udin hebat banget kalo bawa makanan disusun gini. Gue serasa makan di restoran tau ga sih” kata Farzan

“Ah Den Farzan bisa aja, bikin Mamang geer aja”

“Mamang pernah kerja di restoran besar ya?” Tanya Damar

“Engga Den Damar, Mamang Cuma pernah kerja di rumah makan padang, dari situ mamang belajar bawa makanan disusun-susun. Biar menghemat waktu. Kan kalo dianter satu-satu kapan selesainya, apalagi murid Pelita kan beribu umat” kata Mang Udin sambil terkekeh.

“Iya juga ya, Pelita kan jadi sekolah dengan murid terbanyak se-Jawa Barat”

“Yaudah silahkan di makan, biar engga keburu istirahat selesai. Mamang tinggal dulu”

“Oke Mang, makasih”

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Lakes menghabiskan makanan mereka. Ya tahu sendiri kan suapan cowok dan cewek beda, cowok kalo makan, dua kali lebih cepat dibandingkan cewek.

“Bentar lagi bel, balik ke kelas yuk” Ajak Yudha, teman temannya yang lain mengangguk mengikuti langkah Yudha meninggalkan kantin menuju kelas mereka.

***
GD dibaca jidi ya

Lakes dibaca Lakes bukan kata  dari bahasa inggris yang artinya danau 😊

DAVIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang