Hari masih hujan hingga sore, Radhika menggerutu jika cuaca mager seperti ini dia di minta pergi ke rumah sakit untuk mengantar berkas pada Papa nya yang berada disana sebagai Dokter.
“Muka jangan cemberut” kata Dokter Handi, Papa Radhika saat melihat putra semata wayangnya masuk ke ruangannya dengan wajah cemberut.
“Hmm, ini berkas nya. Radhi langsung pulang”
“Naik apa kamu kesini?”
“Mobil lah Pa, ya kali pake motor. Diluar hujan kalo Papa mau tahu”
“Papa tahu, disini juga kelihatan”
“Kalo gitu Radhi pulang”
“Iya, hati-hati”
“Hmm” gumam Radhika kemudian keluar dari ruangan sang Papa.
***
“Sekali lagi Nona Vishaka?” ulang seorang suster bagian Farmasi memanggil nama Vishaka berulang-ulang tapi orang yang di panggil hanya diam. Radhika yang kebetulan melewati bagian pengambilan obat mengerutkan keningnya melihat Vishaka tengah duduk melamun di ruang tunggu. Dengan inisiatif, Radhika berjalan ke tempat pengambilan obat.
“Untuk Vishaka kan?”
“iya mas”
“Biar saya yang ambil”
“Baik mas, petunjuk pemakaian obat sudah tertulis di setiap kemasan ya mas”
“Oke, terimakasih” kata Radhika lalu berjalan menuju Vishaka. Perlahan Radhika duduk di samping gadis yang masih termenung.
“Vi” panggil Radhika tapi yang di panggil tidak menyahut. Akhirnya Radhika memegang jari tangan Vishaka dan meremasnya membuat gadis itu terlonjak kaget.
“Lo? Lo ngapain disini?” Tanya Vishaka.
“Ga sengaja lewat. Ada perlu tadi, ini punya lo” kata Radhika memberikan obat milik Vishaka.
“Kok bisa ada di lo?” Tanya Vishaka setelah mengambil obat yang di sodorkan Radhika.
“Tadi lo di panggil beberapa kali sama suster ga nyaut”
“Oh maaf”
Beberapa saat terjadi keheningan, Vishaka kemudian bangkit dari duduknya diikuti oleh Radhika.
“Gue mau balik” kata Vishaka.
“Gue anter”
“Hah??”
“Gue anter”
“Ga perlu”
“Kenapa?”
“Gue bisa pulang sendiri”
“Gue anter” Paksa Radhika menarik tangan Vishaka. Heran anak cowok suka banget maksa.
***
Di dalam mobil Vishaka dan Radhika hanya diam, tidak ada yang memulai percakapan membuat suasana mobil terasa canggung dan kaku. Radhika sesekali melirik Vishaka yang kembali melamun menatap luar kaca mobil. Akhirnya Radhika berdehem.
“Vi”
“Hmm”
“Lo sejak kapan?” Tanya Radhika membuat Vishaka menoleh kearah Radhika dengan tatapan bingung.
“Sejak kapan apa?”
“Sakit dan harus konsumsi obat rutin kayak gini”
“Gue baik-baik aja”
“Gue tau itu obat apa? Cuma penderita kanker yang konsumsi obat itu Vi”
“Lo tau obat ini?”
“Lebih dari tau. Gue belajar ilmu kedokteran juga dan Papa salah satu dokter di rumah sakit itu”
“Kayaknya lo salah masuk jurusan, Rad. Harusnya lo sekolah di SMK ngambil jurusan Farmasi bukan ngambil Administrasi Perkantoran atau lo masuk SMA ngambil IPA biar lo bisa kuliah di jurusan kedokteran”
“Ga minat”
“Hah?”
“Gue ga minat jadi dokter”
“Oh”
“Jadi sejak kapan?”
“Udah lama”
“Apa ada yang tau penyakit lo ini selain gue?”
“Ga ada, Cuma lo. Dan gue harap lo bisa jaga rahasia, gue ga mau temen-temen gue ngerasa kasihan sama gue karena tau kondisi gue”
“Rahasia lo aman sama gue tapi dengan satu syarat”
“Gue ga lagi minta penawaran sama lo kenapa lo ngajuin syarat?”
“Kalo lo ga mau yaudah”
“Oke syarat nya apa?”
“Jadi cewek gue”
“Lo gila?”
“Kenapa?”
“Kenapa harus jadi cewek lo? Apa untungnya buat gue? Apa untungnya buat lo?” tanya Vishaka, Radhika pun terpaksa menghentikan laju mobilnya.
“Karena gue suka sama lo. Jangan tanya alasan kenapa gue suka sama lo, karena gue ga tau. Sejak lo nabrak gue beberapa hari kemarin, lo terus di pikiran gue” kata Radhika. Radhika berkata jujur, sejak kejadian Vishaka menabrak dirinya ada yang beda pada perasaanya setiap dekat dengan gadis yang kini duduk di sampingnya.
“Ga waras” gumam Vishaka.
“Jadi?”
“Ga bisa”
“Kenapa?”
“Gue ga minat sama lo”
“Kalo gitu jangan salahin gue kalo semua anak pelita tau kondisi lo”
“Lo ngancem gue? Katanya lo suka sama gue, masa ngancem-ngancem sih”
“Penawaraan”
“Yaudah oke”
“Oke?”
“Kita pacaran”
“Gadis pintar” Radhika tersenyum.
***
Makasih yang masih nunggu GD & Lakes
Jangan lupa voment nya ya guys 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIAN
Teen Fiction"Cinta ga harus dimiliki bukan? gue memang cinta sama lo, tapi bukan berarti gue bisa paksa lo untuk nerima hati gue. Lo bahagia, itu sudah lebih dari cukup bikin gue ikut bahagia" _Davian_