“Anjir serem banget” teriak Deon sambil melihat layar ponselnya. Kelas yang awalnya sedang hening karena tengah focus mengerjakan tugas bahasa Indonesia dari Bu Ida seketika ramai menyoraki Deon. Bahkan Radhika yang duduk di samping Deon terlonjak kaget.
“Berisik semua!! Deon sedang apa kamu?” Tanya Bu Ida menatap tajam Deon dari meja Guru.
“Oh Eng-Engga Bu. Ini pertanyaannya serem banget” jawab Deon sambil membolak-balikan kertas tugas.
“Pertanyaan mana yang menurut kamu seram, Deon?”
“Ini Bu..” Deon bingung. Dia pun menoleh ke Radhika. “Bantuin Gue dong” bisik Deon. Radhika tersenyum lalu menunjuk sebuah paragraf untuk menjawab soal nomor dua puluh.
“Ini Bu soal nomor dua puluh kan ada cerita dongeng nya. Ini nyeritain malin kundang bu. Serem banget di kutuk sama Ibunya. Ibunya jahat banget ya” jawab Deon. Teman sekelasnya langsung menertawakan Deon.
“Sudah anak-anak, lanjutkan tugas kalian!! Deon, kamu juga lanjutkan tugas kamu. Kalau sudah selesai kumpulkan di depan”
“Baik bu”
“Ngapain sih Lo?” bisik Radhika setelah Bu Ida kembali pada kegiatannya mengkoreksi tugas kelas sebelah yang berada di meja guru.
“Ini liat, masa si Dhara kotor nyamain Gue sama serangga jelek gini, serem lagi. Engga terima Gue” kata Deon sambil berbisik. Dia menyodorkan gambar serangga di ponselnya pada Radhika.
“Astaga!!!” kata Radhika cukup keras. Lagi-lagi seisi kelas menoleh kearah Radhika.
“Kenapa Radhika?” Tanya Bu Ida.
“Ini Bu, nomor lima belas kok aneh suruh jawab pantun, saya kan engga bisa pantun Bu” jawab Radhika asal.
“Radhika jangan bercanda!! Cepat selesaikan tugas kamu. Sepuluh menit lagi istirahat”
“Baik Bu, Maaf” gumam Radhika, sementara Deon menahan tawanya melihat Radhika ikut di semprot oleh Bu Ida.
“Lo sih” kata Radhika menyalahkan Deon.
“Apaan, Lo yang teriak-teriak”
“Lo lagian, ngapain malah di search di google. Engga ada kerjaan banget sih Lo”
“Lah lo sendiri kan tadi pagi nyuruh Gue buat cari di google atau youtube”
“Tauk ah, dasar lampu neon”
“Gue engga terima sumpah. Masih mending Gue dibandingin sama macan atau singa karena mereka masih ada wibawanya, ini mah tonggeret. Asli gedeg banget Gue” kata Deon lalu dengan sekuat tenaga melempar pulpen yang ia pegang kearah Dhara.
Aww
“Mampus Gue” gumam Deon, lemparannya nyasar ke kepala Liana.
“Kenapa Liana?”
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIAN
Teen Fiction"Cinta ga harus dimiliki bukan? gue memang cinta sama lo, tapi bukan berarti gue bisa paksa lo untuk nerima hati gue. Lo bahagia, itu sudah lebih dari cukup bikin gue ikut bahagia" _Davian_