GD dan Lakes kecuali Davian berlari ke tengah lapangan basket untuk tanding. Karena Davian tidak ikut, maka GD di bantu Dani dan Angga melawan Lakes.
Davian hanya berdiri disisi lapangan. Karena lapangan basket dan futsal bersebelahan, Davian bisa melihat jelas siswi cewek yang sedang berebut bola.
Ada lucu tersendiri melihat para cewek bermain futsal. Disaat cowok bekerjasama sesama tim untuk mencetak gol, para cewek malah berebut bola walaupun mereka berada di tim yang sama.
Tiba tiba Davian langsung berlari masuk ke lapangan futsal saat melihat Liana jatuh karena bertubrukan dengan Rheta.
“Lo engga apa-apa, Li?” Tanya Rheta setelah jongkok di samping Liana.
“Kaki gue kayaknya keseleo deh, sakit banget ini” jawab Liana sambil memegang kaki kanannya.
“Bapaakkk…” teriak Nana. “Kaki Liana keseleo” lanjut Nana dengan suara lebih keras.
Teman temannya yang berdiri dekat dengannya otomatis menutup telinga akibat suara kerasnya.
"Ih cempreng banget sih lo, Na" keluh Agnia.
"Bodo amat"
Pak Aditya yang sedang berdiri mengawasi anak cowok main basket langsung menoleh dan berjalan ke lapangan futsal setelah mendengar teriakan Nana.
“Kenapa?” tanya Davian setelah berhasil mendorong cewek-cewek yang mengerumuni Liana. Davian berlutut tepat di depan Liana.
“Kaki gue keseleo” jawab Liana.
Tanpa berkata apapun lagi, Davian langsung membuka sepatu dan kaos kaki Liana secara perlahan kemudian mengurut kaki Liana. Liana berteriak saat Davian melakukan tekanan pada pergelangan kaki Liana.
“Sakit, Dav. Pelan-pelan” gumam Liana meringis.
“Kamu tidak apa-apa, Liana?” Tanya Pak Aditya berdiri di belakang Davian.
“Kaki saya keseleo, Pak” jawab Liana.
“Lain kali hati-hati. Kamu istirahat aja di kelas, tidak perlu ikut olahraga lagi. Istirahatin kaki kamu, Davian bantu Liana, yang lain tetap lanjut”
“Baik Pak”
“Bisa berdiri?” Tanya Davian
“Sakit, Dav. Berdiri bisa, jalan ga bisa”
“Gue bantu” kata Davian lalu tangan kanannya berada dibawah lutut Liana sementara tangan kirinya berada di punggung Liana.
“Eh, kok di gendong?” Tanya Liana kaget.
“Kalo lo jalan, kapan nyampe kelasnya” jawab Davian.
Teman Liana yang berada di lapangan hanya mengulum senyum melihat adegan romantis itu.
Dari lapangan basket, Yudha mematung di tengah lapangan melihat Davian menggendong Liana ala bridal style. Yudha tidak tahu apa yang terjadi pada Liana hingga gadis itu berada dalam gendongan Davian.
Bugh!!
Arggh
Yudha mengaduh setelah bola basket terlempar tepat mengenai belakang kepalanya.
“Lo ngapain bengong coba?” Tanya Farzan
“Ini di lapangan, Yud. Mau benjol tuh kepala?” Tanya Farel
“Kalo mau bengong mening di kelas sana” sambung Damar.
“Berisik!!” kata Yudha mengusap kepalanya.
Deon mengalihkan pandangannya yang tadi di tatap Yudha hingga Yudha terkena lemparan bola. Setelah tahu apa yang membuat Yudha bengong, Deon pun tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIAN
Teen Fiction"Cinta ga harus dimiliki bukan? gue memang cinta sama lo, tapi bukan berarti gue bisa paksa lo untuk nerima hati gue. Lo bahagia, itu sudah lebih dari cukup bikin gue ikut bahagia" _Davian_