Langkahnya goyah, dengan tentengan tas yang berisi beberapa pakaian dan seragam lengkap dengan buku sekolahnya. Air matanya enggan untuk berhenti sama halnya dengan kaki yang terus berjalan entah kemana.
Kali ini, hanya satu tujuan Allura. Kost-kostan, gadis yang baru saja berumur tujuh belas tahun tersebut akan mencari kost-kostan terdekat dengan sekolahnya.
Jarak tempuh rumah dari sekolahnya pun terpaut cukup jauh, sekitar 9 km. Allura duduk berdampingan dengan beberapa orang yang juga tengah menunggu bis tujuannya datang.
Halte.
Gadis berkuncir kuda tersebut merapatkan jaket yang dikenakannya. Cuaca kali ini cukup dingin, hembusan angin bahkan masih mengiringi turunnya hujan yang enggan untuk berhenti.
Sepertinya sinar mentari juga enggan menampakkan diri bersamaan dengan turunnya hujan disertai sedikit angin.
Bis yang didominasi warna merah tersebut berhenti, banyak dari orang yang menunggu dihalte ikut naik, takut-takut hujan akan semakin deras turun mengguyur Kota Bandung.
🐣🐣🐣🐣
Tempat duduk belakang dekat pintu menjadi pilihan Allura saat ini. Gadis itu tengah membenarkan kuncir kudanya. Tangannya beralih mengambil ponsel, setidaknya ia harus mencari kost-kostan dekat sekolah dengan budget yang mampu ia sesuaikan dengan kondisi perekonomiannya saat ini.
Bis sudah ketiga kalinya berhenti untuk menurunkan penumpang, dan akhirnya Allura sudah menemukan kost-kostan yang sesuai dengan kemaunnya.
Tentunya dengan beberapa kriteria yang tadi disebutkan, termasuk larangan untuk keluar malam.
Bukan. Kalian salah menilai jika berfikir Allura gadis yang tak ingin dikengkang. Hanya saja... Sudahlah itu tak penting, yang terpenting sekarang, Allura harus memastikan kost-kostan tersebut ada yang kosong agar ia bisa menempatinya hari ini juga.
🐣🐣🐣🐣
Allura menekan bel didepan gerbang, tak lama seorang wanita datang dengan rambut yang nampak acak-acakan.
"permisi" Allura memamerkan deretan gigi putihnya, yang justru sangat berbanding terbalik dengan kabut yang melingkupi seluruh batinnya.
"silahkan, ini teh saha?" Wanita tadi nampak begitu fasih menggunakan logat sunda.
"saya mau lihat kost-kostan disini, masih ada yang kosong gak bu kira-kira?" Kepalanya celingukan setidaknya melihat lingkungan kost yang terlihat lumayan bersih.
"ada atuh, kamar nomer lantai 1 ada dua kamar nomer 2 sama 7, lantai 2 ada 3 kamar nomer 10, 11, sama 17, untuk lantai 3 tinggal 1 kamar nomer 20" Wanita yang masih belum diketahui namanya oleh Allura tersebut nampak sangat hafal dengan kamar yang belum berpenghuni, sambil sesekali melihat ke kamar kost-kostan.
Allura yang mendengarkan bersyukur, setidaknya hari ini ia tidak akan jadi gelandangan.
"emm.. bedanya apa ya bu?" Allura tau sebenarnya, hanya saja untuk memastikan. Takut kalau ternyata uangnya tak cukup untuk membayar kost.
"kamar dilantai 1 tidak ada pendingin ruangannya, lantai dua hanya satu kipas, dan lantai 3 ada ac lengkap dengan kipas angin" Jelasnya yang membuat Allura mengerti dan menganggukkan kepalanya faham.
"untuk harga?" Semoga saja tak jauh melenceng dari yang ia baca di google tadi.
"untuk lantai satu, sejuta perbulannya, lantai dua, sejuta setengah, dan lantai 3 dua juta setengah"
Allura sedikit lega, meskipun harganya sedikit lebih mahal, tapi ia tak punya pilihan lain, hanya ini kost-kostan yang cukup dekat dengan sekolahnya. Setidaknya supaya Allura tak perlu mengeluarkan uang lagi untuk membayar ongkos ke sekolah.
"kalau gitu, saya ambil yang lantai dua saja bu"
Pemilik kost tersebut mengangguk dengan wajah yang sumringah. Kemudian mengantar Allura untuk melihat kamar yang ada dilantai dua.
Tiga kamar kosong dilantai dua sudah Allura lihat satu persatu, sama saja sebenarnya. Ruangannya juga cukup luas, lengkap dengan rice cooker, kipas angin, kamar mandi, bahkan lengkap dengan dapur dan peralatannya.
Allura mengusap dadanya lega, ia fikir uangnya tak cukup untuk membeli makanan untuk ia konsumsi selagi belum mendapat pekerjaan paruh waktu.
Tapi nampaknya tidak, Allura juga tak perlu susah untuk membeli peralatan dapur, karena sudah tersedia, lengkap dengan galon yang masih utuh.
"saya ambil kamar nomer 10 ya bu"
Allura mengambil dompetnya dan hendak membayar tiga bulan sekaligus agar nanti uangnya tak terpakai untuk hal-hal yang lain.
"saya bayar tiga bulan, jadi berapa bu?"
Pemilik kost nampak sibuk dengan kalkulator yang dipegangnya, menghitung jumlah yang harus dibayar Allura.
"empat juta setengah"
Allura membayar dengan cash, kemudian menerima kunci dari ibu kost.
"kalau perlu apa-apa panggil ibu"
"oh ya nama saya, bu helen. nama kamu siapa?"
Mereka berdua baru sadar, sepanjang ocehan keduanya tak ada yang mengetahui nama satu sama lain.
Allura menjabat tangan Helen dengan senang hati.
"Allura"
semoga banyak yang antusias dilapak ini:)

KAMU SEDANG MEMBACA
ALLURA
General FictionTerhimpit dengan konflik panas, yang menyebabkan krisis ekonomi keluarga. Keadaan mendesak, mengharuskan seorang gadis yang baru saja menginjak kelas sebelas SMA untuk menghidupi dirinya sendiri. Usaha yang keras hanya demi untuk bertahan hidup, ke...