BAB 6

48 8 9
                                    

"tak perlu planning pun jadi"

Rintikan air hujan sudah kembali menyapa bumi, tapi tapakkan kaki bahkan belum sampai tujuan.

Allura mencepol asal rambutnya yang semula ia gerai. Kaki jenjangnya ia buat berlari, bagaimanapun Allura harus sampai di kostnya sebelum hujan turun semakin lebat.

Hari ini, Allura akan mulai bekerja di cafe milik Gavriel. Namun, dewi fortuna nampak enggan bersekongkol dengannya.

Guntur yang dibarengi dengan tetesan air hujan sudah menjadi sebuah pertanda, kalau hujan turun semakin deras.

"ck, kan gue belum sampek" decakannya dibarengi dengan derum suara motor yang entah sengaja atau tidak melewati kubangan air.

Dan ya, kalian tau pasti bagaimana kejadian selanjutnya.

"woi!! berhenti lo!!"

Allura sedikit berlari, mencari tau sosok didalam helm full face yang juga menggunakan seragam SMA.

"sori deh gue gak sengaja, buru-buru nih soalnya" cowok tersebut masih enggan menampakkan identitasnya.

"bodo amat, lo kira lo doang yang buru-buru?!" Allura sudah tak lagi bisa mengontrol emosinya, apalagi setelah melihat setelan seragam sekolahnya yang terdapat banyak bercak air lumpur.

"lah, ngapa malah nyolot dah, udah minta maaf juga" sangkal cowok tersebut, tak terima dengan omelan atas jawaban dari permintaan maafnya.

"lo kira---"

"stttt bentar deh"

Cowok tersebut tiba-tiba melepas helmnya, membuat Allura semakin donggol melihat siapa pelakunya.

Arion.

Cowok tersebut juga tak kalah terkejut setelah sadar siapa yang ia ciprati dengan air kubangan tersebut.

"gak bisa lo nyetir pelan-pelan?" Allura melipat kedua tangannya dibawah dada.

"budek lo? gue bilang lagi buru-buru!"

Allura sedikit tersentak dengan bentakan Arion, pasalnya baru kali ini cowok tanpa ekspresi itu membentaknya, apalagi ini dipinggir jalan.

"sensi amat" Allura berjalan mendahului Arion yang sudah mengenakan helm nya kembali.

"buruan naik" matanya memicing, melihat motor yang berhenti tepat disebelah kanannya.

"ogahh" Allura semakin mempercepat jalannya, mengeratkan pegangan tangannya pada tali tas yang berada dipunggungnya.

"buruan elah, ujan nih" cowok tersebut masih bersikekeuh untuk mengantar Allura pulang.

"lo pikir? gue tau kali kalo lagi ujan" matanya sedikit membelalak, ketika tangan cowok tersebut menariknya agar Allura mau diantar pulang.

Dengan segera Allura menepis cekalan tangan tersebut. "lo apa-apaan sih Sagara!? Gue bilang enggak ya enggak!"

"Al, ini makin deres lo hujannya, lagian lo buru-buru mau kerjakan? ya udah ayo sekalian gue anter"

Sagara masih tak habis fikir, dikondisi seperti ini pun, Allura masih saja tak mau menurunkan egonya.

"tau dari mana lo? buntutin gue lo? hah!?" tatapan mematikan tersebut membuat Sagara bergidik.

"Gavriel ngomong ke gue" Sagara menjawab to the point.

"ayo buruan naik Al, demen banget dah ujan-ujanan, heran gue" Sagara mulai kewalahan, tak tau lagi cara apa yang ampuh agar Allura menurut.

ALLURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang