BAB 9

130 3 0
                                    

"masalah bukan tolak ukur kelemahan"

"jadi siapa?"

Gudang belakang sekolah yang terhubung dengan lorong kecil menjadi tempat berkumpulnya Sagara dan keempat teman lainnya.

Pertanyaan Devan barusan bahkan masih tak ada yang bisa menjawab.

"mereka pake penutup wajah" Gavriel yang saat itu juga ada ditempat kejadian ikut bersuara.

Pasalnya, malam itu Gavriel mendapat kabar digrup kalau Sagara tengah dikeroyok ditempat yang sepi.

"Kalo aja gue gak pas turnament futsal, abis tuh orang" Arsenio, cowok dengan sifat humoris tersebut kini terlihat bersungut-sungut.

"kalo nyai ratu gak minta temenin ke mall, gue juga pasti kesana, gilee..." Dipta yang saat kejadian tengah berada di mall pun tak bisa datang membantu Sagara.

"siapa?" Sagara, Gavriel, Arsenio, dan Devan kompak bersuara.

"nyokap"

Kompak keempat cowok berwajah tampan tersebut terbahak, kecuali Dipta tentunya.

"dah, dah, ngapain juga dimasalahin, ntar juga ketemu pelakunya" Sagara memegangi perutnya yang sedikit nyeri akibat tertawa barusan.

"gue jadi curiga" Semua sontak mengarahkan tatapannya kepada Gavriel.

"sama siapa?" Arsenio yang tengah bersender ditembok dengan tangan kanan masuk ke saku celana bersuara.

"nanti, gue mau cari bukti"

🐣🐣🐣🐣

Sagara celingukan didepan kelasnya, ia mencari bangku yang masih kosong. Tadi pagi Sagara lebih memilih langsung menuju lorong dekat gudang sekolah atas panggilan dari temannya tanpa menaruh tas dikelas lebih dulu.

"Sagara!!"

Merasa namanya dipanggil, Sagara menoleh tepat dibangku pojok nomer dua  dari depan. Disana ada Arsya, dan antek-anteknya.

"duduk bareng gue yuk" Dengan sengaja Arsya memamerkan senyum centilnya.

"lah si bego, Icha duduk sama siapa?" Feli yang duduk dibelakang Arsya bersuara. Kali ini entah kenapa tiba-tiba Dipta menaruh tasnya disebelah Feli.

"lah, dah ada orangnya? tas siapa?" Arsya menunjuk tas berwarna hitam disamping Feli.

"kenapa Sya? mau duduk sama gue?" Dipta yang sedari tadi tengah mengobrol dibangku depan menoleh mendapati Arsya yang ngebet ingin duduk dengan Sagara.

"gue sama Allura aja" masih sama dengan posisi hari-hari sebelumnya, bangku pojok belakang.

"Cha, buruan pindah elahhh" Arsya menarik Icha yang bahkan masih enggan bergerak.

"terus gue duduk sama siapa ogeb"

"lah, tuh sama Allura, kan kosong" Jawab Arsya yang terlihat ingin sekali sebangku dengan Sagara.

"Ga!! Sini sama gue aja, biar Icha sama Allura, iya kan Ca?"

Allura tersentak, bukannya ia tak mau duduk dengan Icha, tapi canggung rasanya.

Sagara yang masih berdiri disebelah Allura lantas menoleh, memperhatikan raut tak nyaman dari Allura atas perkataan Arsya supaya dirinya duduk dengan Icha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALLURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang