4. Fino dan Kia

2.9K 301 25
                                    

Happy reading ❤️❤️

Seorang gadis tengah tengkurap di kasur empuknya, tangannya terlihat menempelkan handphone di telinga bagian kanan. Gadis itu Kiara, ia larut dalam obrolan jarak jauhnya bersama Fino, padahal jam dinding telah menunjukkan pukul 01.00 dini hari, tetapi sepertinya tidak mempengaruhi kedua insan yang saling mengobrol itu.

Sesekali Kiara menggigit bibirnya malu, kadang gadis itu menenggelamkan wajahnya di bantal yang tengah ia pegang. Ia sangat salting, entahlah, meskipun melalui telepon, tetapi rasa debaran itu tetap muncul dan masih sama.

"Kita video call, yuk!" ajak Fino.

Kia menghentikan aksi saltingnya, gadis itu seketika langsung gelagapan. Sebelum Kia menjawab, panggilan itu terputus. Sedetik kemudian, notifikasi video call muncul di layar ponselnya. Sedikit merapihkan rambutnya, kemudian gadis itu mengangkat panggilan tersebut.

"Kamu sakit?" Suara itu pertama terdengar saat sambungan video itu mulai terhubung.

"Ha? Maksudnya?" tanya Kia tak mengerti.

"Muka kamu merah, kamu demam?" Fino bertanya dengan nada khawatir.

Kia menyentuh wajahnya sendiri. Meraba-raba sekitaran pipi hingga dagu.

"Engga, kok! Aku ga sakit," elak Kia.

Fino terus mengamati wajah Kia, padahal terlihat jelas jika wajah gadis itu memerah, Fino melihat di sekitaran pipi gadis itu.

"Kalo kamu lagi sakit, kenapa ga istirahat aja sih," omel Fino. Laki-laki itu masih belum percaya jika Kia memang tidak sakit.

"Fin, aku tuh ga sakit! Aku cuman salting." Kia memelankan suara di akhir kalimatnya.

"Apa?" Fino menyahut. "Ga kedengeran, Ki. Kamu ngomong apa?" lanjutnya.

"Hmm, engga jadi. Intinya aku gak sakit, Fin. Sumpah deh."

Dari seberang sana, Fino menghela napas.

"Iya udah, Alhamdulillah kalo kamu baik-baik aja."

"Hmm, Ki. Sabtu aku mau ke Jakarta."

Mata gadis itu langsung mengerjap.

"Ke Jakarta? Mau apa?"

Fino mengulum senyumnya, ketahuilah, Kia ketar-ketir ditempatnya, sekarang ia sadar, Fino memang sangatlah tampan.

"Ada yang mau aku bicarain sama kamu," jawab laki-laki itu.

"Kenapa ga sekarang aja?" Kia semakin larut dengan rasa penasarannya.

Fino terkekeh kecil, matanya terus melihat wajah Kia dari layar ponselnya.

"Ada deh, rahasia." Fino menyunggingkan senyum misterius.

"Ohh gitu ya, main rahasia-rahasiaan," rajuk Kia.

"Manis banget sih," puji Fino.

Lagi-lagi pipi Kia merona. Kia menahan senyumnya, jangan sampai ia tersenyum karena rayuan ini. Bisa-bisa nanti Fino akan menggodanya.

"Muka kamu merah lagi tuh," kata Fino.

"E--eh, hmm. Fin, udahan ya. Aku mau bobo. Dah!"

Kiara memutuskan panggilan itu sepihak. Akhirnya gadis itu bisa bernapas lega, selama ia berbicara dengan Fino, napasnya tidak baik-baik saja. Gadis itu menyentuh dadanya.

"Aku kenapa sih sebenernya," gumam gadis itu.

Kiara merubah posisinya menjadi telentang, perlahan rasa kantuknya hinggap dan membuatnya terlelap.

Happiness [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang