3. Hamil

3.9K 358 27
                                    

Happy reading ❤️❤️

Selesai membuat sarapan, entah kenapa tubuh Arum semakin tidak enak. Wanita itu melangkahkan diri menuju ke sofa dan duduk seraya memijat pelan pundaknya.

"Badan aku ga enak banget, kenapa ya," gumam wanita itu.

"Bunda? Bunda kenapa?" Kia datang menghampiri Arum, gadis itu sudah rapi dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya.

Kiara duduk di sebelah Arum, menatap wajah wanita itu khawatir.

"Bunda pucet banget, bunda beneran gapapa 'kan?" Kia kembali bertanya khawatir.

"Mungkin bunda cuma kecapean gara-gara ngurusin rumah, wajar kok," jawab wanita itu.

"Kan udah ada Bi Jumi, Bun. Bunda gausah ngerjain pekerjaan rumah semuanya, kalo terlalu diforsir bunda 'kan bisa sakit nanti." Kia mengomeli Arum.

Arum tersenyum gemas sambil mencubit pipi Kiara.

"Iya, iya. Anak bunda cerewet banget sih," kata Arum.

Kia melipat bibirnya, "Kia cerewet juga nurun dari bunda," balas Kia.

"Enak aja! Bunda tuh kalem ya!" kilah Arum.

"Kaleman juga Kia," balas gadis itu tak mau kalah.

Arum mengangguk pasrah, "iya, iya. Bunda ngalah aja sama kamu."

Kia tersenyum dan memeluk Arum.

"Kia sayang bunda," ucap gadis itu.

Arum tersenyum haru, wanita itu mengeratkan pelukannya.

"Bunda juga sayang sama Kia."

Arum melepaskan pelukannya pelan, kemudian berujar.

"Bunda mau ngecek ayah sama adik kamu dulu ya."

Kia mengangguk.

Saat Arum berdiri, ia merasakan pusing yang teramat di kepalanya, wanita itu meringis pelan sambil memegang kepalanya. Perlahan pandangannya mulai mengabur dan...

Bruk

Tubuh Arum terjatuh pingsan. Perlahan cahaya mulai mengecil dan semua pandangannya menjadi gelap.

"Bunda!" teriak Kia.

"Ayah. Ayah!" Kia berteriak.

"Ada apa? Kenapa kamu teriak-teriak?" Rama datang tergesa-gesa.

"Arum? Ya Allah Arum." Rama menaruh kepala Arum di pahanya, menepuk-nepuk pipi wanita itu.

"Bunda kamu kenapa?" Rama beralih menatap Kia.

"Kia juga gatau, Yah. Pas bunda berdiri, bunda langsung pingsan," kata Kia.

Rama langsung menggendong Arum ala bridal style, membawa istrinya itu ke kamar.

***

Rama mondar-mandir cemas di depan kamarnya, sesekali pria itu melongok ke arah dalam kamarnya, melihat dokter pribadi keluarga Bagaskoro yang tengah memeriksa kondisi Arum. Jujur saja, Rama merasa kelimpungan saat ini, pria itu sangat panik akan kondisi Arum.

Happiness [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang