Part 21

215 28 10
                                    

Pagi ini di Kelas XII IPA 1, tampak hening. Karena waktu yang masih menunjukkan pukul 06:15. Tetapi sebenarnya sudah ramai yang ada di dalam kelas itu dan mereka terlihat sibuk seperti sedang mempersiapkan sesuatu.

"Eh jambul ayam, tiup lagi balonnya bukan malah dimain-mainin gitu cam bocah ae. MKKB emang,"celetuk Ajil pada Arnold.

"Bacot ah, suka-suka aing dong." Balas Arnold dengan kembali menerbangkan balon-balon yang berwarna-warni itu.

"Durhaka kamu beb, ku kutuk kau jadi keong emas." Jawab Ajil dengan dramatis.

"Sejak kapan keong emas itu cowok ya anjeng." Balas Arnold datar.

"Udah-udah gitu aja pake ribut." Ujar Cipa yang sedang memasang tali yang berisikan pita-pita di dinding.

"Biasalah yang, pertikaian rumah tangga." Sambar Azka.

"Yang teros, lontong hargai kaum jomblo sama yang baca dong mas." Protes Ajil dengan tampang melasnya.

"Yang baca belom tentu jomblo, kalo lo baru."Jawab Azka dengan terkekeh pelan.

"Sial!"

Yah, sepertinya akan ada syukuran kecil-kecilan di kelas itu untuk Aisyah. Cipa memang berinsiatif mengajak teman sekelasnya untuk ikut merayakan ulang tahun sahabatnya itu dan syukurnya ternyata banyak yang mau ikut padahal mereka belum terlalu kenal satu sama lain.

Awal yang bagus.

"Eh si pak bos udah tai kan?" Tanya Ajil melirik Azka.

"Aman, udah gue kasi tai tadi." Jawab Azka enteng.

"Loh kok kamu ngasi-" tanya Cipa dengan polosnya lalu dipotong cepat oleh Azka.

Azka yang paham pun terkekeh pelan.
"Tau yang, yakali ngasi beneran bisa-bisa aku ditendang ke mars."

"Gapapa, ntar neng Cipa sama akang aja yuk sini." Ujar Arnold dengan memainkan balon-balonnya.

"Mau kuburan atau rumah sakit dulu tuan Arnold Leonard?"tanya Azka sinis.

"Duit gak ada? Yah gak seru atuh."

"Ini nih definisi manusia yang kayak anjing." Sambar Ajil.

"Udah cepet selesaiin, ini udah mau jam setengah 7. Yang lain juga tolong agak cepet ya, takutnya Aisyah keburu dateng." Ujar Cipa memperingatkan.

"Siap komandan."

~~~

Sementara di lain sisi.

Aisyah sedang memakai sepatunya di ruang tamu, sambil sesekali melirik ke arah teras rumahnya. Rencananya ia memang ingin berangkat sekolah bersama Ari tapi sampai detik ini cowok itu tak kunjung datang.

Setelah Aisyah mengikat tali sepatunya ia pun merogoh ponsel di sakunya lalu membuka WhatsApp dan membuka ruang obrolan dengan Ari lalu menelponnya.

Ari

Berdering

"Halo"

"Halo Ri, kamu dimana?"

"Aku masih di jalan sayang, ban motor aku bocor kena paku jadi kayaknya aku gak bisa jemput kamu."

"Yah kok bisa? Tapi kamu gak papa kan?"

"Iya aku baik-baik aja, kamu gapapa pergi sendiri? Kalo kamu nungguin aku nanti malah telat"

"Iya gapapa kok, kamu hati-hati ya jangan sampai telat juga loh hari ini ada ulangan soalnya"

"Siap ibu negara"

ARSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang