Part 16

161 26 10
                                    

"Lo yakin gak mau nemuin dia?"tanya Cipa dengan mengintip jendela di kamar Aisyah lalu melirik Aisyah kembali yang kini sedang bersender di pintu kamarnya.

Hening, tidak ada jawaban yang keluar dari mulut gadis itu.

"Apa lo udah pikir baik-baik soal keputusan lo ini Syah?"tanya Cipa lagi.

Sunyi.

"Jangan ngambil keputusan disaat lo-"

"Mamanya udah ngerestuin, jadi gak ada alasan lagi untuk sama gu-e."Lirih Aisyah dengan bibir yang sudah bergetar.

"Tapi kan Ari nya belum tentu mau Syah, coba lo dengerin dulu penjelasan dia,"kekeh Cipa.

"Lo itu terlalu tinggi nilai dia Cip."

Cipa pun mengerutkan dahinya, merasa heran kenapa sahabatnya jadi  negatif thinking sekarang.

"Kenapa lo jadi pesimis gini?"tanya Cipa dengan sedikit memanas.

Aisyah pun menatap Cipa dengan tatapan yang tak kalah memanas. Disertai air mata yang terus mengalir di pipinya. Ia berjalan pelan menghampiri Cipa.
"Lo bayangin, kalau seandainya Ari ngenalin gue duluan sama mamanya dibanding cewek itu. Tapi yang terjadi justru sebaliknya."Ucap Aisyah dengan senyum palsunya.

Cipa yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi pun kini memilih untuk diam sambil menepuk bahu Aisyah dengan pelan.

"Kadang, gue bermimpi bisa sama-sama terus dengan Ari, tapi harus sadar juga sama realita."Ujar Aisyah lagi dan lagi dengan tersenyum lalu meneteskan air matanya untuk kesekian kalinya.

Cipa yang tak kuasa melihat sahabatnya itu pun kini seraya memeluk Aisyah.

"Gu-e ikhlas Cip ngelepas di-a."Ujar Aisyah di sela-sela tangisannya.

Cipa pun mengeratkan pelukannya kembali pada Aisyah.
"Kalau itu memang hak lo, dia bakal balik lagi sama lo kok Syah."

"Yes, I believe."

~~~

Sementara di luar rumah Aisyah, cowok yang sedang memakai jaket kulit hitam dan sedang berdiri di teras rumah itu pun masih setia menunggu si pemilik rumah.

Siapa lagi kalau bukan Ari.

Dengan tatapan sendu dan raut wajah yang murung ia masih menatap pintu rumah itu terbuka.

Sampai akhirnya pintu rumah itu pun terbuka, tentu saja membuat mata nya berbinar-binar sekarang. Tetapi yang keluar ternyata bukan Aisyah melainkan.

"Cipa."Panggil Ari lalu berjalan menghampiri Cipa yang baru saja menutup pintu rumah itu.

"Aisyah gimana?"tanya Ari langsung.

Cipa pun menatap Ari, lalu menggelengkan kepalanya.

Ari yang melihat ekspresi Cipa, tiba-tiba saja langsung berdiri dan tersandarkan di tembok.

"Siapa cewek itu?kenapa dia bisa kenal dan dekat sama mama lo?"tanya Cipa tanpa melihat Ari.

"Dia mantan gue,"jawab Ari pelan.

Seketika sorot mata Cipa langsung tertuju pada Ari sekarang.
"Apa?mantan?"

"Wajar kan kalo udah kenal?"tanya Ari pelan.

Seketika Cipa merasa emosi saat ini.
"Kenapa lo gak kasi tau Aisyah hah?"

"Buat apa? dia cuma masa lalu gue."

"Oke cuma masa lalu, tapi kenapa dia bisa ada di rumah lo hah?dan anehnya kenapa mama lo malah ngerestuin hubungan lo sama dia?!"

Ari pun menatap Cipa dengan heran.
"Kok lo tau?"

"Aisyah tadi datang ke rumah lo Ri dan dia liat semuanya."Ucap Cipa dengan air mata yang begitu saja jatuh dari bola matanya.

"Apa? jangan-jangan tadi."

Seketika Ari mengingat kejadian dimana ada suara bunyi yang cukup keras di dekat pintu.

Dan Ari pun mengacak-acak rambutnya dengan kasar.
"Gue harus jelasin ke Aisyah. Ini semua gak seperti yang kalian pikirin."

Dengan cepat Cipa menarik tangan Ari. "Dia butuh waktu."

Ari pun berusaha untuk mengerti sekarang.

~~~

Bel pulang sekolah pun berbunyi, seluruh siswa siswi pun berhamburan untuk pulang.

Aisyah yang kini duduk di sebelah Cipa pun dengan cepat membereskan buku-bukunya lalu berdiri dan berjalan cepat keluar kelas.

Ya, Aisyah memang sempat untuk minta pindah tempat duduk dengan Cipa dan Ari tentu saja duduk dengan Azka.

Karena melihat Aisyah yang buru-buru pergi, Ari pun dengan cepat mengejarnya.

"Syahhh."Panggil Ari dari kejauhan.

Gadis yang dipanggil itu pun justru semakin mempercepat jalannya.

Ari pun sampai berlari mengejarnya, dan pastinya akan lebih cepat.

Dengan cepat Ari menarik lengan Aisyah pelan.
"Syah, kamu harus dengerin dulu penjelasan aku."

Aisyah pun menepis tangan Ari dengan pelan.
"Gak ada yang harus dijelasin lagi Ri Semua udah jelas."Jawab Aisyah dengan tersenyum simpul.

"Nggak sayang, kamu salah paham. Tolong dengerin dulu penjelasan aku."

"Kata sayang itu harusnya buat cewek itu Ri bukan aku."

Hingga akhirnya Ari memblok jalan Aisyah dan tentu saja membuat Aisyah berhenti.

"Tolong dengerin penjelasan aku dulu,"tegas Ari.

Aisyah pun tertawa pelan.
"Apa?mau ngejelasin kalo mama kamu udah ngerestuin. Aku udah tau kok."

"Kamu salah paham."Ujar Ari dengan memegang tangan Aisyah.

Aisyah pun kembali melepaskan tangan Ari.
"Nggak kok, semua udah jelas. Mama kamu udah ngerestuin hubungan kamu sama dia. Jadi, buat apa  hubungan kita ini diterusin?"tanya Aisyah dengan mata yang berkaca-kaca dan tertawa pelan.

"Mama aku itu nggak-"

"Stop Ri, aku udah gak bisa dengerin penjelasan kamu. Aku sadar, dia emang lebih baik dari aku. Dia cantik, lemah lembut sempurna buat kamu. Sedangkan aku, aku cuma cewek biasa, galak dan anak yatim piatu lagi."

"Aisyah!"bentak Ari.

Seketika Aisyah terdiam, tidak pernah ia melihat Ari bisa semarah itu dengannya.

"Jangan pernah banding-bandingkan diri kamu sama dia!aku gak
su-ka!"Ujar Ari dengan sorot mata tajam dan tegas pada Aisyah.

Lagi lagi Aisyah terdiam. Ia paham jikalau Ari sudah marah seperti ini. Cukup jadi air untuk kondisi saat ini.

"Kamu jauh lebih baik dari dia."

Kembali Ari memegang tangan Aisyah dengan pelan, merasa bersalah karena sudah membentak Aisyah tadi. Tapi jujur saja gadisnya itu sudah keterlaluan, bagaimana tidak ia justru membandingkan dirinya dengan Yoriko. Padahal gadis itu jauh lebih baik.

"Aku sayang-"

"Ari."

Sontak Ari maupun Aisyah melihat sosok yang tidak jauh darinya.

Shitt Yoriko!

Dengan cepat Aisyah melepaskan pegangan tangan Ari. Lalu kemudian tersenyum dan tertawa pelan kembali.
"Semoga kamu bahagia ya."Ujar Aisyah menepuk bahu Ari.

TBC

Huaa sad😭😭

Hai hai semua😍maaf ya author baru update huhu, biasalah lagi sibuk sama kuliah ni hehe

Semoga masih pada stay ya sama cerita ini🤗

Salam author

Ichaa

ARSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang