Part 6

223 20 6
                                    

Sontak Ari merubah posisi, yang tadinya hanya melipat kedua tangan di dadanya lalu kini kian berubah dengan menyenderkan siku kirinya di tembok dan sambil menatap Aisyah.
"Terus kalau seandainya dia sayang sama kamu, apa kamu mau tanggung jawab juga?"

Seketika Aisyah mengerutkan keningnya dengan menahan senyumnya.

Ternyata cowok itu sedang cemburu padanya.

"Hmm cemburu ya,"goda Aisyah disertai alis kanannya yang terangkat.

Sontak Ari memalingkan wajahnya, berusaha untuk biasa saja. Gengsi sekali jikalau cemburu itu benar-benar ditunjukkan.

Dasar cowok, si makhluk gengsian.

"Gak,"jawab Ari yang masih tidak mau menatap Aisyah dihadapannya.

Aisyah pun semakin gencar menggoda cowok itu.
"Masa?keliatan kok kalo si ketua kelasku lagi cemburu,"ujar Aisyah sambil menahan tertawanya.

"Bendaharanya juga,"desis Ari pelan bahkan Aisyah tidak dapat mendengarnya.

Aisyah pun terkekeh pelan melihat ekspresi Ari yang datar tapi menggemaskan.
"Oh ya, tadi kamu kemana?"

Barulah Ari menatap Aisyah sekarang. "Toilet, kenapa?mau ikut?"godanya.

Refleks Aisyah memukul lengan kanan Ari. "Ihh ya nggak lah, ngapain mau ngikut coba,"ucapnya dengan sedikit kesal.

Ari pun terkekeh pelan.

Cepat sekali moodnya berubah hanya karena seorang gadis bernamakan Aisyah Aqillah Azhar, si bendahara yang berhasil merebut hatinya.

"Mau kemana?"tanya Ari menatap Aisyah dan buku yang ditenteng gadis itu.

"Ruang guru."

Ari pun mengernyitkan dahinya.
"Ngapain?"

"Itu bu Novi, mau minta data-data uang kas."

Lalu Ari menegakkan tubuhnya, seperti ingin berjalan.
"Ya udah bareng."

Aisyah pun tertawa pelan.
"Kamu ada urusan apa emangnya Ari Irham Nuran Harir?"tanya Aisyah dengan memperjelas bagian akhir dari ucapannya.

"Aku kan ketua kelas juga, ya mau laporan lah kalau si bendahara genit sama cowok lain tadi,"timpal Ari.

"Ihh nggak gitu, jangan nyebarin gosip deh,"protes Aisyah.

"Bukannya kaum kamu yang suka nyebarin gosip?"tanya Ari.

"Aku nggak loh sumpah."jawab Aisyah dengan menunjukkan kedua jarinya yakni jari telunjuk dan jari tengah.

Ari pun menahan tawanya lalu kemudian berjalan dan diikuti oleh Aisyah dibelakangnya.

Akhirnya mereka berjalan beriringan.

Sesekali Ari melihat Aisyah dan tak sengaja juga melihat buku yang Aisyah pegang sedari tadi.

Seketika ia dibuat heran sekarang.
"Buku kas kamu ganti ya?"

Aisyah pun kaget sambil menatap Ari yang berada disebelah kirinya.
"Hah?ganti?nggak kok."

"Tuh liat."Tunjuk bibir Ari pada buku yang sedang digenggam oleh gadis itu.

Dan Aisyah langsung melihatnya.

Betapa terkejutnya ia sekarang hingga membuat langkahnya terhenti.
"Loh ini bukan buku aku Ri."

Tentu Ari jadi ikut berhenti, dengan menatap gadis yang tampak kebingungan itu. "Jadi?"

Aisyah sembari mengingat sejenak dan ia pun menepuk jidatnya.
"Astaga!jangan-jangan buku aku ketuker sama cowok yang tadi."

ARSYAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang