Tunggu

32 2 2
                                    

Kemarin kutunggu kehadiran kalian pada kolom komentar menghantarkan alamat surel agar aku dapat menuliskan surat cinta untuk kalian. 

Namun, sampai sekarang tak ada suar maupun kabar. Maka dari  itu anggaplah tulisan ini sebagai suratuntuk mengantikan suratku yang tidak pernah terkirim untukmu.

Kepada ....................

Malam ini aku ditemani oleh nyanyian jangkrik lengkap dengan suara kodok saling bersautan menandakan simponi ciri khas malam.

Sebenarnya aku sedikit merasa kecewa atas diriku. Tulisan yang aku tungangkan tak sanggup menarik hati sampai ke lubung paling dasar. 

Kepalaku terbakar, ini serasa perapian yang tertutupi oleh badan. Kurasa kalian tidak akan melihatnya jika bertemu denganku.

Sampai detik ku tulis ini sungguh menyiksa, kepalaku hanya memintaku menulis sedangkan hatiku beralih. Iya, aku kehilangan esensi dari tulisanku.

Padamu yang entah dimana. Bertahanlah.

Aku melakukan ini bukan sepenuhnya ingin tapi bisa jadi harus kujalani karna beranjak dewasa aku mulai mengerti bahwa menjalani hidup itu bukan karena kita menyukainya melainkan memang kita diharukan menjalani. Cukup dijalani.

Aku tidak akan menanyakan apa kabar kalian? Aku harap kalian harus baik-baik saja meski sebenarnya berpura-pura.

Mari berdoa untuk bumi yang menanggung beban dari kita. Semoga selalu kuat dan sentosa.

Salam Literasi.

#Berbisik

INTUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang