Seventeen

8.6K 744 91
                                    

"Ssshh.. pelan-pelan." Terdengar lirihan kecil dari dua belah bibir tipis Mark ketika Lucas mengobati beberapa luka di tubuhnya.

"Iya-iya aku tahu, tahan sedikit saja.. ini akan segera berakhir,"ucap Lucas yang kini mengusap lembut disekitar area luka Mark lalu meniupnya pelan.

Mark tertegun dengan sifat Lucas yang begitu lembut kepadanya, padahal kemarin-kemarin tidak seperti ini. Bahkan Lucas tidak segan-segan mematahkan tulangnya jika ia ingin. Tetapi sekarang? Mark hanya merintih sedikit saja, Lucas langsung meniup serta mengusapnya lembut agar rasa sakit itu berkurang.

"Apa yang kau pikirkan?" Suara berat Lucas membuyarkan lamunannya, membuat Mark langsung mengalihkan pandangannya.

"Apakah ini cara kalian menanyakan sebuah informasi?"tanya Mark yang kemudian memberi jeda.

Lucas yang awalnya sibuk mengobati luka itu terdiam sejenak lalu melanjutkannya lagi tanpa berkata apapun.

"Dengan cara menyiksa lalu memperkosa mereka tanpa ampun?"lanjut Mark yang kini benar-benar membuat Lucas berhenti kemudian menatapnya.

Terdengar helaan napas panjang dari Lucas membuat pria Kanada itu kembali menatapnya.

"Kau tahu? Kita tidak menyiksa, kita hanya bertanya. Jika mereka tidak ingin menjawab maka kita akan mengancam. Kita melakukan semuanya secara bertahap, jika kau tahu hal itu. Semuanya tergantung kepada mereka-mereka yang lebih memilih disiksa atau menjawab pertanyaan kita." Lucas menjawabnya dengan begitu tenang seraya menatap dalam Mark.

Pria Kanada itu langsung memutus kontak mata mereka, dan memilih untuk menatap apapun itu yang penting bukan pria dihadapannya ini.

"Lalu mengapa kau memperkosa ku?" Mendengarnya, Lucas tersenyum tipis kemudian sedikit mendekatkan badannya kearah Mark membuat pria Kanada itu sedikit waspada.

"Kau tahu penyakit HIV? Nah jika kau tahu, penyakit itu bisa tertular bila seseorang melakukan sex bebas. Dan aku paling tidak suka jika sex dengan sembarangan orang, terlebih jika tidak pakai pengaman. Sampai aku melakukannya, berarti orang itu sangat spesial." Lucas berdiri kemudian mengecup sekilas bibir Mark sebelum pergi dari sana.

Meninggalkan yang lebih muda terduduk seraya mencernax perkataannya. Kedua alis
rapih Mark langsung mengerut.

"Apakah dia gila? Jawabannya sungguh tidak masuk akal!"monolog Mark.

: :

Tap tap..

Suara derap langkah kaki mengisi kesunyian sebuah lorong yang cukup panjang. Seorang pria berjalan dengan diiringi beberapa bodyguard di belakangnya.

Cklek

Pintu terbuka dan menampakkan Johnny yang tengah disibukkan dengan banyak

"Bagaimana, Na?"tanya Johnny begitu melihat Jaemin datang.

"Aku memiliki seseorang yang tahu tentang Jung Yunho. Dia adalah seorang perakit PC, rumahnya tinggal di dekat stasiun bawah tanah,"jawab Jaemin seraya menaruh sebuah berkas di meja.

Johnny langsung mengambil berkas tersebut dan membukanya. Di sana terpampang identitas orang yang dimaksud oleh Jaemin. Dia adalah Bambam.

"Imigran gelap?"

: : :

Jaemin turun dari mobil hitam mewahnya dengan mengenakan setelan jas hitam miliknya. Sebelum kakinya melangkah ke sebuah gang sempit, Jaemin sedikit membenahkan jas nya terlebih dahulu.

Di dalam gang itu keadaannya sangat kumuh serta berantakan. Banyak pasang mata yang mulai menatap Jaemin dengan bingung dan aneh, mungkin mereka pikir untuk apa orang dari kalangan atas datang ke sana. Mengingat gaya berpakaian Jaemin biasanya dipakai oleh kalangan atas.

❝ 𝐌𝐢𝐧𝐞 ❞-𝙹𝚘𝚑𝚗.𝙹𝚊𝚎 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang