"Kenapa rasa masakannya persis seperti masakan bunda??" Jaehyun berhenti mengunyah makanannya.
"Apa jangan-jangan... tidak tidak!!" Jaehyun menggelengkan kepalanya dan segera membuang pikiran anehnya jauh-jauh.
Ia menatap sendu piringnya dan seketika nafsu makannya hilang karena teringat pada sang bunda. Jaehyun menghela napasnya panjang lalu mengusap pelan air matanya yang jatuh di kedua pipinya.
Jaehyun memutuskan untuk berhenti makan, entah mengapa ia sudah kenyang. Jaehyun mengambil nampannya dan berjalan dengan sedikit tertatih menuju dapur.
Sesampainya di dapur, Jaehyun terkejut melihat seseorang yang ia tak kenali sama sekali sedang menuangkan susu ke dalam gelas dengan memakai pakaian seperti dirinya, Jaehyun yakin dia bukan orang asli di rumah ini. Maksudnya orang pendatang sama seperti dirinya.
"Oh hai,"sapanya ramah dengan senyuman tipis.
"H-hai.." Jaehyun membalasnya dengan senyuman kikuk dan pemuda manis itu terkekeh pelan.
Jaehyun menaruh nampan berisi makanannya di atas meja. Pemuda manis itu menatap dirinya lalu nampannya dengan bergantian.
"Kau tak memakannya? Apakah makanannya tidak enak?"tanya pemuda itu.
"A-ah tidak.. aku sudah kenyang,"jawab Jaehyun dengan cepat. "Apakah kau yang memasak ini?"tanya Jaehyun hati-hati.
"Oh tentu saja bukan aku.. yang memasak makanan kita adalah seorang chef dunia,"jawab pemuda manis itu membuat Jaehyun bernapas lega.
"Kenalkan namaku Renjun." Pemuda manis itu, Renjun, mengulurkan tangannya.
"Jaehyun." Tentu saja Jaehyun menerima uluran tangan itu dan menjabatnya.
"Tunggu. Apakah kau Jung Jaehyun?"tanya Renjun dengan wajah seperti menelisik.
"Y-ya.."jawab Jaehyun dengan sedikit bingung.
"Apakah kau dulu bersekolah di We Young Senior High School? Kelas XI MIPA-3? Anak basket?"tanya Renjun bertubi-tubi.
Eh? Apakah Renjun ini seorang cenayang?
"Dari mana kau tau semuanya??"tanya Jaehyun yang menjadi sangat bingung.
"Jika benar, maka aku adalah adik kelas mu." Renjun menampakkan senyumannya.
"Lalu, bagaimana kau tahu semua tentangku? Aku bahkan tak mengenali mu."
"Tentu saja aku mengenalimu.. semua warga sekolah pasti mengenalimu karena kau adalah anak famous, kau adalah pangeran sekolah, kau adalah anak emas." Jaehyun cengong mendengar jawaban Renjun. Bahkan dirinya saja baru tahu kalau dia dulu adalah anak famous.
"Umm... bagaimana bisa kau ada di sini?"tanya Jaehyun yang penasaran dengan Renjun.
Mendengar pertanyaan Jaehyun, Renjun menghela napasnya panjang lalu menatap mata lawan bicaranya.
"Orangtuaku, mereka suka bermain judi. Mereka menghabiskan uang banyak hanya untuk bermain judi, sampai akhirnya perusahaan ayahku mengalami kebangkrutan dan kami jatuh miskin. Orangtuaku tetap ingin bermain judi tetapi tak memiliki uang dan akhirnya mereka menjadikanku bahan taruhan. Lalu sampailah aku di sini,"jawab Renjun sambil tersenyum miris meratapi nasib buruknya.
Jaehyun yang mendengarnya turut sedih, tanpa sadar ia menitikkan air matanya membuat Renjun sedikit terkejut.
"Hei.. kenapa kau yang menangis?"
Bukannya menjawab pertanyaan Renjun, Jaehyun justru memeluk tubuh kecil itu dan ia terisak. Renjun terdiam. Namun tak lama kemudian pertahanannya mulai runtuh. Ia membalas pelukan Jaehyun dan Renjun juga menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ 𝐌𝐢𝐧𝐞 ❞-𝙹𝚘𝚑𝚗.𝙹𝚊𝚎
FanficKisah miris kehidupan seorang Jung Jaehyun yang harus berakhir di tempat pelelangan. Sang Ayah dengan teganya membawa dirinya ketempat pelelangan di pasar gelap. Jaehyun sendiri tidak mengerti apa salahnya, bahkan ia tidak mengerti sekarang dirinya...