Nine

12.8K 1K 72
                                    

Seorang pemuda bertubuh gembul yang memiliki nama Jaehyun sedang asyik mengobrak-abrik isi dalam kulkas, sepertinya ia sedang mencari snack kesukaannya.

"Hai."

Mendengar sapaan tersebut, Jaehyun langsung menoleh ke belakang. Mendapati Renjun yang sedang menuangkan air di gelas kosong sembari tersenyum manis ke arah nya.

"Hai juga-eh?" Pandangan Jaehyun menjadi salah fokus ke belakang Renjun.

"Eung? Ada apa?" Karena penasaran, Renjun menoleh ke belakang.

Mereka terdiam ketika melihat sang pelayan sedang menuntun seseorang yang mereka tak ketahui namanya itu. Renjun dan Jaehyun meringis ketika melihat banyak luka lebam di sekujur tubuh pria tersebut.

"Kau membawanya keluar?"

Suara bariton itu membuat semua yang ada di sekitar menoleh kearahnya namun seperti biasa, ia acuh.

"Iya Tuan Jaemin, Tuan Lucas yang menyuruh saya untuk mengajak Tuan Mark keluar supaya tidak stress." Sang pelayan nampak membungkukkan badannya sopan.

"Aku tidak ingin dia mati bunuh diri karena stress, nanti hukumanku selama ini akan terasa sia-sia sebab aku belum mendapatkan jawaban atau informasi darinya,"ucap Lucas yang tiba-tiba datang.

"Kau paksa saja, gampang kan?" Jaemin mulai merengkuh pinggang ramping Renjun dan mengendus leher jenjang tersebut.

"Sudah kulakukan namun nampaknya mulut kecil ini tetap tak ingin berbicara apapun." Lucas sedikit mengangkat dagu Mark menggunakan telunjuknya dan tentu saja pria mungil itu langsung membuang wajahnya agar jari Lucas terlepas dari dagunya.

Jaehyun yang tak mengerti apapun hanya berdiri didepan kulkas sembari memakan camilan yang ada di tangannya. Ia juga menatap bingung ke arah orang-orang di sana satu persatu

'sepertinya di sini sedang ada masalah, aku harus pergi,'batin Jaehyun.

Namun di saat ia hendak pergi, netranya bertemu dengan netra milik Mark. Dan tatapan Mark seakan-akan meminta Jaehyun agar tetap tinggal di sini.

Karena bisa saja Lucas ataupun Jaemin melakukan suatu hal yang lebih gila kepada dirinya. Entah mengapa Mark merasa jika Jaehyun cukup berkuasa di sini, mengingat Jaehyun adalah barang milik Johnny.

Siapapun pasti tak akan pernah berani mengusiknya sebab pemiliknya yang dikenal garang dan tentu saja paling berkuasa.

"Ekhem.. umm J-Jungwoo bisa t-tolong masakkan a-aku sup?"pinta Jaehyun dengan sedikit terbata pada Jungwoo yang kebetulan sedang lewat.

"Baiklah, dengan senang hati,"jawab Jungwoo dengan senyuman manis yang selalu ia tampilkan itu.

"Aku akan pergi, jaga dia dan jangan sampai kabur!"perintah Lucas yang segera di angguki oleh sang pelayan.

Sebelum pergi, Lucas juga menyuruh beberapa bodyguard untuk mengawasi Mark dari jauh supaya mainannya tidak pergi.

Lucas mendekat kearah Mark lalu mengusap pipi tirus itu dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku akan pergi sebentar. Jangan rindukan aku."

"Cuih! Aku tidak akan sudi merindukan bajingan seperti dirimu!"umpat Mark seketika.

"Hahaha baiklah, dengar!" Lucas menggantungkan ucapannya dan mencengkram kuat rahang kecil itu membuat sang empu meringis karena luka lebamnya yang ditekan. "Jangan sampai kau coba-coba kabur dari sini, kalau kau masih mencobanya.. maka siap-siaplah aku akan memberikanmu hukuman yang lebih dari sebelumnya."

Setelah memberikan ancaman tersebut Lucas pergi begitu saja dengan seringai lebarnya kemudian terganti dengan wajah datar nan dinginnya.

"Jay.."

❝ 𝐌𝐢𝐧𝐞 ❞-𝙹𝚘𝚑𝚗.𝙹𝚊𝚎 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang