Shana sedang duduk santai di gazebo belakang cafe yang langsung menghadap ke taman mini yang ada air mancur dan kolam ikan, tempat khusus yang dia design sendiri untuk beristirahat diwaktu masih baru merintis cafenya dulu, meskipun sudah sukses Shana masih ikut turun tangan sendiri jika cafe sedang dalam keadaan ramai dan dia lebih suka mengerjakan pekerjaannya di gazebo cafe meski sudah ada kantor sendiri.
"Ini minumnya Kak," seorang karyawan mengantarkan minuman yang dia pesan.
"Oh, ya, terima kasih, oh ya nanti kalau ada Rolland suruh langsung kesini ya," pesan Shana.
"Siap Kak," jawab pelayan yang mengantarkan minuman untuknya.
Sambil menunggu kedatangan Rolland dia kembali berkutat dengan macbook yang sejak tadi menyala menampilkan beberapa pekerjaan yang sedang dia kerjakan. Terlalu serius dengan macbooknya hingga Shana tak menyadari jika Rolland sudah ada di dekatnya sejak beberapa menit yang lalu.
Rolland hanya tersenyum memandang adik sepupu yang sudah dianggap seperti adik kandung sendiri sedang fokus pada pekerjaan dengan mimik wajah yang sangat serius hingga tak menyadari kehadirannya, Rolland memutuskan melepas sepatu yang dia kenakan dan langsung duduk begitu saja.
"Eh, Abang, sudah datang," kaget Shana.
"Sibuk banget ya, hingga gak sadar Abang sudah disini," sindir Rolland.
Shana menyengir lucu, membuat Rolland gemas lalu mengacak rambut Shana sambil tertawa.
"Sudah makan?" tanya Rolland.
"Ish, seharusnya aku yang tanya begitu sama Abang, kan Abang yang baru dari kantor."
"Belum, makanya kesini mau minta makan."
"Abang mau makan apa?"
"Apa aja yang penting gak beracun."
Shana meraih ponselnya lalu menelepon seseorang untuk memesan makanan, tak berapa lama pesanan mereka datang, sambil mengobrol mereka menyantap makanan bersama.
"Savira kemana dek, tumben pisah sama kamu?"
"Dia lagi di kantor, paling juga nanti nyusul kesini."
"Kamu udah lama gak main kerumah, Mama ngomel-ngomel terus ke Abang, dikiranya Abang jailin kamu terus bikin kamu malas kerumah."
Shana tertawa terbahak mendengar aduan dari Abangnya yang terus disalahkan jika Shana lama tidak berkunjung kerumah Tantenya.
"Abang sih kalau kumat jail gak kira-kira."
"Habis, kalau gak ada kamu atau Savira, Abang mau jailin siapa, mau jailin Mama nanti Abang kena usir gagal dapat warisan."
"Gila kamu Bang."
Mereka tertawa bersama di sela makan siang, memang sudah lama mereka tidak bertemu secara langsung, hanya berbalas chat melalui media sosial yang tak pernah absen mereka lakukan walau hanya sebatas menanyakan kabar.
"Abaaaaaaang."
Teriakan melengking yang sudah dipastikan siapa pemilik suara itu, ya, Savira sedang berlari kecil menuju gazebo, begitu sampai dia langsung menubruk badan Rolland dan menguyel-uyel rambut pria itu hingga hampir tersedak karena sedang mengunyah makanannya, mereka bertiga tertawa mengundang perhatian dari pengunjung cafe yang lumayan ramai di jam makan siang.
"Mentang-mentang udah tunangan ya, jarang nengok adik-adiknya." gemas Savira sambil mencubit pipi Rolland yang mengaduh kesakitan.
"Iya tuh Sav, kita sama sekali gak dikasih tahu mukanya tunangan Abang, jahat banget dia," Shana ikut mengompori.