"Shana!"
"Kak Miska!"
Kedua orang itu sama-sama terkejut, detik berikutnya wanita yang dipanggil Kak Miska oleh Shana langsung memeluk tubuh gadis itu dengan erat.
"Kamu disini dulu, jangan kemana-mana, oke, tunggu sebentar, kebelet," ucap Miska setelah melepas pelukannya dan ngacir menuju salah satu bilik, Shana yang melihat itu hanya menggelengkan kepala lalu dia menyandarkan tubuhnya di dinding toilet sambil mengusap keningnya yang masih terasa sakit.
Selesai dengan urusannya Miska mencuci tangan dan mengeringkannya lalu menghampiri Shana yang berdiri bersandarkan dinding toilet.
"Kontak dan alamat kamu mana?" tanya Miska tanpa basa-basi.
Shana mengulum senyum lalu mengulurkan ponselnya dan langsung diambil oleh Miska, dia segera mengetikan nomor pada ponsel Shana.
"Nanti aku hubungi Kakak,okay," ucap Shana.
"Sure, aku buru-buru Shana, klienku sudah menunggu, aku harap kamu benar-benar dan segera menghubungiku," ucap Miska.
"Iya, gih temui klien Kakak," usir Shana.
"Maaf untuk keningnya ya," setelah mengucapkan kalimat maaf, Miska berlalu dari hadapan Shana.
******
Shana tersenyum mengingat pertemuannya dengan Miska yang konyol tempo hari, dan sejak itu Shana belum juga menghubungi Miska, sengaja, Shana ingin membuat Miska kesal dengan ulahnya.
Miska Xela, wanita karir rekan bisnis sekaligus sahabat baik mendiang Papanya, meskipun umur mereka terpaut jauh, namun tak menghalangi persahabatan keduanya.
Beberapa kali Shana bertemu dengan Miska, bahkan mereka sudah akrab layaknya teman, begitu juga dengan Savira, beberapa kali juga mereka terlihat menghabiskan waktu bersama bahkan Miska pernah mengajak mereka untuk berlibur. Namun tiba-tiba Miska menghilang begitu saja, ayahnya sempat bingung, kabar terakhir yang beliau dapat Miska sedang berada di Jepang setelah itu mereka hilang kontak hingga ayah Shana meninggal.
"Senyum-senyum sendiri, gila ya ngana," tegur Savira lalu duduk di samping Shana.
"Dih enak aja, ingat pertemuan kembali sama Kak Miska yang konyol tempo hari," jelas Shana.
"Oh, kirain udah gila, udah kamu hubungi Kak Miska?"
Shana tersenyum lalu menggeleng, Savira hanya mengendikkan bahu, lalu dia mengambil sesuatu di tasnya dan menyerahkan pada Shana.
"Apa ini?" tanya Shana, menerima sebuah kertas seperti undangan.
"Lihat aja."
Shana perlahan membuka kertas yang terlipat dan bertali pita berwarna pink itu, dengan seksama dia membaca tulisan yang tertera disana.
"Undangan reuni SMK?"
"Iya, dateng gak?"
"Kamu?"
"Aku ikut kamu aja Shan, kamu dateng aku juga dateng, engga ya aku juga engga."
"Dateng aja, hargai yang bikin acara."
Savira mengangguk kosong, lalu menghembuskan nafas beratnya, dia sangat tahu bagaimana perasaan Shana jika melihat sekolah itu, sekolah yang penuh kenangannya bersama Hera, Savira khawatir jika nanti disana Shana justru semakin terluka oleh rindu yang tak pernah berunjuk temu.
*******
Shana sedang duduk santai di gazebo cafenya, menunggu Miska yang akan datang menemuinya, Shana memilih menyudahi permainannya dan menghubungi Miska, sesekali dia mengecek ponselnya barangkali ada notif dari Miska.