14.

2.6K 158 4
                                    

Dua bulan setelah kejadian kecelakaan itu, Shana sudah dinyatakan sembuh total oleh dokter, dia pun sudah bisa berjalan dengar lancar tanpa bantuan kursi roda maupun kruk, beruntung tidak ada masalah berarti yang di derita Shana saat itu, hanya luka pada kepala yang berimbas gegar otak dan beberapa luka lecet di beberapa bagian tubuhnya, yang paling parah adalah kaki ada tulang yang patah namun sudah di tangani dokter dan sekarang Shana tidak perlu lagi khawatir.

"Bagaimana, apa masih sakit untuk berjalan?" tanya Savira.

"Masih sedikit sakit sih tapi gak apa-apa kok Sav, asal aku gak kelamaan berdiri dan berjalan."

"Baguslah."

Savira memeluk Shana erat, dia sangat mengkhawatirkan keadaan saudara angkatnya itu kini dia bisa lega karena saudaranya sudah sembuh.

"Makasih ya," ucap Shana tulus.

"Jangan berterima kasih, sudah seharusnya kan aku merawatmu, karena kamu saudaraku satu-satunya yang aku miliki."

"Hei, ada apa nih, kok peluk-pelukan, ikut juga ah."

Miska yang baru saja datang kerumah Shana, begitu melihat dua orang penghuni rumah sedang berpelukan seperti teletubies dia langsung ikut berpartisipasi.

"Kakak dari mana?" tanya Shana saat pelukan mereka sudah terlepas.

"Dari kantor polisi."

"Apakah yang itu jadi?"

"Iya, aku sudah mencabut tuntutan dan aku minta perkara ini di tutup."

"Baguslah."

"Keluarga Rolland juga sudah membatalkan pertunangannya," ucap Miska.

"Biar itu menjadi pelajaran buat dia, tapi kalau dia masih punya otak sih," balas Savira.

"Semoga saja setelah ini dia sadar," ucap Shana.

Semua terdiam dengan fikirannya masing-masing, hingga akhirnya suara bel pintu mengagetkan mereka semua.

"Biar aku saja," ucap Miska lalu berjalan ke arah pintu.

Shana memilih merebahkan dirinya di sofa dengan paha Savira sebagai bantal kepalanya.

"Halo everibadi," sapa tamu sambil berjalan kearah Shana dan Savira diikuti Miska dari belakang.

Shana sedikit menegakkan badannya menatap tamunya dengan pandangan heran,"Isa?"

"Hai Shana."

"Hai, baby aku datang lagi," Isa langsung mendekati Savira dan mengecup keningnya.

"Oh,h-hai."

Shana yang sudah duduk sepenuhnya mengernyit heran dengan sikap Savira yang seperti salah tingkah, dan apa itu? Ada rona merah menghiasi pipi Savira.

"Sejak kapan kalian akrab?" tanya Shana dan Miska bersamaan.

"Surprise, ya kan baby?" ucap Isa mencari dukungan sambil mengerling kearah Savira.

"I-iya," jawab Savira kikuk.

"Kamu hutang penjelasan padaku Sav," kata Shana sambil menatap Savira intens.

Yang ditatap hanya menyengir sambil menggaruk tengkuknya kikuk.

*****

Throwback dua bulan lalu.

Shana sedang berada di cafenya, membantu pekerjaan karyawan cafe yang sedang banyak pengunjung, beberapa pengunjung sedang merayakan sesuatu yang entah apa itu yang pasti disalah satu sudut yang ada meja panjangnya sedang full orang berkumpul, otomatis perayaan dadakan pengunjung tersebut membuat karyawan cafe Shana kerepotan karena mendadak dan tanpa persiapan, ditambah harus melayani pengunjung lain yang bertepatan dengan jam istirahat kantor yang lumayan panjang jika hari jum'at.

Shana (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang