Shana sedang duduk di sofa sambil menonton film horor sambil melakukan video call dengan Miska dan ditemani Savira yang mengerjakan tugas kantor.
"Kak, laper," teriak Savira.
"Tuh Savira laper," ucap Shana pada Miska.
"Kamu laper juga gak?" tanya Miska.
Shana mengangguk sambil tersenyum, Miska terlihat mengambil ponselnya yang lain dan langsung sibuk mengetikkan sesuatu pada ponselnya. Shana tersenyum saat Miska menunjukan layar ponsel padanya yang telah memesan makanan melalui ojek online untuk mereka berdua.
"Pengertian banget sih," puji Shana.
"Iya dong," sahut Miska.
"Emang Kakak sudah makan?" tanya Shana.
"Belum sih," jawab Miska sambil nyengir.
"Tuh kan, gitu malah pesenin kami makanan dia sendiri malah belum makan," omel Shana.
"Yang terpenting tuh kamu dulu, baru aku," jawab Miska.
"Woy, tolong ya woy, disini ada yang jomblo woy, di kondisikan mesranya woy," seru Savira tidak santai.
Miska dan Shana kompak tertawa, lalu mereka kembali fokus dengan kegiatan masing-masing, saat sedang menikmati film horor, bel rumah mereka berbunyi, Shana menyuruh Savira untuk membuka pintu siapa tahu itu ojol yang mengantarkan makanan mereka.
Namun dugaan mereka salah, Savira malah kembali bersama Hera membuat Shana mengernyit heran, namun dia cuek dan kembali melihat ke layar tv yang masih menayangkan film dan sesekali melihat kearah ponselnya yang masih menampilkan Miska yang sedang fokus pada layar macbook dihadapannya, sesekali mereka saling melempar senyum lalu fokus lagi pada pekerjaan masing-masing.
"Hai, Shan," sapa Hera yang sudah duduk di single sofa disebelah kiri Shana.
Shana hanga melirik sekilas dan bersikap tidak perduli dia masih fokus pada film yang semakin seru adegannya.
"Tadi Tante Martha nyuruh nganterin makanan buat kalian, Rolland sedang keluar kota jadi beliau nyuruh aku nganterin," jelas Hera yang sayangnya Shana tetap tidak perduli.
Savira kembali dengan membawa nampan berisi minuman hangat dan beberapa camilan juga kue yang di bawa oleh Hera.
"Shan, kamu mau makan gak, dibawain ayam bakar tuh sama Tante?" tanya Savira.
Shana menggeleng pelan lalu mengambil camilan dan membawanya kepangkuannya. Savira mengerti karena dia sendiri sangat tahu jika Tante Martha, ibu dari Rolland, tidak akan pernah mengirimi mereka makanan yang pasti beliau akan mengundang mereka untuk makan dirumahnya, selalu begitu dari dulu.
"Kaaaaak," panggil Shana sedikit berteriak.
"Apa Shan, kenapa?" jawab Miska dengan nada sedikit kaget.
"Mau boba," ucap Shana sambil manyun lucu.
"Makanannya belum datang ya? Itu tadi sudah sama minumannya kok pesannya," balas Miska.
"Belum ih, ojolnya lama," kesal Shana.
"Kan sudah aku bawain makanan, makan itu aja Shan," sela Hera.
Miska yang mendengar suara orang lain seketika menghentikan pekerjaannya dan menatap lekat Shana melalui layar ponselnya, seolah mengerti arti tatapan Miska, Shana mengetikan pesan dan memberi isyarat pada Miska untuk membuka pesan yang dia kirim.
"Aku kesitu, tunggu ya," ucap Miska setelah membaca pesan yang Shana kirim.
Shana terkikik geli melihat tingkah Miska, namun dia juga senang Miska kerumahnya setelah beberapa hari mereka tidak bertemu karena kesibukan Miska, Shana yang melarang Miska menemuinya, dia tidak ingin Miska kecapean dan sakit.
"Hati-hati di jalan, jangan ngebut," pesan Shana pada Miska.
Shana kembali fokus melihat film yang masih terputar di layar tv. Sesekali terdengar obrolan antara Savira dan Hera, namun Shana tidak berminat untuk bergabung dengan mereka. Tak lama terdengar bunyi bel pintu dan Savira langsung berdiri dari duduknya lalu berjalan kearah pintu, beberapa detik kemudian Savira kembali menenteng satu kotak pizza beserta minumannya.
"Nih, makananmu dateng," ucap Savira sambil menaruh kotak pizza diatas meja dan membukanya.
Wajah Shana berbinar melihat pizza kesukaannya terhidang di meja beserta minuman favoritnya juga ada disana, dengan bahagia dia segera mencomot sepotong pizza dan langsung melahapnya.
"Jangan banyak-banyak makan junkfood," tegur Hera tidak suka.
"Dia sudah lama gak makan pizza, burger dan junkfood lainnya, jadi aman," bela Savira sambil menyuap pizza ke dalam mulutnya, tidak lupa dia menawari Hera.
Menit demi menit berlalu, Hera masih setia duduk ditempatnya seperti enggan beranjak dari sana, padahal aura yang muncul disana sangat terasa jika tuan rumah enggan dengan tamunya.
Miska telah sampai dan langsung masuk begitu saja tanpa harus dia mengetuk atau menekan bel, bahkan dia punya kunci cadangan rumah Shana. Dia langsung berjalan kearah dimana Shana sedang berada.
Shana yang melihat kedatangan Miska terlihat senang, tanpa canggung Miska mengecup kening Shana begitu juga dengan Savira, karena sudah kebiasaannya melakukan hal itu sebagai bentuk kasih sayangnya terhadap kedua gadis itu. Miska langsung duduk disamping Shana.
"Makan dulu Kak,itu masih ada pizzanya," suruh Shana.
Miska melihat kearah meja dimana ada banyak makanan disana, beberapa dari Hera yang sengaja Savira bawa ke meja depan tv.
"Eh ada ayam bakar, boleh dimakan?" tanya Miska.
"Boleh Kak, makan aja, bebas, nih aku juga lagi makan," jawab Savira sambil melirik kearah Hera yang terlihat tidak suka.
"Udah malam, aku pulang dulu ya," pamit Hera.
"Loh, buru-buru, aku baru aja datang," basa-basi Miska.
"Aku udah lama disini, takut kemalaman, sendirian soalnya," balas Hera sambil berdiri dari duduknya.
Savira terpaksa berdiri lagi, dia mengantar Hera sampai di depan pintu. Begitu Hera pergi dari hadapannya, Shana tertawa terpingkal-pingkal karena melihat ekspresi Hera yang tidak suka melihat Miska memakan makanan yang dia bawa.
"Kamu kenapa?" tanya Miska bingung.
"Habis obat kali dia ni," sahut Savira mengejek.
"Kakak nginep sini kan?" tanya Shana setelah kembali menormalkan diri.
"Pulang, besok pagi-pagi harus ke kantor ada rapat direksi," jawab Miska.
"Lah, terus kesini tadi ngapain?" heran Savira.
"Minta makan," jawab Miska sekenanya.
"Minti mikin, hilih, KNTL," olok Savira, yang sebenernya tahu alasan kenapa Miska tiba-tiba berada dirumahnya.
"Sav, itu mulut kok makin lama makin busuk kek tai sih," tegur Shana.
Savira tak menghiraukan omelan Shana, dia pergi begitu saja membiarkan kedua makhluk itu berduaan.
"Yaudah, aku pulang juga deh, udah malam nih," pamit Miska sambil berdiri dari duduknya.
"Iya, hati-hati yah, udah malam, sampai langsung istirahat," pesan Shana.
"Ngoghey," jawab Miska.
Mereka berjalan beriringan menuju pintu utama, setelah Miska pulang Shana memastikan kembali pintu dan jendela sudah terkunci semua, barulah dia langsung masuk ke kamar Savira, malam ini dia ingin tidur bersama sahabatnya itu.
*****