Empat bulan setelah kejadian dimana Shana mengetahui Hera yang selama ini dia tunggu kepulangannya menjadi tunangan kakak sepupu yang paling dia hormati dan juga sayangi, Shana sudah tidak lagi mempermasalahkan hal itu dan mencoba mengikhlaskan semuanya, tapi jika ditanya apakah dia mengijinkan Hera kembali memasuki kehidupannya tentu saja jawabannya adalah tidak, kecuali jika Hera muncul bersama Rolland, mau tidak mau Shana harus berhadapan dengannya.
Sore ini rencananya mereka akan pergi ke mall untuk berbelanja dan juga nonton tentu saja Miska akan ikut karena memang yang mengajak adalah Miska.
"Nyet, udah selesai belum dandannya, Kak Miska udah dateng nih," teriak Savira dari luar kamar Shana.
Shana yang mendengar teriakan dari Savira segera bergegas, setelah memastikan semua sudah siap dan tidak ada yang tertinggal dia segera keluar dari kamar.
"Ayok," ajak Shana semangat.
"Semangat banar ya kalau belanja," ledek Miska.
"Iya, kan ada Kakak bisa bayarin belanjaanku, hahaha," balas Shana.
"Ah aku di palak sepertinya," ucap Miska akting lemas karena di palak.
"Woy, ayo woy, keburu mallnya tutup woy," teriak Savira lagi dan lagi.
Mereka berdua bergegas keluar dari rumah menyusul Savira yang sudah menunggu di teras, setelah memastikan pintu di kunci dengan benar, ketiganya berjalan beriringan menuju mobil Miska yang di parkir di luar pagar rumah. Tiba-tiba mereka dikejutkan oleh kedatangan Rolland bersama dengan Hera, langkah mereka terhenti lalu saling tatap.
"Kalian mau pergi ya?" tanya Rolland begitu sampai di hadapan mereka.
"Iya Bang, kami mau pergi belanja," jawab Savira mewakili.
"Kebetulan, Abang nitip Hera ya, dia mau belanja tapi Abang gak bisa nemenin harus rapat dengan klien satu jam lagi, gak apa-apa kan?" tanya Rolland sedikit merasa tidak enak.
"Iya Bang gak apa-apa," jawab Savira terpaksa.
"Yaudah, Abang tinggal ya, masih harus ada yang di urus, maaf sudah merepotkan," pamit Rolland.
Sepeninggalnya Rolland, semua menjadi diam tak bergeming tak tahu harus bersikap seperti apa, Shana langsung pergi begitu saja berjalan kearah mobil dan masuk dengan membanting pintu sedikit lebih keras, Miska dan yang lain pun juga mengikuti Shana masuk ke dalam mobil dalam diam.
Miska tak segera menyalakan mobilnya, dia mengambil ponsel yang tergeletak di dasboard lalu mengetikan sesuatu disana.
Tak lama ponsel Shana berbunyi, dia segera membuka pesan yang masuk dalam ponselnya, seketika bibirnya tersenyum, tapi setelah itu berubah cemberut membuat Miska yang melihat ekspresi Shana menjadi gemas sendiri.
"Tenang, jangan marah-marah begitu, kan ada aku," pesan yang di tulis Miska untuk Shana.
*****
Sesampainya di mall, mereka tak segera menuju bioskop tapi mereka akan belanja terlebih dahulu, mereka juga sudah memesan tiket untuk berempat agar tidak kehabisan.
Hera hanya bisa memandangi Shana yang berjalan di depannya bergandengan tangan dengan Miska, ada perasaan tidak suka melihat tangan Shana di genggam erat oleh Miska, namun sebisa mungkin dia menahan perasaan itu.
"Kak, lihat sepatu yuk," rengek Shana manja pada Miska yang di balas dengan anggukan.
Lalu mereka berempat memasuki toko sepatu yang memiliki brand terkenal seantero dunia. Shana melihat-lihat model sepatu yang ingin dia beli, ditemani oleh Miska, sedang Savira sudah berkeliling sendiri memilih apa yang dia ingini, Hera juga melihat-lihat sepatu yang di pajang berjajar disana, meski tidak berminat namun dia berusaha menyibukkan diri.